Vina POV
Aku dan Rio adalah sahabat sejak kecil. Saat SD, kami sering melakukan permainan sederhana. Kadang, aku juga menjahilinya. Saat itu adalah waktu les yang waktunya dimalam hari. Dia ketiduran di kelas sampai les selesai. Aku lalu menulis pesan ini di papan tulis:
Rio
Ini adalah tahun 4100
Kamu telah tertidur selama 2000 tahun
Kami mampu menjagamu tetap aman selama ini
Tapi mereka telah datang untuk kita
Jika kamu terbangun, LARI.
Jangan percaya siapapun
Vina
Karena semua orang sudah pulang, jadinya aku bebas melakukan hal yang kusuka. Aku lalu membuat meja dan kursi di kelas berantakan. Kemudian aku bersembunyi di WC dekat kelasku. Aku juga mematikan lampu-lampu yang ada dan menutup semua tirai jendela.
Saat dia terbangun, dia nampak panik dan ketakutan. Dia segera berlari keluar kelas dan menuju pagar sekolah yang masih terbuka sedikit. Aku terus mengikutinya diam-diam. Karena rasa panik yang luar biasa, dia justru memanjat pagar itu. Dia terus berlari menuju rumahnya. Aku ingat setelah kejadian itu, dia tidak pergi ke sekolah selama 3 hari. Kurasa dia masih percaya pesan itu.
Aku dan Rio juga pernah memainkan permainan Sandi. Jadi begini permainannya. Jumlah pemain tidak terbatas. Masing-masing orang harus membuat sebuah sandi. Lalu setelah selesai, mereka akan saling bertukar sandi. Siapa yang lebih cepat memecahkan sandi, maka dialah yang menang.
Yang menang, akan memberikan perintah atau permintaan yang harus dikabulkan oleh yang kalah. Untuk memudahkan menjawab, sandi harus diberi sebuah clue/bantuan.
Sandi yang diberikan oleh Rio adalah ini:
444 92668 8666 55544488833
(Clue: Hp Jadul)
Sandi yang kuberikan padanya adalah:
18 04261307 0712 231822
(Clue: Angka=Huruf dan Sandi A/Z)
Hanya butuh waktu 3 menit, kami berhasil memecahkan sandi itu. Di permainan ini kami seri, tidak ada yang menang maupun yang kalah. Oh, ya. Isi pesan yang diberikan Rio adalah "I Want To Live". Dan pesan yang kuberikan padanya adalah I Want To Die". Dan pesan itu masih aku ingat hingga sekarang.
XXX
Rio POV
Ini adalah kasus pertama yang kutangani sebelum aku resmi menjadi seorang detektif. Aku berumur 15 tahun saat kasus ini terjadi. Kasus ini berawal dari serangkaian teror bom yang dilakukan oleh sekelompok orang. Target kelompok ini adalah tempat ibadah yang berada di Bundaran Monumen Tugu Api.
Dimulai dengan Klenteng yang diledakkan tepat di Hari Raya Imlek. 5 orang tewas di tempat dan puluhan orang terluka. Salah satu temanku menjadi korbannya. Katanya dia melihat seseorang berpakaian serba hitam masuk ke dalam Klenteng sebelum ledakan itu terjadi.
Beberapa hari kemudian, dua Gereja yang berdekatan diledakkan secara bersamaan. Dan saat itu bertepatan dengan hari Minggu, saat Gereja begitu ramai oleh orang-orang. Lebih banyak yang terluka dan tewas disana. Lagi-lagi salah satu temanku juga melihat ada 2 orang berpakaian hitam memasuki Gereja.
Polisi sudah mengusut kejadian ini. Mereka mengatakan tidak ada yang bisa disalahkan dalam kejadian ini. Menurut mereka tidak ada sidik jari ataupun barang bukti yang bisa digunakan untuk mengusut kasus ini. Benar-benar aneh. Kurasa ada sesuatu yang ditutupi oleh kepolisian.
Kemudian di hari Jum'at, saat aku dan ayahku melaksanakan Shalat Jum'at, terjadi ledakan bom tepat di tengah Masjid. Saat itulah kekuatanku bangkit. Aku menciptakan medan pelindung dan berhasil mencegah ledakan itu melukai jamaah Masjid. Tidak ada seorang pun yang terluka maupun tewas dalam kejadian ini, kecuali si pemilik bom.
Ketika kami pulang, ayahku bercerita tentang rahasia keluarganya selama ini. Aku adalah pemilik Garis Keturunan Utama. Setiap generasi memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Aku mendapatkan kekuatan nenekku, Nurul. Kekuatan itu adalah Telepati dan Telekinesis. Sebenarnya aku juga harus mendapat Kekuatan Teleportasi. Namun, karena suatu hal, aku tidak mendapatkan kekuatan itu.
Sejak saat itu, dengan menggunakan sepeda balapku, aku berkeliling kota untuk mencari kasus. Beberapa bulan kemudian, tepat di hari Nyepi, di Pura, dengan kekuatan Telepati, aku berhasil mencegah ledakan terjadi. Aku sudah mengetahui siapa pelakunya dan segera menangkapnya.
Aku juga berhasil menangkap pelaku lain yang ternyata berasal dari kepolisian sendiri. Pantas saja, Kepolisian mengatakan tidak tahu apa-apa tentang kasus ini. Tersangka kasus ini ada 10 orang, yang sebenarnya 15 orang. Sisanya tewas karena bom bunuh diri. Akhirnya mereka semua ditangkap dan dihukum mati.
Kemudian, aku ditawari pekerjaan untuk bekerja menjadi Detektif yang langsung berada dibawah wewenang pemerintah. Dan untungnya orang tuaku setuju. Jadi aku langsung menerima pekerjaan ini.
Hingga sekarang, detektif adalah pekerjaanku. Dan kini aku lebih dikenal sebagai Detektif Rio.
Berikutnya tentang Jane, temanku di kelas 7 SMP. Dia adalah sosok gadis yang pendiam dan sering dibully oleh teman-teman di kelasku. Jane sebenarnya gadis yang cantik kalau ia sedikit mengurus dirinya. Dia terlihat begitu berantakan saat sekolah dan tak pernah mau berbicara pada orang lain, makanya ia sering dibully oleh teman-teman sekelasnya.
Menurutku, mereka sangat berlebihan, mereka tidak punya hati dan kasih pada temanku. Anak perempuan sering mengejek dia jelek, dekil, aneh, buruk rupa, dan menjambak rambutnya. Sedangkan anak laki-laki sering mengejeknya jelek, cewe sinting, bisu, aneh, gila, dan yang terparah pernah mengacak-ngacak juga membasahi seluruh isi tas sekolahnya.
Aku ingin sekali mencegah mereka berbuat seperti itu lagi padanya. Namun, saat itu kekuatanku belum bangkit. Dan dia juga menolak bantuan dari orang yang mencoba membelanya. Suatu hari Jane sedikit ceria. Dia merubah penampilannya, sedikit rapi, dan mulai tersenyum kepadaku. Cantiknya seperti baru terpancarkan. Dia tampak bukan "Jane" yang kami kenal.
Pertama-tama orang yang dia ajak bicara adalah aku. Jane bilang.
"Aku sangat menyukai angka 1 dan 5, karena itu adalah tanggal lahirku, nomor rumahku, dan umurku sekarang. Aku sering menganggap 5 adalah 1. Hihi"
Kemudian dia berjalan terus meninggalkanku. Siangnya dia memberikan surat kepadaku. Surat berisikan pesan aneh yang pada awalnya tidak aku mengerti.
"XAOKG FWJCWJ ZWPWJC GA OAGKHWD"
Lalu, tak lama kemudian, dia kembali lagi. Dia cekikikan. Aku kira ini surat cinta ternyata isinya sangat rumit. Kemudian dia memberikanku sebuah bunga, dengan kertas kecil di dalamnya.
"WGQ WGWJ XQJQD OAIQW"
Dia pergi lagi setelah itu. Aku mencoba mengingat kata yang dia ucapkan sebelumnya. "Aku sering menganggap 5 adalah 1". Apakah itu sebuah petunjuk? Aku segera kembali ke kelas. Aku mengambil tabletku dan menganalisa sandinya.
Jika 1=5, maka A=E. Berarti B=F, C=G, D=H, dst. Ternyata sandi ini mirip dengan sandi Caesar. Pesan pertama adalah "Besok jangan datang ke sekolah". Dan pesan kedua adalah "Aku akan bunuh semua". Dan mengenai bunga, mungkin itu adalah pesan bela sungkawa darinya.
Dan keesokan harinya, dia benar-benar melakukannya. Dia benar-benar membunuh semua teman-teman yang telah membully dirinya. Karena saat itu bertepatan dengan hari kami pariwisata ke Candi Borobudur. Dia menyiramkan bensin ke dalam dan luar bis wisata. Lalu saat semuanya sudah masuk, dia lalu membakar semuanya termasuk dirinya sendiri.
Itulah yang kudapat dari berita di media massa hari ini, sehari setelah kejadian itu. Hanya aku yang tidak ikut dengan alasan pura-pura sakit. Sejak saat itu, aku pindah ke kelas baru. Di kelas baru ini, aku berkenalan dengan Ignatius, sahabat yang selalu bersamaku, kemanapun aku pergi. Dan kami tak pernah terpisahkan hingga sekarang.
Dan mengenai Jaya Wijaya, akan kuceritakan juga disini. Jaya Wijaya aku dapatkan saat kelulusan SMP. Ayahku sendiri yang memanggilnya langsung dari Dunia Astral. Katanya ini sebagai hadiah untuk kelulusanku. Jaya Wijaya memiliki kekuatan Teleportasi antar dimensi ruang dan waktu, mampu melukai musuh sampai mengalami luka parah hanya dengan 1 kali cakaran, dan kebal terhadap serangan apapun. Tugasnya adalah untuk menjaga Garis Keturunan Utama. Kakekku lah yang pertama kali memelihara hewan ini.
Hingga sekarang, Jaya Wijaya selalu membantuku untuk pergi ketempat tertentu yang jaraknya cukup jauh dari kotaku.
Wow. Ada penulis crime fiction juga. Mampir ke ceritaku dong. Yang Puggy Humphry series. Mind Box sama Bloody Mary.
Comment on chapter Multi POV