Setelah lama berpikir aku memutuskan membukakan pintu kamarku,karena aku penasaran dengan cowok tadi.Mau apa dia ke kamarku dan darimana dia tau aku berada di kamar nomor ini.
"Mau apa?!",ujarku judes ketika membukakan pintu
"Wow,galak banget,sampai kaget",sahutnya tersenyum
"Buruan!Mau apa loe ke kamar gua?"
"Hmm,interesting"ujarnya tersenyum sambil memandangku dengan tatapan tajam
"Loe pergi dari sini atau gua teriak!",sahutku dengan nada tinggi
"Relax girl.Gua mau bicara penting,gua tunggu malam ini jam 7 di restoran hotel"
"Emang gua bakal datang,jangan mimpi loe!",tantangku kepadanya
"Ohya?Gua Cuma bilang,kalau loe nggak datang,kasihan nasib orang tua loe!",tantangnya balik dengan senyum sinis dan masih dengan tatapan tajamnya
"Loe ngancem gua?!Gua nggak takut"
"Hahahahahaha,cewek tangguh rupanya loe.Owkay,kalau loe sudah nggak sayang sama orang tua loe silahkan nggak datang,tapi kalau loe masih sayang sama orang tua loe silahkan datang ke tempat yang gua janjikan tadi.Pilihan ada di tangan loe bukan gua",ujarnya sambil membalikkan badan dan pergi
Sepeninggalnya jujur aku penasaran dengan yang dia katakan.Apa aku harus menelpon mama ya,tetapi kalau aku telpon yang ada aku dimarahi,karena sudah tidak datang ke perjodohan tersebut juga tidak mengangkat telpon mama,lebih baik aku menelpon Lala.
"Halo La",ujarku
"Tumben loe nelpon,kenapa?"
"La,emang keluarga kita ada masalah apa sih"
"Maksud loe"
"Ada cowok aneh deketin gua,dia bilang kalau gua nggak datang nemuin dia,maka kasihan nasib mama papa"
"Wah,awas Lu,hati-hati sama cowok seperti itu,bisa-bisa loe nanti diapa-apain.Apalagi sekarang khan banyak tindak kejahatan terhadap cewek"
"Iya,makanya gua nanya sama loe.Emang loe belum pernah pulang ke rumah?"
"Belumlah,kerjaan gua sibuk banget,belum sempat pulang ke rumah,kalau pulang paling gua ke apartemen"
"Iya ya,gua juga sama.Loe tau nggak alasan mama papa menjodohkan kita?Tidak seperti biasanya mereka seperti itu"
"Mama bilang karena umur kita sudah sangat pantas buat menikah,selain itu yang mau dijodohin mama juga anak temannya,jadi bukan orang sembarangan,hanya itu saja yang mama bilang.Kenapa loe nggak nelpon mama aja sih"
"Nggak ah"
"Hahahahaha,loe pasti takut dimarahi ya"
"Nah itu loe tau.Udah dulu deh,gua telpon karena gua kira loe tau.Bye La"
"Bye"
Kemana aku akan mendapatkan jawaban rasa penasaranku.Haruskah aku menemui cowok itu nanti malam untuk mengetahui jawabannya.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam.Aku sedang berdiri di depan pintu kamarku.Sebenarnya aku sudah siap untuk menemui cowok itu di restoran,tetapi hati kecil ada rasa takut melanda.Akhirnya aku memutuskan menemui cowok tersebut,karena aku juga penasaran dengan perkataan cowok tersebut.
Sesampainya di restoran,aku melihat cowok tersebut sudah berada di sana dengan pakaian yang sangat rapih.
"Akhirnya datang juga.Silahkan duduk",ujarnya sambil tersenyum
"Iya,apa yang mau loe bicaran"
"Tenang,mau minum apa?"
"Terserah"
"Okay,gua pesenin cappuccino aja gimana?"
"Bebas",ujarku.Jujur otakku sekarang diliputi rasa penasaran dengan yang akan dikatakan oleh cowok tersebut.Kalau aku perhatikan cowok ini bukan tipe cowok jahat,cara berpakaiannya yang trendy dan dari yang aku lihat semua yang dipakainya bermerek dan harganya pasti sangat mahal.Bisa ditebak cowok ini orang kaya.Parfum yang dia pakai juga sangat wangi,maskulin dan lembut,menujukkan kalau selera parfumnya juga sangat mahal.
"Gua kira loe nggak bakal datang",ujarnya setelah kembali dari memesankan minuman
"Buktinya gua datang khan"
"Hahahahaha,tetap judes ya"
"Mau loe apa?"
"Sabar,gimana kalau kita tunggu dulu minumannya terus kita nikmati dulu,baru kita ngobrol dengan tenang",sahutnya dengan senyumannya.Senyuman itu tidak akan membuatku tertarik,yang ada membuatku menjadi kesal.Mau sampai kapan ini cowok mempermainkanku
"Buruan deh!Gua nggak suka basa basi",sahutku kesal
"Minuman kita sudah datang,ayo diminum dulu nona cantik",ujarnya sambil meminum kopinya,sedangkan diriku sama sekali tidak menyentuk minuman tersebut
"Sudah khan minumnya,sekarang apa yang mau dibicarakan"
"Loe nggak minum?",tanyanya melihatku tidak menyentuh minuman di depanku
"Nggak minat"
"Segitu bencinya loe sama gua?"
"Ngapain gua benci sama loe,kenal aja belum"
"Hahahaha,sepertinya loe bener-bener nggak kenal gua.Gua kira orang tua loe sudah menceritakan tentang gua.Seorang cewek yang tidak hadir ke acara perjodohan dan membuat kami semua menunggu selama hampir dua jam dan taunya memilih terbang ke Medan mengurus pekerjaannya"ujar cowok tersebut yang sontak membuatku terkejut
"Loe?"
"Kenalkan nama gua Park Woojin,calon tunangan loe yang kelak bakal jadi suami loe",sahutnya membuatku terdiam sejenak
"Tunangan?Suami?",tanyaku.Hanya itu yang mampu keluar dari bibirku.Aku sama sekali tidak menyangka kalau dia bakal mengikutiku sampai sejauh ini
"Kenapa?Kaget?Gua bisa tau loe nginap dimana"
"Iya"
"Tidak ada yang tidak mungkin yang tidak dapat dilakukan oleh Park Woojin",ujarnya dengan nada sombong
"Terus,mau loe apa?",tanyaku lagi
"Gua mau kita buat perjanjian",ujarnya sambil mengeluarkan sebuah kertas
"Ini apa?"
"Surat perjanjian"
"Buat apa?"
"Surat perjanjian pernikahan.Gua mau loe baca dulu",sahutnya sambil menyodorkan kertas itu ke hadapanku dan aku hanya bisa terdiam dan kaget.Cowok ini sudah membuat surat perjanjian pernikahan segala denganku,sedangkan aku sama sekali tidak kepikiran untuk menikah dengannya.Masa depan yang sudah aku susun sedemikian rupa untuk tidak dimenikah di usia segini akan hancur.