Hari ini aku betul-betul dibuat kejutan lagi oleh Woojin yang mana tiba-tiba sudah ada dua buah tiket konser Wanna One dan dua buah tiket pesawat menuju ke Singapore di meja kerjaku. Entah kapan dia menaruhnya di mejaku. Yang pasti aku sangat bahagia dengan kejutan yang dibuat olehnya. Haruskah aku menelponnya untuk mengucapkan terima kasih atau tidak,karena jujur aku belum yakin dengan perasaanku ini. Walaupun aku sempat merasakan getaran aneh di hatiku saat bersamanya kemarin tetapi aku takutnya itu cuma sesaat. Akhirnya aku memutuskan untuk menelpon Woojin untuk mengucapkan terima kasih. Lama aku menunggu telponku diangkat,mungkinkah dia lagi sibuk. Kemudian aku melanjutkan pekerjaanku sambil terus memandang dua buah tiket konser Wanna One. Siapa yang akan aku ajak nonton konser,kalau ngajak Lala nggak mungkin karena dia pasti sibuk dengan pekerjaannya dan Lala tidak begitu suka dengan konser. Apakah aku harus mengajak Woojin,khan dia yang memberi tiketnya.
"Bu Lulu,maaf tadi ada telpon dari perusahaan CV. Adil Plaza Utama kalau mereka minta dibuatkan seragam perusahaan,apakah kita bisa membuatnya? Sedangkan kita hanya spesialis kebaya saja",ujar Angel padaku
"Mereka mau buat berapa buah seragam perusahaannya?",tanyaku
"Mereka bilangnya ke saya tadi 500 buah bu"
"Baik,kita terima saja Angel,telpon ke perusahaan mereka sekarang kalau kita akan membuatnya"
"Tapi bu,kita selama ini belum pernah buat seragam"
"Kita harus mencobanya,kalau tidak mau mencoba maka kita akan menyia-nyiakan kesempatan berharga"
"Baik bu,soal harga gimana?"
"Berhubung ini new order maka kita kasih harga diskon,jadi sekitar Rp 150.000/pcs"
"Baik bu,kalau gitu saya akan buat surat kontraknya"
"Good Angel,kalau ada apa-apa segera lapor ke saya"
"Iya Bu Lulu,kalau begitu saya mau buat surat kontraknya dulu"
"Oke"
Aku tidak menyadari kalau handphoneku daritadi berbunyi karena sengaja aku mengaktifkan mode getar,berhubung aku melakukan rapat darurat bersama pegawai-pegawaiku karena adanya pesenan ini. Saat rapat beres,betapa kagetnya aku kalau ada 20 panggilan tak terjawab dan semuanya dari Woojin. Langsung saja aku menelponnya,karena aku sangat mengetahui karakter dari Woojin,kalau tidak segera menelpon balik,maka dia bakal marah.
"Halo",ujarku
"Halo Lu,loe baik-baik aja? Telpon gua daritadi nggak diangkat,sekarang loe ada dimana?",tanya Woojin dengan nada panik dan bukannya marah
"Maaf,tadi gua lagi rapat. Gua baik-baik aja kok",ujarku dengan nada bersalah
"Ah,syukurlah kalau begitu,kenapa tadi nelpon gua? Tadi gua lagi bicara dengan relasi bisnis"
"Ohya,makasih atas tiket konser dan tiket pesawatnya",sahutku
"Iya,itu hadiah dari gua buat loe,suka nggak?"
"Sukaaa banget. Sekali lagi makasih banyak ya"
"Iya,rencananya loe mau pergi sama siapa?"
"Belum tau,soalnya Lala pasti nggak bisa dan dia tidak suka nonton konser"
"Memang sudah nanya sama Lala?"
"Lu,kalau perginya bareng gua mau nggak? Itu kalau loe nggak keberatan"
"Emang loe nggak sibuk?"
"Gua akan luangkan waktu buat loe,asal itu bisa membuat loe bahagia",sahut Woojin dan lagi-lagi itu membuat dadaku berdebar
"Makasih"
"Makasih buat apa? Itu belum seberapa Lu,nanti gua akan selalu bikin kejutan buat loe. Ohya nanti malam gua jemput,kita dinner bareng"
"Dinner? Dimana?"
"Rahasiaaa,dandan yang cantik ya"
"Ihhh,guanya kucel,soalnya hari ini sibuk banget"
"Ya udah,kalau gitu gua nanti suruh supir buat jemput dan antar loe ke butik terus ke salon"
"Nggak usah,jadi ngerepotin"
"Nggak kok,justru gua bahagia kalau loe juga bahagia"
"Iya,gua harap loe nggak akan berubah"
"Kenapa? Loe takut gua yang dulu ya?"
"Hah? Nggak kok,biasa aja"
"Gua sudah berjanji bakal menjadi cowok yang baik,setia dan selalu sayang sama loe Lu"
"Iya,gua percaya"
"Ya sudah gua tutup ya,jangan lupa nanti malam supir gua akan jemput"
"Iya"
Beres menelpon Woojin aku melanjutkan pekerjaanku yang menumpuk. Apalagi mendekati akhir bulan seperti ini,aku harus mengecek keuangan untuk menyiapkan gaji para pegawaiku dan mengecek pesanan konsumen yang siap dikirim apakah sudah sesuai atau belum. Bagaimanapun aku harus memuaskan konsumenku. Itulah yang membuat usahaku bertahan sampai sekarang. Tidak terasa jam pulang kantor tiba,seandainya Angel tadi tidak masuk ke ruanganku kalau di depan butik sudah ada yang menjemputku. Sebuah mobil mewah beserta seorang supir siap menjemputku untuk mengantar ke butik dan salon yang dijanjikan Woojin padaku. Setelah beres semuanya aku diantar ke sebuah restoran mewah yang sepertinya sudah dibooking oleh Woojin karena tidak ada satupun tamu yang makan di sini. Selera Woojin benar-benar sama dengan orang tuanya,sudah aku dimanjakan di butik mewah yang mana aku boleh memilih baju dan sepatu yang aku inginkan,kemudian aku dimanjakan di salon yang tidak kalah mewah juga dari perawatan tubuh,kaki dan rambut kini aku diajak ke sebuah restoran mewah. Malam ini aku betul-betul bagai seorang putrid dari kerajaan.
"Hai",ujar Woojin yang sudah duduk manis dengan setelan jas mewah. Entah mengapa aku merasakan kalau Woojin tampak mempesona di mataku,atau aku baru menyadarinya karena selama ini aku sibuk membencinya
"Hai"
"Malam ini loe tampak sangat cantik",ujar Woojin sambil menarik kursi untuk aku duduk
"Makasih,tapi semua ini berkat loe"
"Sudah sewajarnya sebagai tunangan loe,ohya mau makan apa? Gimana loe suka dengan restorannya nggak Lu?"
"Apa aja,gua ngikut aja. Suka kok. Restorannya bagus banget"
"Gua sengaja booking restoran ini agar kebahagiaan kita berdua malam ini tidak diganggu dengan kehadiran orang lain",ujar Woojin dan tidak lama kemudian pesenan kami pun datang. Beberapa hidangan mewah sudah berada di meja dan bahkan red wine pun juga dipesan oleh Woojin. Aku betul-betul menikmati hidangan malam ini.
Setelah kami menikmati dinner,Woojin mengantarku pulang. Di dalam apartemen aku merasa kalau hari ini adalah hari terindah dalam hidupku. Sebelum mengantarku pulang,kami mampir ke sebuah toko berlian,disana Woojin membelikanku sebuah cincin berlian dimana katanya sebagai tunanganku dia belum memberikan sebuah cincin yang harus aku kenakan di jariku. Aku memandangi cincin berlian yang terpasang di jariku. Sebuah cincin berlian yang sangat indah. Sudah lama aku ingin membeli cincin berlian,tetapi semua aku kubur dalam-dalam,apalagi setelah kini orang tuaku bangkrut,sudah tidak ada keinginanku membelinya. Saat keluargaku masih kaya,semua uang yang diberikan mereka aku investasikan ke apartemen,mobil dan butikku. Yang paling banyak menghabiskan biaya besar adalah pembelian dan pembangunan butikku,karena dari dulu impianku adalah memiliki butik kebaya. Kebayang kalau aku tidak memiliki butik,aku tidak tahu akan mendapatkan uang darimana,bekerja di perusahaan seperti Lala,aku mana betah karena itu bukan passionku.
Pagi ini aku berencana ingin lari pagi,tetapi semua buyar dengan rasa malas yang melanda,jadi aku memutuskan bermalas-malasan di kasur sambil menonton Drama Korea di hp. Walaupun jujur perut sudah berbunyi tetapi sedikitpun aku tidak berniat beranjak dari kasur,sampai akhirnya handphoneku berbunyi.
"Halo Lu,loe udah berangkat ke butik?",tanya Woojin padaku
"Belum,emang kenapa?"
"Gua bentar lagi nyampe apartemen loe",ujar Woojin dan sontak aku langsung bangun dari kasur
"Loe jalan-jalan kemana dulu,gua mau mandi dulu,malu khan ketemu loe gua belum mandi"
"Hahahahaha,nggak apa-apa loe belum mandi juga bagi gua tetap cantik kok"
"Nggak mau!"
"Iya iya,gua jalan-jalan dulu deh,kalau loe udah siap hubungi gua"
"Nah gitu dong,gua mandi dulu ya"
"Iya my princess"
Bergegas aku langsung cepat-cepat mandi dan dandan. Entah mengapa baru kali ini aku ingin terlihat cantik di depan Woojin selain itu aku juga memakai parfum yang paling wangi. Aku juga bingung dengan diriku hari ini,apakah aku sudah jatuh cinta dengan Woojin. Tak lama kemudian aku mendengar bel apartemanku berbunyi,bergegas aku membukakanya tanpa mengintip terlebih dahulu siapa yang datang karena aku yakin kalau itu adalah Woojin. Dan begitu aku membuka pintu.
"Xukun?",ujarku kaget kalau yang berdiri disana bukan Woojin melainkan Xukun