Loading...
Logo TinLit
Read Story - LINN
MENU
About Us  

Tatapan Tersembunyi

Addrin menatap lembut dan dalam wajah tunangan yang memangku kepalanya tertidur pulas, tangan halusnya masih memegang Dahi Addrin. Pertemuan dengannya semua serba kecelakaan dan tidak terduga. Semua karena Air, bulan dan malam. Setidaknya rasa yang pernah ia rasakan sebelumnya ditujukan kepada seorang Wanita. Meski samar terdengar itu cukup mengejutkan baginya mendengar kenyataan. Tapi Ia yakin tidak salah mendengar dan aroma dari Sara cukup familiar, aroma yang mendebarkan hatinya dan sulit terlupakan. Addrin berpikir mungkin ia tidak akan mendapatkan ataupun mencuri kesempatan untuk bertemu denganya. kini ia benar-benar beruntung jika wanita itu ada didekatnya.

Addrin ingin memastikan kembali alasan dibalik Sara melakukan hal itu, bahkan ketika acara pesta pertunangan hanya Sara yang tidak ada didekatnya dan muncul lelaki yang bersama adik tercintanya Ira, meski kasihan dengan keadaan Raska yang kelimpungan mencari Sara disudut istana, Addrin tidak mungkin untuk memberitahunya. Bahkan Addrin sadar jika adiknya menyukai Sara dan pastinya tidak hanya Addrin yang merasakannya. Addrin yang tidak dekat dengan saudara bukan berarti ia tidak mengenal sifat mereka. diantara semuanya hanya Raska-lah anggota kerajaan yang paling dekat dengan rakyat dan mudahh berbaur dengan semua orang. diantara semua yang pernah mendekati dan didekati Raska tidak ada yang sedekat seperti Sara.

Addrin hanya bisa diam dan tidak bisa menyalahakan adiknya, bagaimanapun acara ini tidak hanya diperuntukkan untuk dirinya melainkan untuk semua Pangeran untuk memilah calon pengantinnya. Sepertinya halnya dengan Pangeran kedua yang sudah memiliki calon berkat pertemuan sebelumnya dan sekarang Raska yang sudah menambatkan hatinya kepada Sara. Addrin merasa beruntung karena Sara bisa terpilih menjadi calonnya. Jika benar adanya Sara adalah wanitanya ia tidak akan mungkin melepaskannya walau jika itu untuk Raska, tapi Addrin perlu menimbang kembali, jika ia tidak ingin melepaskannya apakah Sara juga menerima uluran tangannya. Jika iya, apakah Sara rela mati untuknya. Hanya dengan Sara ia merasakan detak jantungnya serasa mati. Addrin benci pada dirinya, jika memang benar adanya kutukan itu. melepas atau menerima Sara ia akan tetap tersakiti tapi hanya itu jalan satu-satunya ia bisa terlepas. Malam itu adalah momen yang pas untuk memberikan kalung pada Sara sebagai Hadiah ulang tahunnya. Walau tanpa hari spesialpun Addrin akan tetap memberinya. Kalung itu adalah kalung berharga milik Addrin, kalung dengan liontin berwarna biru safir sangat indah nan tangguh


Sudah 4 hari berselang, Sara belum bertemu dengan Rawnie, ia ingin segera mendengar kabar tentang keluarganya dan wilayahnya. Tidak hanya Rawnie yang Sara khawatirkan melainkan keadaan kerajaan yang juga sedang genting. Sialnya para perempuan diistana tidak diizinkan untuk mengetahuinya. Hanya kabar angin yang bermacam-macam yang Sara dengar, bahkan selama itu pula ia tidak mendapat kabar dari Addrin dan juga melihat keberadaan Raska yang biasanya tidak diikutsertakan dalam pertemuan apapun. Sara mondar-mandir didekat jendela mengharapkan kedatangan Rawnie sembari menggenggam liontin dari kalung pemberian Addrin. Sara benar-benar khawatir dan benci karena tidak tahu apapun mengenai hal ini. Sara rasanya geram ia terus merutuk dihadapan Adia yang terus memperhatikannya.
Butuh waktu 2 jam menungggu kedatangan Rawnie. Ia berlutut lemas dan mengatur napasnya. Sara bisa membaca yang terjadi dari desahan napas Rawnie.

“Benar apa katamu Nona” Ujar Rawnie murung. “Daerah Toran sudah dikuasai, kini hanya tersisa wilayah Kerdon sebelum Aselin”.

“Aku harus cepat kesana” gelisah Sara.

“Kau tenanglah”

“Bagaimana aku bisa tenang” bentak Sara.

“Kau harus tahu kau berdiri, mungkin kau bisa menggantikan semua orang tapi tidak ada yang bisa menggantikan dirimu. hanya kau sendiri yang bisa melakukan itu. kau jangan terus bersikap egois, kau sekarang bukanlah kau yang dulu. Bagaimana jika keluargamu dan kerajaanmu tahu. Kau harus ingat di Aselin mungkin kau masih bisa menjadi Linn tapi diluar sana kau tahu siapakan” rawnie mengoceh kesal.

“Lalu aku harus bagaimana. Aku tidak bisa tinggal diam seperti ini. ini justru membuatku resah” tukas Sara resah.

“Setidaknya kau bisa melindungi kerajaan ini. aku tidak ingin memberitahumu tapi aku rasa kau harus tahu masalah ini. tidak hanya Kerajaan Daarz saja yang sedang mengincar Laverre melainkan kerajaan lain juga bahkan mereka seolah berlomba untuk mendapatkan daerah kekuasaan disini. Dan aku dengar perang tidak bisa dihindarkan, 4 hari lagi ke empat pangeran akan berperang. Setidaknya kau bisa bersiap disini. Aku mohon untuk kali ini saja kau ikuti keinginanku. Aku akan mencari cara untuk melindungi wilayah kita ataupun Lasverre ini” pinta Rawnie berlutut memohon kepada Sara.

Adia mengikuti apa yang dilakukan Rawnie. “Iya Nona, aku mohon kau jangan bertindak gegabah”

Sara menyerah pada Rawnie dan Adia, ia akan berusaha mengikuti apa yang mereka katakan. Ia telah lupa jika sekarang ini ia bukanlah Linn melainkan Sara yang memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai anggota kerajaan. Sara ingin mendinginkan kepalanya ia tidak tenang sekali dengan keadaan seperti ini, tangannya gatal ingin bertindak namun sangat mustahil baginya. Sara meninggalkan kamar setelah ia mendengar secara rinci keseluruhan peperangan.

Sara berjalan melalui lorong dan dinding besar, ia tertunduk kesal, pikirannya berkecamuk. Seperti yang diduganya ia memang tidak cocok tinggal diistana menjadi seorang putri. Dari semua putri pasti ia yang paling urak-urakan.

Bruggghh…. Keduanya saling tersungkur dan merintih kesakitan.

“Maaf” ujar mereka kompak.

“Kau tidak apa-apa?” ujar mereka kompak kembali dan tertawa.

“Aku bantu kau bangun” ujar Sara mengulurkan tangannya membantu Misha yang sibuk membaca sembari berjalan.

“Terima kasih”ucapya lembut. “Aku harus buru-buru”

“Baiklah” angguk Sara.

Tidak lama Misha membalikkan badannya menghampiri Sara dan menyentuh pundaknya. Sara langsung berbalik namun kini tanpa perlawanan, ia sudah mulai membiasakan dengan sentuhan yang berada diistana ini yang sering sekali menyentuh anggota badannya tiba-tiba.

“Ya ada apa?” Sara terkejut dan menoleh kearahnya.

“Owh tidak apa-apa” geleng Misha tersenyum meninggalkan Sara.

Sara mengangkat kedua bahunya tidak mengerti. Ia kembali meratapi pikirannya, mencoba mencari jalan keluar tanpa ia melanggar keinginan Rawnie. Sama halnya dengan Sara, Misha yang awalnya sedang berpikir tentang hal lain berubah ketika rantai berliontin warna Safir itu melingkar indah di leher Sara. Ia yakin pernah melihat kalung itu, kalung yang tidak sengaja ia lihat disalah satu laci kamar Addrin ketika dulu ia sering bermain dengannya. Misha sangat mengenal tentang Addrin ia bukan tipe orang yang mudah menunjukkan ataupun memberikan apalagi barang miliknya yang berada dikamarnya. Addrin tidak pernah sekalipun menunjukkan kalung itu kepada Misha selama ia mengenalnya, bahkan ia pernah berharap jika kalung itu akan diberikan untukya. Namun sampai sekarangpun jangankan memberi, menunjukkan saja Addrin tidak pernah. Apalagi semenjak kutukan itu datang, Addrin berubah dan sangat berbeda dengan Addrin yang dulu ia kenal.

Misha aneh melihat kalung itu bisa berada di leher Sara, tidak mungkin jika Sara mengambilnya dan memakai terang-terangan jika itu bukan permintaan. Misha membenarkan pikirannya ketika ia melihat Sara keluar dari kamarnya tepat pada hari pertunangan. Mungkin Addrin telah membuka hati untuk Sara. Hanya saja Sara yang jarang sekali muncul dan jarang bersama dengan Addrin bisa mendapatkannya itu. meski Aneh tidak mungkin untuk Misha bertanya kepada Sara ataupun Addrin. Misha lebih baik diam daripada harus bertanya, bagaimanapun itu  adalah masa lalu. 

Sesekali Sara menoleh ke Misha,  ini untuk pertama kalinya ia berbicara sebanyak ini dengan Misha. Wajah Misha yang hampir sama dinginnya dengan Addrin membuat Sara tidak ingin bertanya dengannya. Sara terus berjalan ketaman yang memang menjadi tujuan utamanya, setidaknya ia bisa melihat bunga yang sedang bermekaran indah dan juga pohon yang bisa ia gunakan untuk bertengger sementara menghilangkan kegelisahan batinnnya. Ia sampi di bibir taman, matanya berkeliling menangkap pepohonan yang sesuai kriteriannya, tidak lama ia menemukan pohon yang cukup tinggi dan juga lebat. Sara menyentuh pohon itu, kepalanya melihat kiri dan kanan berharap tidak ada orang yang berada disekitar situ. Dengan gaun panjangannya ia sibakkan sampai diatas lututnya, perlahan ia menaiki pohon itu, setelah mendapat dahan yang sekiranya kokoh dan cukup besar iapun tidur dengan kakinya yang diayunkan. Angin disana sangat terasa dan tidak terlalu kencang karena tertahan oleh dedaunan dan dahan yang sama kuatnya dengan pohon ini.

Sara yang mencari tempat untuk memikirkan cara justru membatin karena ia tidak bisa menolong karena status ia sekarang sangat berpengaruh. Tidak hanya untuk anggota keluarga atupun kerajaan melainkan apa yang akan dilakukannya menjadi contoh untuk calon rakyatnya meski ia tidak menjadi seorang ratu, tapi semua orang mengetahui tentangnya. Sara yang tidak menangkap kehadiran Raska tidak bisa memberikan sedikit cara, bagaimanapunn kabar yang ia dapat dari Rawnie pasti tidak selengkap ia mendapat kabar dari anggota kerajaan. Hanya Raska yang berani ia Tanya. Sara tidak berani bertanya kepada Leo, meski ia terlihat tenang tapi sosoknya jelas sangat menakutkan seperti akan diterkam jika ia dekat dengannya. Beltin, ia tidak pernah tertarik dengan kerajaannya ia hanya senang menguliti pengetahuan yang ada dikerajan ini. Addrin, meski ia calon suaminya tetap saja ada jarak yang membatasinya, jika ia bertanya pada putri ira pun tidak mungkin ia bisa dapatkan kabar, Ira dan dirinya sama-sama wanita. Sara terus menggerutu, ia tidak bisa menemukan cara apapun untuk membantu wilayahnya.

Ia terus bertengger bak anak burung yang sedang menunggu ibunya datan membawa makanan. Ia tidak bisa berpikir bahakn iapun tidak bisa melakukan apapun, ia hanya memainkan dendaunan dan dahan yang ada disana sesekali ia juga mengganggu hewan yang menghuni pohon itu. namun gerakan seseorang membuat lirikannya berubah seketika. Ia melihat puri Ira sedang berjalan seorang diri terlihat tenang namun langkah kakinya jelas seperti buru-buru pergi. Sara membiarkan dan kembali ke kehidupannya sebelum ia menyadari ada seseorang yang bersembunyi dialing dinding dengan panahnya megarah kepada Ira. Sara tidak mungkin bersantai melihat hal ini, ia mengambil ancang-ancang untuk turun dan bersikap seolah putri yang sedang berada ditaman. Dengan segera Ira pergi berlari manja dan manis menghampiri Ira.

“Arrrrgghhh…” Ira tersungkur jatuh ketakutan ketika pundaknya disentuh Sara.

“Kau tidak apa-apa” kata sara mebantunya bangun.

“Aku terkejut, aku bersyukur itu kau” ujarnya sedikit lega.

“Jadi kau sadar jika sedang diikuti” Tanya Sara sukses membuatnya terbelalak.

“Kau mengetahuinya?” Ucap Ira gelagapan karena ketakutan.

“Iya, karena itu aku datang menghampirimu” kataku santai dan memeluknya. “Aku tidak sengaja melihat seseorang terus mengawasimu dan itu bukanlah pelayan ataupun prajurit kerajaan ini”

Ira menarik tangan Sara berharap tidak ada lagi yang mengejarnya. Sara mengikuti langkah kaki Ira membawanya pergi kemanapun ia inginkan. sangat jelas terlihat dari wajah Ira yang bergitu ketakutan dan memendam rasa tangisnya yang jelas air matanya terbendung dieplupk matanya. Sara mulai mengerti mungkin ini maksud dari Ira yang ingin belajar memegang pedang. Seorang putri sepertinya yang memiliki banyak penjaga seharusnya tidak perlu repot untuk belajar memegang senjata ataupun susah payah berlatih. Sara tidak mengetahui ia yang dengan santainya berjalan kemanapun langkah kaki diistana bisa terjadi hal seperti ini, padahal ia pikir selama dia diistana tidak akan ada yang mungkin berani megincarnya. Namun gelagat Putri Ira membuka matanya, Ira yang kenyataannya seorang Putri sangat terancam berada diistana ini. sara sadar jika seperti ini keadaannya bukan berarti ia akan lolos dan selamat selama tinggal diistana ini.

Sara mulai berpikir panjang lebar, terlalu aneh baginya ada orang yang berani membunuh sang putri. Mereka harusnya tahu hukuman apa yang bisa diterima karena telah berani membunuh sang putri. Bisa jadi kejadian dipesta itu mungkin Ira yang sedang diincar, karena itulah Ira begitu keakutan dan terus meminta maaf ketika Addrin datang dengan wajah tanpa ampun.

“Dimana ini? kemana kau akan membawaku?” ujar Sara yang terus ditarik tangannya tanpa tahu dimana akan berhenti, sedari tadi Ira terus berlari.

Ira tidak mengatakan sepatahkatapun, ia terus berlari dengan wajah masih ketakutan. Ia mengajak Sara melewati beberapa ldinding istana yang dpastikan tidak akan bisa diingatnya. Dnding labirin ini semakin banyak dan jauh saja. Dari dinding dengan dekorasi indah sampai dinding gelap yang hanya dihiasi lampu obor yang meliuk-liuk diterpa angin halus. Ia menuruni tangga. Anak tangga yang tidak terhitung sudah Sara lewati namun tetap saja Ira tidak juga berhenti. Sara cukup lelah mengikuti langkah Ira. Napasnya mulai mnipis dan tubuhnya sudah cukup lelah tidak mampu lagi menopang tubuhnya yang benar-benar lelah dengan keringat yang sedate tadi terus bercucuran belum sempat ia seka.

“Putri, aku sudah tidak sanggup lagi untuk berlari” ujar Sara menghentikan langkahnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • nuratikah

    Konsep ceritanya menarik dengan sudut pandang istana sentris. walaupun banyak typo. Aku suka, sukses untuk ceritanya. Kunjungi ceritaku juga ya... yang RARANDREW.

    Comment on chapter 01. SI BUNGSU
Similar Tags
Mimpi Milik Shira
528      300     6     
Short Story
Apa yang Shira mimpikan, tidak seperti pada kenyataannya. Hidupnya yang pasti menjadi tidak pasti. Begitupun sebaliknya.
LARA
8826      2138     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
A Poem For Blue Day
245      189     5     
Romance
Pada hari pertama MOS, Klaudia dan Ren kembali bertemu di satu sekolah yang sama setelah berpisah bertahun-tahun. Mulai hari itu juga, rivalitas mereka yang sudah terputus lama terjalin lagi - kali ini jauh lebih ambisius - karena mereka ditakdirkan menjadi teman satu kelas. Hubungan mencolok mereka membuat hampir seantero sekolah tahu siapa mereka; sama-sama juara kelas, sang ketua klub, kebang...
Solita Residen
1937      953     11     
Mystery
Kalau kamu bisa melihat hal-hal yang orang lain tidak bisa... bukan berarti kau harus menunjukkannya pada semua orang. Dunia ini belum tentu siap untuk itu. Rembulan tidak memilih untuk menjadi berbeda. Sejak kecil, ia bisa melihat yang tak kasatmata, mendengar yang tak bersuara, dan memahami sunyi lebih dari siapa pun. Dunia menolaknya, menertawakannya, menyebutnya aneh. Tapi semua berubah seja...
Kainga
1482      852     12     
Romance
Sama-sama menyukai anime dan berada di kelas yang sama yaitu jurusan Animasi di sekolah menengah seni rupa, membuat Ren dan enam remaja lainnya bersahabat dan saling mendukung satu sama lain. Sebelumnya mereka hanya saling berbagi kegiatan menyenangkan saja dan tidak terlalu ikut mencampuri urusan pribadi masing-masing. Semua berubah ketika akhir kelas XI mereka dipertemukan di satu tempat ma...
Konfigurasi Hati
568      386     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Cerita Milik Sailendra
533      379     4     
Short Story
Tentang seorang Hara yang diburu rasa ingin tahunya sendiri terhadap seorang Sailendra, lelaki misterius yang tidak masuk akalnya.
KAU, SUAMI TERSAYANG
675      463     3     
Short Story
Kaulah malaikat tertampan dan sangat memerhatikanku. Aku takut suatu saat nanti tidak melihatku berjuang menjadi perempuan yang sangat sempurna didunia yaitu, melahirkan seorang anak dari dunia ini. Akankah kamu ada disampingku wahai suamiku?
Aku Biru dan Kamu Abu
829      483     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
My Andrean
11193      1970     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...