Loading...
Logo TinLit
Read Story - Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
MENU
About Us  

"Lalu setelah itu, kita dengar Clanica dan berikutnya...Kita Yuki yah," sambung Pak Satya.

Hampir saja aku mengumpat. Apa sih yang diinginkan Pak Satya? Ryo dan Clanica kan dua orang paling berbakat di kelasku. Terus setelahnya harus aku yang maju? Dia sengaja ingin aku terlihat menyedihkan atau bagaimana?

Jadi begitulah ceritanya mengapa aku bisa sampai berdiri di depan kelas dan bernyanyi dengan suara yang bisa mengiris-iris gendang telinga pendengarnya.

"Ehem.. Yuki, coba ditingkatkan lagi yah," kata Pak Satya. Wajahnya mendadak terlihat lelah dan aku bisa melihat keringat mengucur menuruni kepalanya yang berambut minim. Aku sampai merasa bersalah padanya.

"Bapak Satya dimohon menuju ruang kepala sekolah," tiba-tiba speaker di kelas kami berbunyi dan Pak Satya pun tergopoh-gopoh menuju ruang kepala sekolah.

Beberapa temanku mengikuti Pak Satya, mengendap-endap menguping di dekat kantor kepala sekolah lalu rusuh lari-lari ke kelas.

"Murid baru woy! Murid baru!!!" kata Andika si biang ribut.

"Hah? Murid baru? kayaknya kita belum pernah kedapetan murid baru sejak SD." kataku.

"Paling juga murid pintar pindahan dari luar negeri. Kuper deh pasti," jawab Ryo asal.

"Tenang semuanya!" Pak Satya kembali lebih cepat dari yang kuduga.

"Hari ini kita kedatangan murid baru dari Jerman," lanjutnya.

"Woaaah, blasteran dong Pak! Cantik nggak pak?" celetuk Andika.

"Ayo masuk!" kata Pak Satya denga suara dihalus-haluskan.

Maka masuklah cowok yang tinggi dan atletis. Mungkin tingginya ada 180 cm. Cewek-cewek sibuk menarik napas dan membuka mulut. Celongo maksudnya. Sedangkan cowok-cowok mendesah kecewa. Mungkin mereka berharap yang datang tuh cewek yang tinggi langsing kayak model macem Nadine Chandrawinata.

"Ini Devon Michael Senjaya," lanjut Pak Satya yang disabut 'oooh' pajang seolah kata-katanya baru saja menyadarkan para kaum hawa dari imajinasi dadakan mereka.

"Ehm, Halo. Gue transfer dari Wuerzburg di Jerman. Panggil gue Devon aja," katanya gugup.

Untuk orang yang transfer dari Jerman, Bahasa Indonesianya masih sangat lancar. Kelihatannya dia memang blaster sih. Rambutnya cokelat keemasan dan hidungnya mancung banget. Harus kuakui, aku cukup sedikit terpesona tadi. Tapi cepat-cepat kulenyapkan perasaan itu. Karena aku kan sukanya sama Ryo. Cuma Ryo yang bisa mengerti aku. Itulah yang kukatakan padaku sendiri sejak kecil. Tapi ketika Devon tersenyum ke arahku, darahku serasa berdesir aneh. Saat kulirik Ryo, mukanya datar dan dingin. Aku belum pernah melihat ekspresi Ryo seperti ini sebelumnya.

"Devon, kamu duduk di bangku kosong di antara Yuki dan Clanica yah. Coba Yuki angkat tangan supaya Devon tahu kamu tuh yang mana," kata Pak Satya, lagi-lagi membuyarkan lamunan. Aku pun mengangkat tanganku dan Devon segera berjalan ke kursi yang terletak di sebelahku dan Clanica, sang Miss girang.

"Halo," katakku kikuk. Pasti mukaku sudah merah dengan noraknya. Aku memang tidak pandai berkenalan dengan orang asing. P.S. apalagi yang ganteng.

Sayangnya senyum tebar pesonaku cuma dijawab dengan anggukan kecil oleh makhluk tampan yang sekarang duduk manis di sebelahku ini. Sontak saja, Clanica, yang cantik dan imut-imut itu mengambil kesempatan dengan cara mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang. Kayaknya itu bulu mata udah pake sambungan sintetis deh, rutukku dalam hati. Dia seperti sudah tenggelam dalam usahanya menarik perhatian Devon. Anehnya Ryo tidak mengucpakan satu patah kata pun sejak Devon melangkahkan kaki ke kelas kami ini.

"Ryo! Tebakan lo salah tuh! Yang datang cowok keren bukan nerd." bisikku.

Lagi-lagi hanya dijawab dengan anggukan kecil dan alis mata terangkat. Ada apa sih dengan cowok-cowok ini? Memang lagi trend yah menjawab orang dengan manggut-manggut? Mereka kan bukan boneka anjing di dashboard mobil.

Pelajaran demi pelajaran pun berganti tapi Ryo bahkan tidak berkata satu kata pun. Aneh sekali. Ryo-ku yang ceria dan cerewet itu tiba-tiba berubah dingin. Mulutku benar-benar gatal. Ingin rasanya aku menanyainya. Akhirnya bel istirahat pun bernyunyi. Buru-buru kurangkul tangan Ryo dan kuseret ke tangga dekat kantin, tempat rahasia kami.

"Lo sakit?" tanyaku.

"Nggak kok. Biasa aja."

"Lo kebelet ke belakang yah?" tanyaku. 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • Kang_Isa

    Keren. Lanjut, ya. Sukses selalu. :)

    Comment on chapter Prolog
  • TamagoTan

    @ikasitirahayu1 Salam kenal juga! :) Thank you dah mampir yah.

    Comment on chapter Prolog
  • ikasitirahayu1

    Salam kenal, kak

    Comment on chapter Sang Salju dan Sang Awan
Similar Tags
Trust Me
69      62     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Melody of The Dream
626      409     0     
Romance
Mungkin jika aku tidak bertemu denganmu, aku masih tidur nyenyak dan menjalani hidupku dalam mimpi setiap hari. -Rena Aneira Cerita tentang perjuangan mempertahankan sebuah perkumpulan yang tidak mudah. Menghadapi kegelisahan diri sendiri sambil menghadapi banyak kepala. Tentu tidak mudah bagi seorang Rena. Kisah memperjuangkan mimpi yang tidak bisa ia lakukan seorang diri, memperkarakan keper...
Bisikan yang Hilang
71      64     2     
Romance
Di sebuah sudut Malioboro yang ramai tapi hangat, Bentala Niyala penulis yang lebih suka bersembunyi di balik nama pena tak sengaja bertemu lagi dengan Radinka, sosok asing yang belakangan justru terasa akrab. Dari obrolan ringan yang berlanjut ke diskusi tentang trauma, buku, dan teknologi, muncul benang-benang halus yang mulai menyulam hubungan di antara mereka. Ditemani Arka, teman Radinka yan...
Ketika Cinta Bertahta
906      547     1     
Short Story
Ketika cinta telah tumbuh dalam jiwa, mau kita bawa kemana ?
Peneduh dan Penghujan
320      265     1     
Short Story
Bagaimana hujan memotivasi dusta
Ketika Kita Berdua
38003      5452     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...
FLOW in YOU (Just Play the Song...!)
3453      993     2     
Romance
Allexa Haruna memutuskan untuk tidak mengikuti kompetisi piano tahun ini. Alasan utamanya adalah, ia tak lagi memiliki kepercayaan diri untuk mengikuti kompetisi. Selain itu ia tak ingin Mama dan kakaknya selalu khawatir karenanya. Keputusan itu justru membuatnya dipertemukan dengan banyak orang. Okka bersama band-nya, Four, yang terdiri dari Misca, Okka, dan Reza. Saat Misca, sahabat dekat A...
The DARK SWEET
716      503     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Faith Sisters
3185      1520     4     
Inspirational
Kehilangan Tumbuh Percaya Faith Sisters berisi dua belas cerpen yang mengiringi sepasang muslimah kembar Erica dan Elysa menuju kedewasaan Mereka memulai hijrah dari titik yang berbeda tapi sebagaimana setiap orang yang mengaku beriman mereka pasti mendapatkan ujian Kisahkisah yang relatable bagi muslimah muda tentang cinta prinsip hidup dan persahabatan
Loker Cantik
549      415     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran