Hari ini aku benar-benar dibuat gila sama kelakuan kembaranku yang satu ini. Lulu benar-benar menguras habis isi uang Wonshik,tidak tanggung-tanggung di toko kain pun dia menghabiskan Rp 50 juta. Aku tahu kalau Lulu sengaja melakukannya,karena dia ingin menunjukkannya kepada Woojin. Ada senyum puas di wajah Lulu,tetapi aku yang tidak enak sama Lulu.
“Maafin Lulu ya”,ujarku berbisik sama Wonshik
“Nggak apa-apa,santai saja La,bagaimanapun Lulu nanti jadi adik ipar gua”,ujarnya tersenyum tulus. Entah mengapa ada sesuatu yang merasuk di hatiku saat melihat senyuman Wonshik. Aku baru sadar kalau Wonshik sebaik ini.
“Maafin gua selama ini ya”,ujarku tulus
“Maaf buat apa?”,tanya Wonshik balik
“Semuanya”
“Nggak perlu La,nggak ada yang perlu dimaafin,ohya habis ini gua mau ajak loe ke suatu tempat”
“Kemana lagi? Bareng mereka lagi?”
“Bebas,kalau loe mau ajak mereka”
“Emang loe mau ajak gua kemana?”
“Ke tempat yang loe suka”
Akhirnya aku dan Wonshik memisahkan diri dari Lulu dan Woojin. Aku dapat melihat kalau Lulu sangat marah meninggalkannya bersama Woojin,tetapi mau gimana lagi. Aku penasaran Wonshik mau membawaku kemana.
Di dalam mobil aku tidak bertanya apapun. Aku memilih diam dan membebaskan Wonshik yang mau membawaku entah kemana. Yang pasti aku percaya Wonshik tidak akan berbuat aneh-aneh. Cukup lama juga perjalanan yang aku dan Wonshik lalui.
Sampai akhirnya mobil Wonshik berhenti ke sebuah tempat yaitu sebuah rumah sederhana.
“Ayuk,kita turun”,ajak Wonshik kepadaku
“Dimana ini?”
“Nanti juga loe tau,ayuk”
Kemudian aku dan Wonshik turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah sederhana itu. Betapa terkejutnya aku ternyata rumah sederhana ini adalah sebuah galeri lukisan. Galeri ini menyimpan lukisan-lukisan yang luar biasa indah dan bagus.
“Giman,loe suka?”,tanya Wonshik padaku
“Suka banget,ini galeri siapa?”,tanyaku penasaran
“Galeri ini punya teman,dia pelukis hebat di Yogya ini”
“Ohya? Boleh kenalan dong?”
“Sayangnya dia lagi nggak disini,tadi gua sengaja nelpon dia untuk memperbolehkan gua masuk,khusus untuk loe aja La”
“Wah,makasih banyak Wonshik”
“Loe mau lukisan yang mana? Pilih aja,nanti gua yang bayar”
“Mau semuanya”,ujarku sambil becanda
“Boleh,kita angkut semua”
“Hahahahahaha,becanda,ya kali gua mau semua,nanti ditaruh di mana”
“Hahahahaha,kirain. Ya sudah,dipilih aja La”
Aku berkeliling melihat lukisan-lukisan di galeri ini. Entah mengapa,aku merasa lukisan-lukisan disini sama dengan lukisan yang dikasih Aunty Sarah padaku. Aku jadi penasaran siapa gerangan pelukis ini yang bisa membuatku kagum.
“Gimana,sudah milihnya?”
“Sudah”
“Mau yang mana?”
“Gua mau lima,boleh?”,tanyaku manja. Tadinya aku hanya mau beli dua,tetapi ketiga lukisan sisanya membuatku terpesona
“Hahahaha,semua juga boleh”
“Aisshh,jangan gitu dong,tadinya hanya mau ambil dua,tetapi yang tiga lagi bagus banget”
“Iya ya,bentar ya gua mau melakukan pembayaran dulu”
Sambil menunggu Wonshik melakukan pembayaran,aku berkeliling lagi melihat-lihat lukisan di galeri ini. Aku benar-benar dibuat kagum sama pelukis ini. Lukisannya sama dengan perasaanku saat ini. Pokoknya aku harus bertemu dengan pelukis ini. Aku akan memaksa Wonshik untuk mengatur jadwal ketemu kami berdua.