Read More >>"> CHERRY & BAKERY (PART 1) (ANONAME ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - CHERRY & BAKERY (PART 1)
MENU
About Us  

                                                                                                                     Anoname

 

 

Setahun yang lalu, tepatnya ketika kenaikan kelas XI bagi Vella, kedua orang tua Vella pindah ke Italy karena urusan pekerjaan. Vella sendiri memilih ingin menyelesaikan sekolah menengahnya di sini. Baru setelah lulus SMA, dia akan ikut pindah ke Italy. Keputusan ini membuat Vella harus tinggal bersama kakak sepupunya di Jakarta.

Tinggal bersama kakak sepupunya membuat Vella sadar akan banyak hal dan menuntutnya untuk belajar menjadi mandiri. Misalnya dengan memikirkan kebutuhan sehari-hari, memiliki jadwal piket untuk bersih-bersih rumah, menyiapkan makanan, juga termasuk belanja bulanan seperti sore ini.

Sepulang dari Cherry&Bakery, Vella langsung meluncur ke pusat perbelanjaan. Ia diminta menemani Tina berbelanja di sebuah pusat berbelanja Supermart untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

“Kamu tahu nggak, ada tetangga baru di sebelah rumah kita?” Tina menatap adik sepupunya.

“Nggak. Aku saja belum pulang ke rumah seharian ini,” jawab Vella apa adanya. “Tahu-tahu suruh jemput Kak Tina di sini.”

“Gara-gara mobilku kamu bawa ke sekolah—seharian ini aku di rumah, jadi aku tahu ada tetangga baru di sebelah rumah kontrakan kita,” cibir Tina seraya mencubit Vella gemas. “Untung hari ini nggak ada kuliah.”

“Aduh!” Vella mengusap pipinya sambil nyengir. “Maka dari itu aku pinjam mobil Kakak,” sambungnya seenaknya seraya mengusap pipinya.

Tina memicingkan mata. “Aku bilangin ke Mamamu tahu rasa kamu!” ancamnya.

“Iya-iya ampun. Mianhae eonnee... aku nggak akan bawa mobil kakak lagi,ucap Vella segera mohon ampun bak sedang memperagakan apa yang sering dilihatnya dalam drama. “Jadi, siapa tetangga baru kita itu?” tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

Tina makin geregetan. “Ah sudahlah. Besok kamu juga tahu sendiri,” lanjutnya. Dia melenggang pergi sambil mengibaskan rambut panjangnya bak iklan shampoo. Ia bergegas memindahkan barang belanja dari troli ke bagasi mobil.

***

Selama perjalanan tidak banyak percakapan di anatara keduanya. Alih-alih Vella bersyukur, Tina tidak memarahinya seperti yang sudah-sudah. Meski demikian ia menyadari tidak akan mengulangi apa yang telah dilakukannya. Kakak sepupunya adalah mahasiswi semester tiga Fakultas Ekonomi di salah satu universitas di Jakarta. Sementara dia sendiri adalah seorang siswi yang masih duduk di kelas XI SMA.

Setengah jam kemudian mereka tiba di rumah. Begitu turun dari mobil, Vella lekas mengamati deretan rumah di kompleks perumahan ini. Mencoba mencari tahu tetangga baru yang tadi sempat diceritakan Tina.

“Hush! Ngapain jongkok-jongkok di situ?” tanya Tina keheranan melihat adik sepupunya masih berjongkok di depan gerbang rumah tetangganya. “Vella, bantuin bawa belanjaan masuk dulu dong!” Pintanya.

Vella yang semula iseng melongok ke halaman rumah tetangganya, buru-buru masuk ke beranda rumah kontrakannya. Dia hampir lupa dengan kerepotan Kakak sepupunya yang sibuk membawa barang-barang belanjaan. Apalagi dia baru ingat ada satu barang yang tidak seharusnya dia biarkan Tina melihatnya. Kotak perlengkapan les membuat roti dari Cherry&Bakery. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan kotak perlengkapan itu dan kini sudah ada di tangan Tina. Dia berharap Tina belum melihat isinya.

Vella terkesiap dari lamunan sesaatnya. “Oke-oke aku bantuin.”

Vella hendak mengambil kotak berwarna putih itu dari tangan Tina. Namun Tina justru bergerak mundur. Bersamaan dengan hal itu Vella ikut panik. Bagaimanapun juga dia tidak ingin Tina tahu apa isi di dalam kotak putih itu.

“Bawain sisa belanjaan yang ada di dalam mobil aja ya!” pinta Tina terdengar mantap. “Aku penasaran apa isi kotak ini. Perasaan aku nggak nyimpen barang-barang keperluan drama deh.” gumamnya.

Vella bermaksud menjelaskan kalau kotak itu bukan kotak perlengkapan drama milik Kakak sepupunya. Alih-alih dia memilih diam karena takut kena semprot lagi.

Vella melangkah ke mobil untuk mengambil sisa barang belanjaan. Sementara Tina membuka pintu depan kemudian masuk ke rumah dengan kedua tangan membawa barang-barang termasuk kotak putih yang menarik perhatiannya.

Vella mendengus malas. Dia mengambil satu tas kresek besar berisi bahan makanan dan segala macam keperluan di dapur. Selesai dengan itu dia melangkah ke dekat gerbang. Alih-alih dia masih belum bisa menghilangkan rasa penasaran dengan cerita tetangga baru. Dia melongok ke sebelah kiri persis ia bisa melihat pagar rumah tetangganya yang tinggi. Dia melangkah mundur saat melihat sebuah taxi berhenti persis di depan rumah itu.

Seorang cewek super modis turun dari dalam taxi. Dia kelihatan kerepotan membawa banyak barang hasil shooping-nya. Brand-brand ternama tertulis jelas di tas belanjanya.

Vella berdecak. “Apa dia tetangga baru yang Kak Tina ceritakan itu?” tanyanya pada dirinya sendiri.

“Vellaaaa!” Teriakan Tina dari dalam rumah membuat jantung Vella hampir copot.

Vella buru-buru berbalik dan segera masuk ke dalam rumah. Dia bergegas menuju ruang tengah yang merupakan sumber suara Tina berasal. Matanya membelalak saat mendapati Tina sedang mencoba memakai topi tinggi warna putih seperti milik chef-chef di TV.

“Coba lihat. Apa yang aku temukan!” kata Tina kegirangan seperti anak kecil mendapatkan mainan baru.

Vella kaget bukan kepalang. Matanya membelalak lebar.

“Itu—itu kenapa Kak Tina membu-kanya?”

Tina berjengit mendengarnya. “Ini punya kamu?”

Vella mengangguk sambil nyengir. “Aku ikut kegiatan di luar sekolah.” Dia buru-buru memasukkan kembali perlengkapan chef-nya ke dalam kotak putih.

“Oh benarkah? Maaf main buka aja, habis aku penasaramn.” Kata Tina terdengar tanpa seperti anak kecil yang membela diri. Dia pura-pura ikut merapihkan kembali kotak putih di tangannya.

            “Kapan-kapan Kak Tina boleh main ke tempat aku les bikin roti.” Vella berusaha mencairkan suasana yang sempat kaku.

“Haha, oke deh. Kapan-kapan kalau aku nggak sibuk.” Sambut Tina. “Oya, tadi pagi ada kiriman buat kamu Vell.” Ia berjalan ke bufet. Mengambil sesuatu dari sana.

            “Pak POS kasih surat ini. Untuk Vella Amerta, ini nama kamu kan?” ucap Tina seraya mengulurkan selembar amplop surat berwarna biru langit.

            Vella menyipitkan mata. “Surat buat aku?” tanyanya seraya menerima suratnya. Ia lekas meneliti nama dan alamat si pengirim. Siapa gerangan yang mengiriminya surat seperti ini.

            “Di sana tertulis dari Bandung.” Sahut Tina. “Kamu punya temen lama di Bandung?” selidik Tina penasaran.

Vella mengangguk pelan. “Dulu aku kan SMP-nya di Bandung.”

“Terus?”

Vella menatap Tina dalam diam. “Entahlah. Kalau toh tanya kabar biasanya mereka bakal kirim pesan lewat WA atau chat.” Ia berfikir keras. “Nggak ada nama pengirimnya lagi.” Desisnya. Dia menatap wajah Tina sekali lagi. Tampaknya kakak

sepupunya itu sama bingungnya dengannya.

Tina hanya mengedikkan bahu. “Ayo dibuka! Siapa tahu namanya ada ditulis di dalam?” pintanya.

Vella segera membukanya. Betapa terkejutnya ia ketika

mendapati isi surat itu.

 

Hai Vella ...

 

“Hai?” pekik Vella.

Tina lekas mencari tahu dengan ikut melihat isinya.

“Hai...? Cuma ini isi suratnya?” sungut Tina.

Vella menggelengkan kepalanya. “Aku juga nggak ngerti.” Mulutnya ternganga tapi tak sepatah katapun terucap.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • kania_young

    @Rifad Ini aku nerbitin indie publish di Jejak Publisher. Waah... asiik

    Comment on chapter PROLOG
  • Rifad

    Kalau boleh tau di penerbit mana bukunya? yuk kita terbitkan di penerbit mayor yukk....

    Comment on chapter PROLOG
Similar Tags
Behind Friendship
4021      1138     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Pulpen Cinta Adik Kelas
448      259     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...
Cute Monster
611      339     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
505      273     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
Surat untuk Tahun 2001
2780      1627     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Sepotong Hati Untuk Eldara
1320      610     7     
Romance
Masalah keluarga membuat Dara seperti memiliki kepribadian yang berbeda antara di rumah dan di sekolah, belum lagi aib besar dan rasa traumanya yang membuatnya takut dengan kata 'jatuh cinta' karena dari kata awalnya saja 'jatuh' menurutnya tidak ada yang indah dari dua kata 'jatuh cinta itu' Eldara Klarisa, mungkin semua orang percaya kalo Eldara Klarisa adalah anak yang paling bahagia dan ...
When I Found You
2570      860     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Tumpuan Tanpa Tepi
6630      2537     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...
Ending
4510      1179     9     
Romance
Adrian dan Jeana adalah sepasang kekasih yang sering kali membuat banyak orang merasa iri karena kebersamaan dan kemanisan kedua pasangan itu. Namun tak selamanya hubungan mereka akan baik-baik saja karena pastinya akan ada masalah yang menghampiri. Setiap masalah yang datang dan mencoba membuat hubungan mereka tak lagi erat Jeana selalu berusaha menanamkan rasa percayanya untuk Adrian tanpa a...
Bukan kepribadian ganda
8442      1605     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)