Pagi ini aku bangun dengan perasaan bahagia. Tanpa aku sadari aku senyum-senyum sendiri sambil memandang lukisan-lukisan itu.
"Pagiiiiiiii my twin sister!!!!!", teriak Lulu sambil naik ke tempat tidurku sambil mencium pipiku
"Luluuuuuu, iiihhh ngapain pagi-pagi udah cium-cium segala. Risih tau", ujarku sambil mengelap pipiku yang habis diciumnya
"Hmmmmm, dicium saudara sendiri nggak mau, tetapi kalau dicium sama Wonshik pasti mau dan nggak nolak", goda Lulu dan tentu saja aku kaget mendengarnya
"Apaan sih!!!", ujarku bersemu merah
"Tuhhh khaaan, pura-pura tapi mau. Noh, pangeran sudah nungguin di ruang tamu", sahutnya dan itu membuatku terkejut. Pagi-pagi gini Wonshik sudah datang.
"Wonshik? Wonshik datang?", tanyaku lagi seakan tidak percaya
"Iyaaaa, Wonshik, Kim Wonshik", ujar Lulu sambil memonyongkan bibirnya
"Serius Lu? Udah lama belum dia datang? Iiiihh, tapi gua belum mandi", ujarku
"Seriussss, masa gua bohong. Baru datang sih"
"Sendirian?"
"Untungnya sendiri sih, bisa gila gua kalau adiknya yang bernama Park Woojin ikut"
"Oke deh, gua mandi dulu. Loe temenin dia dulu ya Lu, ajak ngobrol gitu"
"Siaaap bos. Jangan lupa dandan yang cantik ya", godanya lagi sambil pergi meninggalkanku
Setelah beres mandi dan berdandan cantik aku menuju ke ruang tamu dan aku melihat Lulu sedang ngobrol sambil ketawa-ketawa dengan Kim Wonshik.
"Sorry, lama nunggu ya", ujarku menyapanya
"Lala? Loe cantik banget", ujarnya dan itu berhasil membuatku tersipu malu
"Makasih", ujarku dengan nada pelan
"Eheeem, allloooww kalian berdua, gua masih disini loh", ujar Lulu membuatku kaget karena aku dan Wonshik saling berpandangan
"Hehehehe, gua lupa Lu", ujar Wonshik
"Ya udah, daripada disini gua jadi kambing congek, mending gua masuk kamar aja, nonton tv. Selamaaaat pacaaaaraaan yaaa", goda Lulu sambil pergi meninggalkan kami berdua
"Lulu!!!!!", teriakku
"Udah lama Wonshik?", tanyaku
"Lumayan sih. La, loe cantik banget hari ini"
"Ohhh, jadi kemarin-kemarin gua nggak cantik gitu", ujarku pura-pura ngambek
"Iiiih, bukan gitu. Dari awal ketemu juga loe sudah cantik kok, makanya gua terpesona"
"Hahahahaha, iya iya, gua becanda kok"
"La, kita jalan mau nggak? Apalagi loe sudah dandan cantik gini"
"Mau jalan kemana?"
"Loe maunya kemana? Gua akan anterin kemanapun yang loe mau"
"Kalau kita ke tempat kemarin lagi boleh nggak?"
"Loe mau beli lukisan lagi?"
"Hmmmm, sebenarnya gua pengen ketemu pelukisnya"
"Loe naksir sama pelukisnya?", tanya Wonshik dengan nada cemburu
"Ya ampun Wonshik, gua naksir sama lukisannya bukan sama pelukisnya"
"Gua yakin kalau loe ketemu pelukisnya pasti bakal naksir juga"
"Loe cemburu?"
"Iya, gua cemburu", ujarnya lirih
"Ya udah, kalau loe nggak ngijinin, kita ke tempat lain. Terserah loe mau bawa gua kemanapun"
"Kalau ke KUA?"
"Wonshiiikkk!!! Masa ke KUA", ujarku bersemu merah
"Hahahahahaha, gua becanda"
"Iiiihh, dasaaar", ujarku sambil menyubit tangannya
"Aduuuh, sakit La"
"Ya udah, kita jadi jalan nggak?"
"Jadi, jadi, yuk kita jalan"
"Luluuu!!! Gua pergi dulu ya!", teriakku sama Lulu yang aku lihat sedang berada di dapur
"Iyaaa, hati-hati. Wonshik, gua titip Lala ya"
"Siaaap, gua bakal jagain Lala"
Kemudian aku dan Wonshik pergi dan betapa kagetnya aku dengan mobil yang dibawa Wonshik.
"Yakin, kita pergi naik mobil ini", ujarku kaget
"Iya, kenapa emangnya? Ayuk masuk ke dalam mobil La"
"Wonshik, kalau kita perginya naik motor aja gimana?"
"Motor? Serius loe mau naik motor? Kenapa harus naik motor?"
"Iya, gua mau perginya naik motor aja. Loe bisa bawa motor khan? Jangan bilang loe nggak bisa bawa motor"
"Hahahahaha, tentu saja gua bisa bawa motor"
"Seep deh kalau gitu, gua ambil kunci motornya dulu di dalam ya"
"Oke, gua nunggu disini"
Akhirnya kami pergi menggunakan motor. Entah mengapa aku ingin pergi kali ini menggunakan motor. Rasanya lebih romantis aja dimana aku bisa boncengan berdua dengan Wonshik dan aku bisa memegang pinggangya Wonshik daripada harus menggunakan mobil.
Sampai juga kami ke tempat tujuan, ternyata Wonshik mengajakku ke sebuah warung makan sederhana.
"Loe belum makan khan? Kita makan dulu yuk"
"Iya, gua belum makan"
Kemudian kami memesan makanan di warung dan ternyata makanan di warung makan ini sangat enak.
"Gimana, enak nggak makanannya?", tanya Wonshik
"Enaaakkk banget"
"Pelan-pelan La, makannya. Kalau loe mau tambah bilang ya"
"Siaaap"
Beres makan, Wonshik mengajakku ke sebuah toko yang begitu masuk betapa kagetnya aku kalau Wonshik mengajakku ke toko binatang, yang mana menjual berbagai jenis anjing.
"Gimana, loe suka?"
"Kok loe tau gua suka sama anjing"
"Taulah, apa yang gua nggak tau tentang loe La. Pilih La, anjing mana yang loe mau"
"Sungguh?"
"Iya"
"Makasih ya"
Setelah sibuk memilih, akhirnya pilihanku jatuh kepada anjing jenis maltese, seekor anjing yang lucu dan imut.