Air mataku tidak bisa berhenti. Aku… ingin bertemu denganmu.
…..
“Selamat ulang tahun, Azmirah…,” ucap Azmirah kepada dirinya sendiri.
Dia menatap langit-langit rumahnya sendiri dengan tatapan sendu. Dia merasa kesepian. Semua yang menyayanginya telah tiada.
Bertahun-tahun dia merasakan kehampaan. Walaupun kehampaan itu sempat pergi, namun kini kembali lagi.
“Ah! Ada kado!” serunnya lalu berdiri dari duduknya.
Azmirah mengambil sebuah kotak yang sudah berdebu di atas lemari pakaiannya yang tidak terlalu tinggi.
Dia membuka kotak itu dan menemukan sebuah buku catatan yang sangat ia kenali. Senyuman menghiasi wajahnya. Beberapa kali dia mengusap buku itu yang sudah usang. Dia membukanya dengan perlahan dan hati-hati.
Setiap tulisan membuatnya teringat sesuatu yang pahit dan manis. Walaupun itu hanya penggalan puisi-puisi pendek dengan penuh makna, dia tidak pernah berhenti membacanya.
Di setiap tahunnya. Tepat tanggal 18 April. Hal itu mengingatkannya kepada buku ini. Buku yang berisi puisi di setiap lembarnya. Bahkan tidak bisa dikatakan puisi. Dia hanya tertawa pelan melihat setiap barisan itu.
“Gue kangen sama lo, Mansa.”
@yurriansan makasih banyak kak sudah mampir^^
Comment on chapter 03. Pulang BarengAku suka nama mansa garem wkwkwkwkw
Oke kak,^^