Di atas tempat tidur ini aku sedang berduaan dengan Woojin. Setelah kami melakukan hubungan percintaan yang tanpa sadar kami lakukan,tetapi ada rasa bahagia dalam hatinya. Aku tatap wajahnya yang kini ada di depanku. Tampak Woojin masih tertidur pulas. Tanpa sadar tanganku bergerak memegang rambutnya,rambutnya yang rapi dan wangi.
"Ehhm,loe udah bangun sayang", sahut Woojin menatap mataku. Sepertinya yang aku perbuat membangunkannya
"Ah,iya,gua jadi bangunin loe", ujarku
"Nggak kok", sahut Woojin sambil mencium bibirku lagi. Dan tanpa sadar aku meladeninya. Kami berciuman sangat panas,aku mainkan lidahku ke lidahnya. Entah apa yang merasukiku hari ini,yang jelas aku tidak berontak ketika Woojin mencium lagi bagian tubuhku yang lain. Aku sangat menikmatinya dan aku juga dapat melihat Woojin pun menikmatinya. AKu biarkan Woojin menandai bagian tubuhku,seakan-akan Woojin sengaja menadai bagian tubuhku,terutama bagian leherku.
"Woojin! Udah ah!", teriakku manja,berusaha melepas ciumannya ke bagian leherku
"Arrggh,uugh", ujarnya. Bukannya melepaskannya malah Woojin semakin menjadi
"Udah sayang,gua lapar", sahutku
"Ahhh,dasar. Mau makan apa?", tanyanya yang akhirnya mengakhiri ciumannya
"Terserah,gua ngikut aja"
"Ya udah,gua masak aja ya. Di kulkas ada apa aja?", tanyanya sambil beranjak dari kasur dan memakai bajunya lagi,sedangkan aku masih di tempat tidur masih dengan tanpa sehelai benang pun di badanku
"Kalau nggak salah ada ayam,daging. Di lemari ada spaghetti dan pasta"
"Okelah,gua masak spaghetti dan pasta aja", sahutnya
Akhirnya aku beranjak dari tempat tidur dan mulai memakai bajuku lagi. Aku ingin melihat Woojin memasak di dapur. Pokoknya hari ini aku tidak mau melepas pandanganku darinya. Kemanapun dia berada aku akan selalu ikut.
"Gimana? Enak?", tanyanya setelah makanan yang dia buat tersaji di meja
"Enak banget. Gua nggak nyangka loe bisa masak seenak ini"
"Tentulah,masak segini aja mah gampang"
"Iya deh, Tuan Park Woojin"
"Ngeledek ya,awas ya", ujarnya sambil menarik wajahku dan lagi-lagi Woojin mendekatkan bibirnya ke bibirku
Entah apa yang merasuki kami berdua hari ini, bukannya melanjutkan makan, malah kami melanjutkan percintaan kami ke atas ranjang lagi.