Loading...
Logo TinLit
Read Story - CINTA SI GADIS BUTA
MENU
About Us  

Reina menghela napasnya berulang kali. Dia sama sekali tak menyimak apa yang sedang dibicarakan oleh Citra saat ini. Entah apa yang sedang merasuki pikirannya. Selama dua hari ini, pikirannya selalu saja tertuju pada cowok yang telah menggagalkan rencana bunuh dirinya waktu itu.

"Rei, gimana menurut kamu? Apa Kakak terima saja ya lamaran Rico?" tanya Citra terlihat kebingungan, "kalau Kakak terima lamaran Rico, trus kamu gimana nanti? Siapa yang bakal jagain kamu?"

Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Reina. Ia bahkan tak mendengar apa yang baru saja ditanyakan oleh kakaknya itu. Pikirannya terus saja mempertanyakan perkataan cowok itu tempo hari. Kenapa cowok itu belum juga mengajakku jalan? Apa dia lupa sama ucapannya waktu itu?

"Rei! Reina!" panggil Citra dengan suara yang mengagetkan.

Suara Citra yang mengagetkan membangunkan Reina dari pertanyaan-pertanyaan di hatinya yang membingungkan. Ia menggerutu di dalam hatinya. Payah. Apa yang sedang kupikirkan sih? Ngapain aku memikirkan orang yang baru kutemui?

"Kamu kenapa sih, Rei? Sakit? Mulai tadi ngelamun terus."

"Nggak kok. Aku nggak apa-apa," jelas Reina singkat.

Citra menghela napas melihat tingkah adik satu-satunya itu. Dia sangat hapal akan sifat adiknya itu. Dia tahu kalau Reina sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Citra tersenyum kecut menatap adinknya itu seraya berkata, "Rei, Rei! Apa kau lupa kalau aku ini Kakakmu? Kau tinggal sama Kakak nggak sebentar, Rei. Kakak tahu kalau ada sesuatu yang sedang mengganggu pikiranmu sekarang."

Reina tak tahu harus berkata apa pada Citra. Dia tak mungkin bilang kalau kalau dirinya sedang menunggu cowok yang dua hari lalu telah menggagalkan percobaan bunuh dirinya.

"Hayo... kamu lagi mikirin apa?" desak Citra.

Tok... tok... tok...

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Suaranya berasal dari arah pintu depan. Citra segera menghentikan desakannya. Dia merasa heran. Tak biasanya ada seseorang yang datang ke rumahnya di sore hari. Mungkin yang datang adalah orang yang ingin memesan roti buatannya, atau mungkin Rico yang ingin mendengar jawaban atas lamarannya itu. Entahlah. Ketukan pintu itu membuat Citra terpaksa mengurung rasa penasarannya akan hal yang sedang disembunyikan adiknya itu.

"Rei, Kakak buka pintu dulu," ucap Citra lalu melangkahkan kakinya menuju pintu depan.

Reina menghela napas lega. Tangan kanannya lalu mengusap dadanya. Kepalanya tak lagi pening karena ulah Citra. Dia sangat bersyukur karena orang yang saat ini ada di depan rumahnya datang di saat yang tepat, penyelamat batinnya.

Pintu bercat biru itu dibuka Citra dengan perlahan. Kedua matanya menatap kaget pada apa yang ada di hadapannya sekarang. Seorang cowok berwajah tampan dengan rambut yang sedikit berantakan tengah berdiri di hadapannya. Dia mencoba mencari tahu tentang cowok itu dari memori di kepalanya. Aneh sekali. Wajah cowok itu tampak tak asing baginya. Tetapi, tak ada sedikit pun ingatan tentang cowok itu.

"Reina-nya ada?" tanya cowok itu.

"Kau temannya Reina? Kok aku baru melihatmu?" tanya Citra penasaran.

"Iya, Kak. Aku teman barunya Reina. Namaku Devan," terangnya, "ngomong-ngomong Reina-nya ada nggak, Kak?"

"Ada kok. Kamu duduk aja dulu di situ! Kakak panggilkan Reina sebentar." Setelah berkata seperti itu, Citra melangkahkan kakinya dengan cepat menghampiri Reina. Hatinya sangat senang karena ini ada pertama kalinya Reina membawa teman cowoknya datang ke rumah.

Reina menjadi penasaran akan orang yang sedang bertamu di rumahnya sekarang. Aneh sekali. Dia sama sekali tak mendengar suara kegaduhan dari arah ruang tamu. Biasanya, bila yang datang Rico atau teman-temannya, suara Citra-lah yang mendominasi hampir seluruh ruangan di rumah. Kemungkinan yang bertamu saat ini adalah orang yang hendak memesan roti buatannya.

"Rei, ada yang cari kamu tuh di depan," ucap Citra menghampiri Reina.

"Siapa, Kak? Shila?"

"Bukan Sheila, Rei." Citra tersenyum senang. "Kenapa kamu nggak cerita sama Kakak kalau punya teman cowok sih, Rei? Teman cowok kamu ganteng banget loh. Tapi tetap gantengan Rico sih."

"Cowok? Siapa?" Reina bingung. Rasa-rasanya dia tak punya teman cowok.

"Kamu nggak perlu malu-malu gitu sama Kakak. Udah, embat aja, Rei."

"Emangnya dia makanan, main diembat segala," ucap Reina ketus.

"Samperin deh sana! Kasihan temanmu yang ganteng itu kalau nunggunya kelamaan." Citra lantas membantu Reina berdiri. Dia lalu menuntun Reina menuju ke ruang tamu.

Reina bingung sekaligus penasaran. Mungkin saja cowok yang dimaksud adalah cowok yang telah menolongnya dua hari yang lalu.

Sementara itu, cowok yang bernama Devan duduk dengan gelisah. Dia tampak tak sabar menunggu kedatangan Reina. Beberapa kali dia mengarahkan pandangan matanya ke arah ruang depan. Tetapi, orang yang ditunggu-tunggunya belum juga datang menghampirinya.

Tanpa Devan sadari, sebuah senyuman terukir di bibirnya saat Reina datang bersama dengan Citra. Gadis itu, gadis yang membuatnya sadar akan keagungan Sang Maha Pencipta. Dibalik ketidaksempurnaan anggota tubuhnya, gadis itu bisa bersikap mandiri dan tak menyusahkan orang lain. Gadis itu benar-benar membuatnya kagum.

"Lama ya nunggu Reina-nya? Maaf ya," tanya Citra merasa tak enak.

Devan tersentak dari lamunanya. Tiba-tiba saja wajah Reina sudah berada dekat sekali dengannya. Jantungnya kembali berdebar-debar.

"Nggak kok, Kak. Nggak lama."

Citra menatap Reina dan Devan dengan sorot mata senang, kemudian tersenyum. Tanpa berkata apa pun, Citra berbalik dan meninggalkan adiknya berdua dengan teman cowoknya.

"Hei!" sapanya, "kau masih ingat aku? Cowok di pinggir jalan dua hari yang lalu. Kau ingat?"

Reina terbelalak. "Kau masih ingat sama aku? Kupikir kau lupa."

Devan tersenyum seraya berkata, "Tentu saja aku masih ingat sama gadis mandiri."

"Gadis mandiri?"

"Benar. Kau gadis yang mandiri, gadis yang melakukan apa pun sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk jalan-jalan sendirian di pinggir jalan," puji Devan.

Wajah Reina dibuat merona karenanya. Antara malu dan senang bercampur menjadi satu di dalam hatinya.

"Yuk!" ajak Devan tiba-tiba.

"Kemana?"

"Jalan-jalan. Apa kau lupa sama janji yang aku buat waktu itu?"

"Astaga! Ternyata kau benar-benar ingat pada janji itu. Kupikir kau cuma bercanda." Reina tersenyum senang, pipinya kembali merona kemerahan.

"Aku sama sekali nggak bercanda. Waktu itu aku memang ingin mengajakmu jalan. Tapi karena waktu yang nggak memungkinkan, jadinya aku nggak jadi. Mumpung hari ini aku ada waktu luang, aku bisa menjemputmu ke sini." Devan tertawa kecil. "Ah, ya. Hampir saja lupa. Aku belum memperkenalkan diri. Namaku Devan."

"Devan, nama yang bagus," puji Reina.

"Aku ingin ngajak kamu jalan-jalan ke taman sekarang. Kau mau nggak?"

"Aku mau kok. Tapi aku minta izin dulu sama Kak Citra."

Citra tiba-tiba datang. Dia berkata dengan nada mengingatkan, "Aku izinkan kamu jalan sama dia. Tapi, sebentar saja. Jangan sampai malam!"

Devan lantas beranjak dan membantu Reina berdiri. Dia lalu membantu Reina masuk ke dalam mobilnya. Citra berdiri di ambang pintu depan. Sorot matanya tak lepas dari mobil yang dikendarai oleh Devan dan Reina. Citra sangat senang melihat keakraban yang terjadi di antara mereka berdua.

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • rara_el_hasan

    suka ceritanya ..semangat

    Comment on chapter BAB 1 MIMPI BURUK
Similar Tags
The Story of Fairro
2911      1236     3     
Horror
Ini kisah tentang Fairro, seorang pemuda yang putus asa mencari jati dirinya, siapa atau apa sebenarnya dirinya? Dengan segala kekuatan supranaturalnya, kertergantungannya pada darah yang membuatnya menjadi seperti vampire dan dengan segala kematian - kematian yang disebabkan oleh dirinya, dan Anggra saudara kembar gaibnya...Ya gaib...Karena Anggra hanya bisa berwujud nyata pada setiap pukul dua ...
The Spark Between Us
10328      3007     2     
Romance
Tika terlanjur patah hati untuk kembali merasakan percikan jatuh cinta Tapi ultimatum Ibunda untuk segera menikah membuatnya tidak bisa berlamalama menata hatinya yang sedang patah Akankah Tika kembali merasakan percikan cinta pada lelaki yang disodorkan oleh Sang Ibunda atau pada seorang duda yang sepaket dengan dua boneka orientalnya
Salted Caramel Machiato
14872      4510     0     
Romance
Dion seorang mahasiswa merangkap menjadi pemain gitar dan penyanyi kafe bertemu dengan Helene seorang pekerja kantoran di kafe tempat Dion bekerja Mereka jatuh cinta Namun orang tua Helene menentang hubungan mereka karena jarak usia dan status sosial Apakah mereka bisa mengatasi semua itu
Teman
1498      693     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Cinta Pertama Bikin Dilema
5452      1477     3     
Romance
Bagaimana jadinya kalau cinta pertamamu adalah sahabatmu sendiri? Diperjuangkan atau ... diikhlaskan dengan kata "sahabatan" saja? Inilah yang dirasakan oleh Ravi. Ravi menyukai salah satu anggota K'DER yang sudah menjadi sahabatnya sejak SMP. Sepulangnya Ravi dari Yogyakarta, dia harus dihadapkan dengan situasi yang tidak mendukung sama sekali. Termasuk kenyataan tentang ayahnya. "Jangan ...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7770      1706     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Ketos pilihan
833      573     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Rela dan Rindu
8978      2275     3     
Romance
Saat kau berada di persimpangan dan dipaksa memilih antara merelakan atau tetap merindukan.
HAMPA
430      301     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
How to Love
1443      609     3     
Romance
Namanya Rasya Anggita. Sosok cewek berisik yang selalu penasaran dengan yang namanya jatuh cinta. Suatu hari, dia bertemu cowok aneh yang mengintip pasangan baru di sekolahnya. Tanpa pikir panjang, dia menuduh cowok itu juga sama dengannya. Sama-sama belum pernah jatuh cinta, dan mungkin kalau keduanya bekerja sama. Mereka akan mengalami yang namanya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Tapi ter...