Kiran buru-buru membuka bukunya dan menunjukkan beberapa soal kepada Clyde.
“Ran..”
“Iyah, Mas?”
“Ini sih semuanyaaaa!” seru Clyde seraya menggetok lembut dahi Kiran.
“Aduh!” Kiran mengelus-ngelus dahinya yang merah dan terasa panas karena kena getok.
Clyde tertawa melihat dahi Kiran yang memerah.
“Sini gue liat!” Clyde menyingkirkan tangan Kiran dari dahi gadis itu.
Kemudian meniup-niup dahi Kiran. Tangannya masih menggenggam tangan Kiran.
“Ehm..Mas Clyde.” Kiran yang merasa canggung berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Clyde. Tapi tangan Clyde tidak bergerak meskipun Kiran berusaha meronta. Mata Clyde bertemu dengan mata Kiran. Tanpa Kiran duga, Clyde memejamkan matanya dan bergerak maju, mengecup dahi Kiran. Jantung Kiran serasa berhenti berdetak ketika bibir Clyde menyentuh dahinya. Ia menahan napas karena takut bahwa semua ini hanya mimpi. Walaupun hatinya berbunga-bunga dan adrenin mengaliri darahnya dengan deras, Kiran takut bahwa Black Hummingbird melihat kejadian ini. Entah bagaimana, entah dari mata siapa, Black Hummingbird selalu tahu. Seolah tembok bisa mendengar dan mempunyai mata, cewek peneror itu selalu tahu. Ia selalu beberapa langkah di depan Kiran dan teman-temannya.
“Sorry..” Clyde yang baru menyadari tindakannya bergerak mundur.
Wajah Clyde bersemu merah karena malu. Kiran menundukkan kepalanya dalam-dalam, takut untuk menatap Clyde.
“Anu..Cherris.”
“Gue dah putus sama Cherris.” Buru-buru Clyde memotong kalimat Kiran.
“Kenapa?”
Meskipun ragu, Kiran merasa harus tahu. Ia tidak ingin menjadi alasan putusnya Clyde dari Cherris, sahabat Kiran sendiri.
“Karena gue udah nemuin cewek yang untuk pertama kalinya bikin hati gue berdetak lebih cepat,” jawab Clyde.
Perkataan Clyde membuat Kiran lagi-lagi menahan napas. Kiran tidak bisa berbohong. Ia sungguh berharap bahwa ia-lah cewek itu, satu-satunya cewek yang bisa membuat jantung Clyde berdetak lebih cepat. Karena bagi Kiran, Clyde-lah satu-satunya cowok yang dapat membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Meskipun Kiran mati-matian ingin tahu siapa cewek itu, ia tidak sanggup bertanya. Bibirnya mati rasa dan lidahnya kelu. Ia tidak bisa mengeluarkan pertanyaan itu. Ia tidak mungkin bisa menerima kenyataan jika Clyde mengatakan bahwa cewek itu bukanlah Kiran melainkan Rhea. Sudah pasti Kiran akan melepaskan Clyde untuk Rhea, mengingat kesalahan yang telah Kiran perbuat saat kecil hingga Rhea hampir kehilangan nyawanya.
“Lo nggak mau tahu siapa cewek itu?” Clyde bertanya.
Kiran menggeleng lemah. Begitu lemah hingga gerakan kepala Kiran hampir tidak terlhihat. Kiran sendiri pun masih menghindari tatapan mata Clyde. Tapi Clyde tidak ingin membiarkan Kiran mengira bahwa Clyde jatuh cinta pada cewek lain.
“Lo nggak mau nanya gue suka sama siapa?” Clyde memancing lagi.
“Kamu suka sama Rhea?” Akhirnya kata-kata yang mengiris-iris hati Kiran terucap juga dari bibir mungilnya.
Clyde terkejut mendengar pertanyaan Kiran. Tidak pernah sekalipun terlintas di benak Clyde untuk menyukai Rhea sebagai cewek. Rhea tidak lebih dari sekedar sahabat yang bisa diajak rebut buat Clyde. Rhea terlalu brobuat Clyde.
Detik berikutnya Clyde tersenyum, menyadari bahwa Kiran cemburu. Sebagian diri Clyde ingin mempermainkan Kiran dan mengatakan ‘iya’ untuk melihat reaksi Kiran. Tapi lebih banyak bagian diri Clyde yang menyuruhnya untuk merengkuh Kiran dan memeluk gadis itu ke dalam pelukannya.
Sebagai jawaban atas pertanyaan Kiran, Clyde menyentuh ujung dagu Kiran dengan lembut dan memutarnya sehingga Kiran mau tidak mau berhadap-hadapan dengan Clyde. Clyde menatap Kiran tepat di manik matanya dalam-dalam. Kiran merasa ia bisa mati di tempat karena jantungnya sudah seperti habis lari marathon. Bukan lagi lari marathon, lomba triathlon malah!
“Kalau aku bilang kamu itu reduksi dan aku itu oksidasi, kamu ngerti nggak?” tanya Clyde.
“Maksud kamu?”
“Reduksi dan oksidasi. Dalam reaksi kimia, mereka selalu berpasangan,” lanjut Clyde.
Tamatlah ketenangan hati Kiran. Ingin rasanya ia menjerit di atas Monas saking gembiranya. Biarpun Kiran lemot, ia mengerti apa maksud Clyde. Ia mengerti dengan sangat jelas. Satu-satunya cewek yang bisa bikin jantung Clyde Zhang sang Cassanova berdetak lebih cepat adalah Kiran!
“Kok bengong? Kamu ngerti nggak?” tanya Clyde.
“Aku nggak selamban itu,” protes Kiran sambil berusaha mendorong Clyde mundur.
Tapi tenaga Kiran tidak sebanding dengan Clyde. Alih-alih terdorong, Clyde tidak bergerak sedikit pun. Ia memeluk kepala Kiran sehingga kini kepala Kiran berada bertepatan dengan jantung Clyde yang berdegup keras. Kiran memejamkan matanya, tidak ingin memikirkan apa pun untuk saat ini. Ia hanya ingin menikmati perasaan yang meledak-ledak dan senyum yang tak bisa dihilangkan dari bibirnya seberapa keras pun ia berusaha.
----
Dear teman-teman pembaca Black Hummingbird,
Terima kasih atas support dan dukungannya.
Jika teman-teman menyukai cerita aku, mohon bantuannya untuk me-like cerita ini ya.
Aku bercita-cita untuk menerbitkan buku dan like kalian sangat berarti dalam usaha aku untuk menerbitkan cerita melalui tinlit.
Thank you so much :)
- TamagoTan
@Kang_Isa Thank you so much! Salam kenal juga, Kak! Nanti aku mampir yah ke cerita Kakak!
Comment on chapter Prolog