Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
MENU
About Us  

"Akhirnya karyawisataaaa!!" seruku senang kepada Devon yang menjawab teriakanku dengan cara merangkul leherku.

Aku mulai dekat dengan Devon dan Devon mulai membuka diri padaku. Aku senang sekali karena walaupun Ryo berubah dingin, aku sekarang punya teman lain. Aku sudah tahu lebih banyak tentang Devon. Devon ternyata sangat menyukai teh botol dan roti-rotian. Buktinya hampir setiap hari dia pergi ke French Bakery sedangkan aku pergi ke Japanese Food counter. Tangga Ryo dan aku sekarang menjadi tangga Devon dan aku. Terkadang ada sebersit rasa bersalah seolah aku menghkhianati Ryo karena membawa Devon ke sana, tempat rahasia aku dan Ryo. Tapi Ryo tidak pernah datang jadi untuk sementara aku tidak mempermasalahkannya. Devon baik sekali. Dia sangat pengertian dan dia mendengarkan semua ocehanku yang kekanak-kanakan.

"Memangnya kita mau karyawisata ke mana sih?" tanyanya polos.

"Astaga Devon, kita kan mau ke Pangandaran. Nanti kita bisa naik jets ski, makan sate kambing di pinggir jalan, terus kita bisa belajar surfing terus kita bisa naik sepeda," seruku gembira.

Devon tertawa ringan dan mengacak rambutku.

"Kalau gitu mending gue belajar renang dong," katanya tiba-tiba.

"Wait a minute. Jangan bilang lo ga bisa berenang!" ledekku sambil menyikut perutnya.

Devon merespons dengan memiting kepalaku dan mengacak-acak rambutku lagi. Sia-sia deh itu rambut ku-blow selama 15 menit tadi pagi. Semua gelombang halus yang kubuat hilang tak berbekas.

"Aduuuh, ampuuuunnn. Von, please deh yah. Kalo lo ngerusak rambut gue lagi nanti lo nggak akan gue tolongin di laut!" ancamku dan Devon melepaskanku. Dia bahkan memasang muka pura-pura takut. Aku sampai geli melihatnya.

"Jadi, gimana kalo kita mampir Istana Plaza dulu pulang sekolah nanti," 

"Boleh juga. Buat apa memangnya?" tanya Devon dengan polosnya. Ya kali kita mau karyawisata masa nggak shopping dulu. Plis deh, Devon ini keren tapi agak lemot kadang-kadang.

"Yah buat shopping lah, von. Apa lagi coba? Kita kan harus beli sunscreen, after sun aloe gel, dan tetek bengek lainnya,"

Begitulah awalnya mengapa sekarang aku dan Devon bisa berada di Istana Plaza berdua sambil makan es krim di depan toko buku Gramedia. Sumpah deh, tampang Devon menyedihkan banget. Dia harus membawakan lima buah kantung belanjaanku sambil makan es krim dan juga sambil berdiri. 

"Yuki, emangnya nggak ada tempat duduk yah," keluhnya.

"Ada sih. Tapi di café jadi kita mesti beli minum lagi kalo mau duduk. Gue dah terlalu tekor beli baju baru tadi. Jadi no complain!"

"Seriouslyyyy?" keluhnya lagi.

Aku hanya senyum-senyum sendiri. Dia imut banget sih. Aduh gawat! Aku harus setia sama Ryo. Harus setia, Yuki!

Devon's Point of View

Yuki dan aku sedang asik-asiknya makan es krim ketika aku melihat seseorang yang mirip banget Ryo. Dia lagi baca buku di Gramedia dan sekali-kali melirik ke arahku. Nggak mungkin banget dia memang kebetulan ada di sini. Antara dia sedang mengikutiku atau dia sedang mengikuti Yuki. Cowok ini benar-benar aneh. Kenapa sih Yuki bisa dekat dengannya?

"Nanti pulangnya gimana?" aku mencoba mengajak Yuki bicara supaya dia tidak menyadari keberadaan Ryo di sana. Aku tidak ingin Ryo merusak kebersamaanku dan Yuki. Bisa dibilang ini semacam date kan? Aku tidak sadar ketika sedang berjalan-jalan dengan Yuki. Tapi aku sekarang sadar bahwa ini tuh bisa disebut kencan. Ternyata aku sangat menikmatinya.

"Hem.. Gue sih bakal pulang dijemput Pak Rahmat. Lo sendiri gimana? Mau gue anterin aja ngga?" tanyanya. Dia memang manis sekali.

"Ngga usah. Gue juga bakal dijemput supir gue kok," jawabku santai.

"Oke deh kalo gitu. Thanks banget yah dah mau nemenin gue belanja hari ini," katanya.

"Gue seneng kok nemenin lo jalan-jalan. Lagian kan kita emang butuh sun block kalo nggak mau gosong besok."

"Lo gosong sih nggak apa-apa. Gue gosong baru gawat. Nama gue tuh artinya salju. Mana ada salju hitam," celeltuknya. Asal banget sih nih cewek.

Setelah itu kita bercanda lagi sambil berjalan menuju lobby tempat di mana supir Yuki dan supirku akan menjemput. Pak Rahmat datang duluan dan Yuki pun masuk ke dalam mobil mewahnya.

"Duluan yah. See you besok di bus. Lo harus duduk di sebelah gue. Okay?" katanya.

"Siap deh Bos!" Aku melambai padanya dan mobilnya pun melaju meninggalkan tempat aku berdiri. Lima menit kemudian Pak Budi datang menjemputku. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • Kang_Isa

    Keren. Lanjut, ya. Sukses selalu. :)

    Comment on chapter Prolog
  • TamagoTan

    @ikasitirahayu1 Salam kenal juga! :) Thank you dah mampir yah.

    Comment on chapter Prolog
  • ikasitirahayu1

    Salam kenal, kak

    Comment on chapter Sang Salju dan Sang Awan
Similar Tags
I\'m Too Shy To Say
443      300     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.
Premium
Cheossarang (Complete)
10649      1834     3     
Romance
Cinta pertama... Saat kau merasakannya kau tak kan mampu mempercayai degupan jantungmu yang berdegup keras di atas suara peluit kereta api yang memekikkan telinga Kau tak akan mempercayai desiran aliran darahmu yang tiba-tiba berpacu melebihi kecepatan cahaya Kau tak akan mempercayai duniamu yang penuh dengan sesak orang, karena yang terlihat dalam pandanganmu di sana hanyalah dirinya ...
Monday
289      226     0     
Romance
Apa salah Refaya sehingga dia harus berada dalam satu kelas yang sama dengan mantan pacar satu-satunya, bahkan duduk bersebelahan? Apakah memang Tuhan memberikan jalan untuk memperbaiki hubungan? Ah, sepertinya malah memperparah keadaan. Hari Senin selalu menjadi awal dari cerita Refaya.
She Is Mine
346      230     0     
Romance
"Dengerin ya, lo bukan pacar gue tapi lo milik gue Shalsa Senja Arunika." Tatapan Feren makin membuat Shalsa takut. "Feren please...," pinta Shalsa. "Apa sayang?" suara Feren menurun, tapi malah membuat Shalsa bergidik ketakutan. "Jauhin wajah kamu," ucapnya. Shalsa menutup kedua matanya, takut harus menatap mata tajam milik Feren. "Lo pe...
KILLOVE
4058      1307     0     
Action
Karena hutang yang menumpuk dari mendiang ayahnya dan demi kehidupan ibu dan adik perempuannya, ia rela menjadi mainan dari seorang mafia gila. 2 tahun yang telah ia lewati bagai neraka baginya, satu-satunya harapan ia untuk terus hidup adalah keluarganya. Berpikir bahwa ibu dan adiknya selamat dan menjalani hidup dengan baik dan bahagia, hanya menemukan bahwa selama ini semua penderitaannya l...
SUN DARK
389      243     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
Right Now I Love You
427      321     0     
Short Story
mulai sekarang belajarlah menyukaiku, aku akan membuatmu bahagia percayalah kepadaku.
LARA
8216      2002     3     
Romance
Kau membuat ku sembuh dari luka, semata-mata hanya untuk membuat ku lebih terluka lagi. Cover by @radicaelly (on wattpad) copyright 2018 all rights reserved.
Sweet Scars
261      220     1     
Romance
Iblis Merah
9164      2434     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...