Tahanan
Bukan untuk pertama kalinya ia tidur berlaskan tanah. Bukan untuk pertama kalinya ia tidur bersama hewan dikegelapan dan bukan untuk pertama kalinya juga ia tidur dalam ketakutan. Tapi haltiu tidak pernah ia pedulikan karena ia menyukainya meski yang dilakukannya tidak nyaman. Namun kali ini snagat berbeda, hatinya dipenuhi dengan kebcnian karena ketidak adilan. Sara digiring, tangannya diikat dan matanya ditutup oleh kain. Ia tidak bisa melihat dan bergerak hanya telinganya yan gterus mendegar caciaan dan ejekan, ia juga ada menerima lemparan dari orang-orang yang membencinya karena mengettahui kejadian itu, bahkan tangannya sakit karena diperlakukan layaknya tahanan sesungguhnya tidak memperdulikan jika ia seorang bangsawan ataupun wanita. Orang sangat mudah sekali membenci hanya dengan mendengar ucapan orang-orang saja tanpa mengetahui kejadian yang sebenarnya. Dunia ini benar-benar tidak adil jika memang akn berujung seperti ini, ia rela untuk menjadi Lingga yang senang membunuh dan merampas tanpa harus memperdulikan siapa dirinya yang penting ia puas setelah melakukannya.
Perlahan suara orang-orang mulai tidak terdengar ditelinga Sara tapi ia mendengar suara kuda dan Saara disuruh untuk naik ke atas kuda itu dengan paksaan dan tidak dihormati. sara cukup menelan ketidak adilan dan kebencian ini biarkan untuk sementara ini ia makan semuanya sampai suatu saat ia akan memuntahkan semua yang telah ia lahap. Ia duduk meringkup tubuhnya dalam keadaan mata tertutup dan terikat. Suara gerbang besar yang berdecit itu dibbuka perlahan, ia tidak tahuakan dibawa kepenjara mana yang dimaksud, ia pikir akan dikurung dipenjara yang ada dikerajaan ini. Sara tidak terdengar suara apapun, ia yakin perjalanan ini sepertinya cukup jauh. Ia tidak mengerti kesalahan seperti itu harus dipenjarakan ditempat yang jauh seperti ini, darah Sara memanas dan ingin membunuh. Disaat seperti ini sialnya ia teringat kepada ayahnya yang ia benci, entah kenapa Sara merasa bersalah bahkan ia ketakutan jika keluarganya dipandang sebelah mata, ia takut penduduk menjadi korban karena kejadian ini.
Perjalanan sangat lama, Sara pun tidak mendengar apapun kecuali suara riuh angin dan hewan. Sejenak ia merasa menyesal mengapa ia menyuruh Rawnie untuk membebaskannya tapi sengaja mengirimnya kepenjara, jika tidak ada hubungannya dengan Addrin ataupun kerjaan saat ini Kereta yang membawa Sara pasti sudah dibajak tapi ia menyerahkan semuanya pada Adia yang berada didalam istana dibantu oleh Worri untuk mencari informasi dan juga pada Rawnie untuk mencari diluar istana dengan bantuan Pon. Sara tidak akan pernah pernah memaafkan orang yang elah menjebaknya dengan cara yang seperti. Sara akan menyiksanya terlebih dahulu sebelum orang itu kehilangan nyawanya.
Akhirnya kereta ini berhnti juga, rasanya perjalanan ini sangat panjang dari perjalanan ketika pertama kali perggi ke istana. Suara pintu kereta terbuka, seseorang menyentuh tangannya untuk keluar masih dalam keadaan yang sama. Sara dipapah oleh pengawalnya, ia tidak mendengar suara apapun hanya beberpa prajurit saja mungkin sekitar 4 orang selain suara mereka, ia tidak mendengar suara apapun. Suar pintu perlahan terbuka, ia memasuki dan yang pertama kali ia rasakan adalah hawa pengap dan bau asap mungkin dari obor yang menerangi penjara ini. suar langkah kaki menuruni anak tangga menggema di telinga Sara. penjara ini diyakininya bukanlah penjara yang sembarangan, setelah perjalanan yang cukup melelahkan, kini ia harus menuruni tangga yang sedari tadi tidak sampai ketujuan. Semakin masuk kedalam Sar amulai mendengar riuh orang-orang yang semakin lama semakin jelas mereka berkata kasar, mereka pasti tahanan yang mendekam dipenjara ini. riuh itu semakin ribut saja setelah Sara mendengar mereka yang mayoritas suara laki-laki itu adalah bahagia dan mengucapkan “Akhirnya ada wanita juga”. Sara terkejut dengan ucapan mereka setelah Ia bisa melihat dengan jelas penjara ini. penutup matanya sudah dibuka, Sara kaget karena penjara inni benar-benar gelap dan parah sekali semua yang ada disini memiliki wajah bandit dan penjahat yang terlihat keji. Dan tidak ada satupun wanita yang dipenjara disana kecuali dirinya sendiri. Penghinaan ini semakin dalam untuknya, perlakuan macam apa hanya karena jebakan, Sara dipandang sehina dan sekeji ini.
Para tahanan bersorak sorai dengan keberadaan Sara. Parahnya lagi 1 sel tahanan digunakan oleh beberapa orang. jika seperti ini Sara bisa dibaurkan dengan para lelaki jahat ini, nasibnya kali ini benar-benar hancur. Ia yang sedang digiring menuju selnya terus melihat kekiri dan kenanan, ia tidak mungkin sanggup untuk bersama mereka dalam satu sel. Sara terus berjalan sampai ujuhng ditengah kengerian suara tahanan yang serasa menang melihatnya. Suasananya semakin mencekam, penjara ini tidak hanya gelap, kotor dan menjijikan, bahkan pencahayaannya sangatlah kurang, obor yang sediakan hanya seolah untuk menghindari gelap bukan sengaja memberikan cahaya.
Sara dimasukkan ke sel yang paling pojok dan pastinya sangatlah gelap. Tempat inipun sudah dipastikan tidak akan mungkin ada yang mendengar jika Sara berteriak. Semuanya sangatlah gila, ia tidak mungkinn bertahan hidup di penjara yang seperti ini, yang ada Sara sudah mati sebelum menemukan pelaku yang menjebaknya. Sara sudah menjadi seorang tahanan, sel sudah terkunci rapat dengan gembok yang cukup besar, rasanya sungguh keterlaluan hanya untuk menahan seorang wanita harus diperlakukan rakyatnya seorang penjahat yang sudah memusnahkan satu kerajaan.
“Aku benar-benar tidak menyangka hanya mengurung seorang gadis saja ditahan di sel paling dalam. Apalagi jika Lingga yang tertangkap aku rasa dia akn dikubur hidup-hidup” ujar Sara seraya meraba tempat yang ingin ia duduki. Benar saja yang dipikirkan Sara, sel ini hanyalah beralaskan tanah kering.
“Mungkin kau benar”
Arrrrghhhhh… teriak Sara terkejut dengan suara yang erasa ddari selnya dan itu dupastikan seorang lelaki. Ia pikir sudah merasa aman karena didalm sel ini ia tidak mendnegar suara apapun. Meski ia tidak melihat terlalu jelas karena minimnya pencahayaan rasanya ia tidak melihat seorangpun. “Kau siapa? Dimana dirimu?”
“Sedari tadi aku berada disini. kau saja yang tidak melihatku” ujarnya.
“Ya itu sudha pasti jika aku melihatmu sebelumnya mungkin aku tidak akan bernapas lega sebelumnya”
“Apakau takut?”
“Ya sudah pasti, hidupku sudah dijebak dan berakhir disini. nyawaku serasa hilang separuh melihat para tahanan yang sangat buas”ujar mnejauh dan mendekati dinding yang lebih banyak menerima cahaya.
“Kesalahan apa yang sudah kau lakukan sampai kau bisa sampai dipenjara ini, hanya kau satu-satunya wanita yang ada dipenjata dan dalam seumur hidupku tinggal dipenjara ini baru kali ini ada wanita” jelasnya.
“Aku hanya dijebak oleh seseorang. Entah bagaimana aku bisa bersama didalam kamar bersama Raska lalu…”
“Raska, maksudmu Euraska. Bukankah dia seorang pangeran?” ia memotong kalimat Sara.
“Ya, kenapa kau sangat terkejut sekali?” ujar Sara ketakutan karena ia hampir memperlihatkan rupanya namun ia mundur kembali.
“Kau sepertinya bukan orang biasa bisa bersama Raska” ujarnya.
“Begitupun denganmu kau sepertinya bukan orang biasa” balas Sara.
“Hahahahah…” ia tertawa puas. “Sepertinya orang itu telah salah menjebakmu”
“Apa maksudmu?”
“Sepertinya kau juga cukup pintar, pasti orang yang menjebakmu telah menggunakan hal yang licik kepadamu sehingga kau tidak menyadari jika kau sedang dijebak. Kau pasti akan membalas dendammu” ujarnya mengejutkan Sara.
“Entahlah aku tidak peduli dengan urusannya hanya saja cara yang ia gunakan sungguh rendahan. Aku memang membencinya tapi aku lebih membenci lagi orang itu” sara memeluk kedua kakinya dan menaruh dagunya dilutut.
“Bagaimana bisa ia tidak meminta penjelasan dariku dan tidak menatapku sama sekali”
“Bagaimanapun jika kau seudah berada didalam istana itulah yang akan kau jumpai”
Sara mendongakkan kepalanya dan menyenderkan kepala dna bhunya kedinding sel tahanan. “Aku hanya tidak percaya jika seperti ini caranya mereka menjebakku”.
Cahaya obor itu terpantuk kedalam warna cahaya biru liontin yang digunakan Sara. Ia terbelalak dan langsungmendekati Sara. Sara ketakutann karena lelaki itu tiba-tiba datangmentapnya dna menghampirinya. Sara tersedak ke dinding. Lelaki itu lusuh, dengan rambut yang bernatakan dan jenggot yang sudah panjang. Baju yang compang-camping dan juga wajah yang kotor bahakn ia tidka bisa menebak sudah berapa lama ia berada didalam penjara ini.
“Kau… Kau mau apa” gugup Sara.
Lelaki itu mengangkat tanganya, sara yang sudah berada dipojok sela tahanan tidak bisa berbuat apapun ini mungkin akan menjadi akhir hidupnya dan ia akan bersumpah untuk mengutuk semua yang ada dikerajaan Lasverre. Jari lelaki itu menyentuh kulit Sara yang membuat jantungnya berdebar kencang. Namun ia hanya ingin melihat kalung yang dikenakan oleh Sara.
“Darimana kau mendapatkan kalung ini?” tanyanya sembari membolak balikkan liontin yang dikenakan Sara.
“Yang jelas aku tidak mungkin mencurinya” ujar sara masih dalam keadaan terpojok.
“Bukankah ini kalung milik Addrin” ujarnya membuat mata Sara terbelalak tidak percaya. Ia yang sudah lama mendekam dipenjara bisa mengetahui Addrin.
“Bagaimana kau bisa tahu itu?” Tanya Sara kembali namun rasanya ia merasa sedikit lega setelah mendengar nama Addrin dari mulutnya.
“Ini adalah benda kesayangan pemberian dari kakeknya. Ia bahkan hampir memberikan kalung ini kepada cinta pertamanya namun ia urungkan kembali” ujarnya sedikit menjauh dari Sara dan kini mereka duduk berhadapan.
“Apa maksudmu dia Misha?”
“Kau mengenalnya?”
“Itu sudah pasti, aku dan Misha adalah tunangan pangeran. Tapi siapa kau?” Sara masih waspada meski wajah lelaki itu kini sedikit menangkan Sara.
“Mungkin bisa dibilang aku adalah teman, musuh, tameng, dan lain sebagainya bagi Addrin, hanya saja waktu ketika itu tidak berpihak padaku dan aku berakhir disini” ujarnya sedih.
“Serpetinya kau cukup dekat denganya. apa kau telah melakukan sesuatu pada Addrin?” Tanya Sara kembali.
“Ya akupun dijebak sama sepertimu dan mungkin kini Addrin telah mengira diriku sudah mati. Tapi mengapa kau bisa menjadi tunangan Addrin”
“Semua karena kutukan Addrin dan ia telah menyebar undangan untuk para perempuan yang ada diwilayah kerajaan Lasverre. Aku adalah salah satunya dan juga Misha”
“Kalung itu berada dilehermu. Aku yakin dia pasti mempercayaimu. Aku berharap tidak akan terjadi sesuatu hal yang buruk padanya”
“Apa maksudmu?” Tanya Saa khawatir dengan raut wajahnya.
“Selain Leo dan 3 komandan, hanya taska yang mengetahui keberadaanku didalam oenjara ini dan mungkin hanya Raska satu-satunya orang yang bisa aku percayai, namun aku menyurugnya untuk tidak datang kesini karena pasti akan menaruh curiga dan juga aku melarangnya untuk memberitahu keberadaanku pada Addrin”
“Raska pun bernasib sama sepertiku ia telah dihukum untuk menjaga perbatasan lalu apa hubungannya dengan Misha?”
“Akhirnya sudah tiba, Leo pasti akan melakukan pemberontakan untuk menurunkan Addrin dari tahta kerajaan. Misha adalah perempuan pertama yang dicinnti oleh Addrin tapi Misha sebenanrya sangat mencintai Leo begitupun sebaliknya dan komandan Fradelle adalah orang pertama yang mendukung Leo untuk menjadikannya seorang Raja. Merekalah yang mengirimku kemari” jelasnya membuat Sara lemas.
“Lalu kau siapa?” Tanya Sara memperjelas kembali sebelum ia benar-benar ingin menghancurkan kerjaan itu dan menyelamatkan Addrin.
“jabatan terakhirku aku adalah Komandan Luda, komandan khusus yang melindungi pangeran” ujarnya tegas.
“Aku adalah Saralee Acelin Esvaret aku adalah tunangan Pangeran Addrin. Aku bersumpah untuk menyelamatkan Addrin jika kau ikut aku akan membebaskanmu” ujar Sara lebih tegas dengan tatapan tajamnya.
Tatapan Sara menyiratkan keseriusan dan kekuatan jika ia bukan sedang bermain-main. “Aku mengerti maksudmu aku akan ikut denganmu demi melindungi Addriin hanya saja jangan berharap kau bisa menyelamatkan Addrin tanpa menyelamatkan kerajaannya. Bukan karena tahta tapi melainkan karena tanggung jawab”
“Penobatan itu akan dilaksanakan mungkin kurang dari 2 minggu ini” ujar Sara.
Sara menjalani kehidupan di penjara penuh dengan pemikirannya mencoba mencari strategi untuk menyelamatkan Adrdrin. Jika leo adalah tandingannya bukan hal mudah untuk melawannya ditambah dengan kekuasaan Leo dan Juga orang kepercayaan Leo yang dipastikan banyak pendukungnya. Orang terdekat Addrin saja bisa dilenyapkan keberadaannya tanpa sepengetahuan Addrin. Bukan tidak mungkin anggota keluarganya yang lain. Sialnya Sara teringat kepada Ira jika seperti ini perkaranya pasti yang mengejar Ira adalah orang suruhan Leo.
Kini semua sudah jelas, orang mudah sekali masuk istana pasti buka norang yang sembarangan yang berada dibelakangnya dan sialnya lagi tidak ada orang yang percaya dan berada didekat Addrin. Sara semakin sedih sungguh malang orang yang dicintainya. Ia yang seorang putra mahkota pemegang tahta hidupnya bagaikan Rakyat jelata yang serba kekurangan selalu sendiri dan tidak ada orang yang ingin bersamanya.
Konsep ceritanya menarik dengan sudut pandang istana sentris. walaupun banyak typo. Aku suka, sukses untuk ceritanya. Kunjungi ceritaku juga ya... yang RARANDREW.
Comment on chapter 01. SI BUNGSU