Ini adalah cerita tentang 3 pahlawan muda yang berbeda latar belakang kehidupannya, namun dipertemukan dalam 1 takdir yang sama. Takdir yang sudah diramalkan sejak ratusan tahun yang lalu. Tentang kebangkitan Iblis Kegelapan yang hanya bisa dikalahkan jika 3 pahlawan bersatu. Dan mereka adalah Azza, Azzael, dan Azazel.
Azza, seorang pemudi berlatar keluarga miskin yang hidup di pinggiran kota. Dia bercita-cita ingin menjadi seorang atlet anggar.
Azzael, pemuda berlatar keluarga yang kaya raya. Dia mengalami broken home yang membuatnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Pada intinya, dia mengalami masa muda yang buruk.
Azazel, pemuda yang mandiri dan cerdas, tapi suka hidup menyendiri. Dia tidak mempunyai orang tua sejak kecil. Dia bercita-cita ingin menjadi seorang guru silat yang hebat.
Takdir telah mempertemukan mereka. SMA Garuda telah menjadi tempat pertemuan mereka. Azza, masuk di jurusan IPA. Azzael, masuk di jurusan Bahasa. Dan Azazel, masuk di jurusan IPS.
Saat itu mereka masih belum menyadari bahwa mereka adalah keturunan malaikat dan iblis terkuat. Kekuatan para leluhur telah mengalir dalam darah mereka. Kekuatan yang akan bangkit saat mereka berumur 17 tahun.
###
Cerita ini dimulai pada saat upacara bendera. Jam 7:30 pagi, upacara dimulai. Yang terpilih sebagai pemimpin upacara adalah Azazel. Saat ini mereka duduk di kelas XI.
"Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara."
Terdengar suara pembawa acara membacakan susunan upacara. Azazel segera masuk ke dalam lapangan.
"Laporan masing-masing ketua kelas kepada pemimpin upacara."
Perwakilan kelas segera menuju ke hadapan Azazel untuk melaporkan kelasnya. Tiba-tiba saja awan hitam datang mengitari lapangan itu. Awan itu sangat tebal hingga mampu menutupi matahari yang semula bersinar terang. Upacara itu tetap dilanjutkan.
"Akvan!"
Tidak ada seorang pun yang tahu, siapa yang telah mengatakan itu. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Upacara akhirnya dibatalkan. Para siswa segera masuk kedalam kelas masing-masing.
"Hei, Zel."
Salah satu temannya, Rifki, bertanya kepadanya.
"Ya, Rif. Ada apa?"
"Kok, gue ngerasa hujannya aneh, ya?"
"Maksud lo?"
"Iya, aneh aja. Hujannya dadakan banget gitu."
"Bener juga, sih. Eh, sebentar. Kok, baju lo ada merah-merahnya?"
Azazel melihat baju yang dikenakan Rifki terkena semacam cairan merah.
"Perasaan tadi gue gak ngapa-ngapain. Kayaknya bekas kena ujan, deh."
"Hujan? Jadi hujan tadi..."
Azazel bergegas keluar dari kelasnya. Dari teras kelasnya, dia lalu mengambil sedikit air hujan menggunakan tangannya. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat air yang dia pegang berwarna merah dan begitu pekat.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini?"
###
Dikelas IPA, Azza juga merasakan keanehan yang sama.
"Za, kok gue tiba-tiba merinding, ya?"
Temannya yang indigo, Siska, merasakan ada hawa aneh disekitar mereka.
"Perasaan lo aja kali, Sis. Hari ini, kan hujannya deres banget. Ya, pasti dingin lah."
"Iya juga sih. Eh, lo bawa chargeran gak? Gue lupa bawa nih."
"Emangnya hape lo udah mati, ya?"
"Ehe, iya."
"Ok, bentar, ya. Gue ambil dulu."
Azza lalu mengambil chargeran dari dalam tasnya. Saat itulah kejadian aneh kembali terjadi.
"Eh, apaan nih?"
Azza merasa ada sebuah benda panjang yang licin berada di dalam tasnya. Dia segera mengangkat benda itu. Tenyata benda itu adalah......
"Ular!!"
Pada awalnya ular itu tidur saat di dalam tasnya Azza. Tapi akhirnya ular itu terbangun setelah Azza melemparkannya ke arah dinding. Ular itu ukurannya sebesar lengan anak kecil dengan panjang kira-kira setengah meter. Warna tubuhnya putih polos, tanpa motif apapun.
Seisi kelas mulai dipenuhi kepanikan. Ada yang naik ke kursi dan meja. Ada juga yang berusaha keluar dari kelas. Ular itu mulai merayap, mencoba mencari jalan keluar dari kelas itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini!?"
###
Dikelas Bahasa, eh, bentar! Azzael kan bolos lagi. Kita langsung ke tempat dia aja, ya! Jika kalian ingin tahu dimana Azzael, cobalah cari dia di Warnet. Kau akan menemukan dia sedang main game online seharian penuh. Saat itu, dia juga belum menyadari kejadian aneh yang ada di sekelilingnya.
"Eh, Dim, gue mau ke toilet bentar. Tolong jagain komputer gue, ya!"
"Ok, Zil!"
Zil adalah Usernamenya dalam game. Dan nama ini juga melekat pada dirinya di dunia nyata. Yang menjawab tadi adalah Dimas, teman satu sekolahnya. Sama seperti Azzael, dia juga tergolong siswa nakal dan sering bolos sekolah.
Saat ingin menuju ke toilet, dia melihat awan hitam menggantung diatas langit. Dia mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet. Dengan perlahan, dia melangkah keluar dari warnet. Awan itu semakin jelas terlihat. Dia terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ada gedung-gedung tinggi diatas sana. Seolah-olah sebuah kota melayang ada dihadapannya.
"Apa yang sebenarnya terjadi disini?"
###