Loading...
Logo TinLit
Read Story - Throwback Thursday - The Novel
MENU
About Us  

Riuh sorakan siswi SMUKY dari atas balkon tiga lapis berikut orang-orang di lapangan menggema. Membuat gentar tim lawan pada pertandingan basket mengawali tahun 2010 antara SMUKY dan SMU Tarakanita.

Katarina dan sahabat-sahabatnya menonton dari pinggir lapangan basket, dibarisan paling belakang. Mereka tidak bisa mendapat tempat premium di samping lapangan basket karena di sana sudah ditempati genk-genk anak populer dari beberapa kelas dan para cheerleaders. Namun bukan masalah, mereka tetap dapat melihat Josh bertanding dan ikut bersorak sorai ketika Josh melakukan three point shoot dan ... masuk! Tepuk tangan dan suitan keras dari pinggir lapangan berkumandang. Point yang diciptakan Josh menutup pertandingan 60 menit itu dengan skor 62-46.

Tiupan panjang peluit tanda pertandingan telah berakhir memecah kebisingan, para pemain di lapangan segera membubarkan diri ke bangku pemain. Tubuh gempal Pak Musa -- selaku guru olah raga SMUKY -- maju ke tengah lapangan, dadanya membusung bangga karena tim asuhannya memenangkan pertandingan. Sebagai tuan rumah, ia membacakan pengumuman dan daftar acara selanjutnya sambil menunggu penyerahan piala.

Josh dan timnya segera disambut para perempuan di kursi depan, ada yang membawakan minuman, handuk, makanan, bahkan souvenir. Musik keras mulai berdentum, mengiringi masuknya tim cheerleader ke tengah lapangan untuk menghibur penonton. Teriakan siswa lelaki ganti berkumandang, ketika para cheerleader memperlihatkan liuk tubuh yang lincah dan ketangkasan menyusun piramida.

"Jadi si Josh enak juga ya. Lihat ... cewek-cewek itu berebutan ngelayanin dia." Canda Hendra sambil terkekeh, kemudian ia mengaduh ketika Sylvia menyikut rusuknya.

"Dasar genit. Yang jadi ceweknya siap-siap aja mati cemburu." Sylvia menyeletuk dari antara Hendra dan Cyanne.

"Koq si Josh gak naksir sama salah satu dari kita ya, Kat? Maksud gue dibanding dia sama cewek-cewek itu yang cuma bisa ngangkat rok dan joget-joget di muka umum gitu. Gak malu apa?"

Katarina membungkam mulut Cyanne – yang berdiri di tengah-tengah Sylvia dan dirinya – dengan cepat, sambil berbisik, "Hush! Cyanne, jangan kenceng-kenceng, bisa gawat! Eh, jangan-jangan lo suka sama Josh, ya?" Mata Katarina berbinar-binar menggodanya, Sylvia ikut mendengarkan dari sampingnya kiri.

"Hmm ... gue sih naksir sama dia, Kat. Jadi kalau dia nembak gue, gue gak bakal nolak." Keterusterangan Cyanne membuat para gadis cekikikan.

"Gue doain dia juga suka sama lo, Cyan." Cyanne kegirangan dan langsung menerkam Katarina untuk memeluknya.

"Gua jadi pengen main basket." Kata-kata Hadi menarik perhatian sahabat-sahabatnya yang berjejer di samping kanannya, gurauan mereka berhenti dan semua mata menuju ke arahnya. "Apa lihat-lihat? Gak boleh memangnya?" Kemudian tawa mereka meledak bersamaan. Siapa sih yang gak mau di tatap dengan penuh kekaguman oleh para perempuan, ya gak?

"Eh, Josh datang tuh!" Hendra melambaikan tangannya dengan antusias melewati tingginya kerumunan yang berdiri di depannya.

Josh tidak perlu menyeruak kerumunan orang untuk mencapai tempat mereka, ia cukup tersenyum dan kerumunan itu secara otomatis membelah begitu dia lewat. Kaos basket tanpa lengan masih basah dengan keringat, handuk mengalungi lehernya dan di kepalanya terdapat headband untuk menghalau keringat masuk ke mata – namun Josh terlihat luar biasa super ganteng ketimbang dia dalam keadaan rapih seperti hari biasanya. "Ngobrolin apaan? Lucu banget?"

"Hadi pengen kayak lo, Josh. Dia mau main basket juga, biar dikelilingi banyak cewek." Celetuk Sylvia dan para gadis cekikikan lagi.

"Abis, fans lo banyak banget, Josh. Mereka gak peduli lo kalah atau menang, lo tetap dianggap pahlawan." Kemudian Hadi menoleh ke Hendra, "Lo jangan diem-diem aja, Hen. Gue tau lo juga ngiler kan?" Hendra menjawab teguran Hadi dengan berdecih. Josh ikut tertawa bersama mereka.

"Iya, bener, Di. Cuma dia doang nih yang belum jadi fans gue. Gue liat dia ngefansnya cuma sama lo, bikin iri aja." Jemari Josh menunjuk pada Katarina yang berada di depannya.

"Jangan ngaco deh." Katarina berkilah.

"Kalau begitu, sini dong, Kat, kita selfie berdua biar lo sah jadi fans gue." Tangan Josh terulur untuk menangkap pergelangan tangan Katarina.

"Idih, gak mau!" Katarina menutup wajahnya dan memalingkan tubuhnya ke kanan. Lengan Hadi langsung menyambut bahunya. Mata Josh membelalak melihat adegan di depannya.

"Katarina biar sama gue aja, dia gak suka cowok keringetan kayak lo, Josh ... penuh bakteri." Teman-temannya tertawa mendengar candaan Hadi. Namun menurut Josh walaupun kata-kata yang diucapkan Hadi bernada canda, tatapan yang dilemparkan Hadi tidak – atau begitulah yang dilihat Josh di mata lelaki itu.

Josh tidak suka, dia tidak suka dengan Hadi yang selalu ada di samping Katarina. Walaupun ia tau bahwa Hadi bermaksud baik untuk melindungi Katarina, setelah apa yang dilalui gadis itu. Josh bertekad mencari cara agar Katarina juga percaya padanya. 

Setelah Katarina mulai bicara dengannya bulan lalu, Josh mendapati ada hal lain yang mengganggu pikirannya ... Katarina tidak pernah menyebut namanya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Mapel di Musim Gugur
447      318     0     
Short Story
Tidak ada yang berbeda dari musim gugur tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman terindah. Sebuah senyuman yang tidak mampu lagi kuraih.
PEREMPUAN ITU
534      370     0     
Short Story
Beberapa orang dilahirkan untuk membahagiakan bukan dibahagiakan. Dan aku memilih untuk membahagiakan.
FORGIVE
2028      721     2     
Fantasy
Farrel hidup dalam kekecewaan pada dirinya. Ia telah kehilangan satu per satu orang yang berharga dalam hidupnya karena keegoisannya di masa lalu. Melalui sebuah harapan yang Farrel tuliskan, ia kembali menyusuri masa lalunya, lima tahun yang lalu, dan kisah pencarian jati diri seorang Farrel pun di mulai.
UNTAIAN ANGAN-ANGAN
143      123     0     
Romance
“Mimpi ya lo, mau jadian sama cowok ganteng yang dipuja-puja seluruh sekolah gitu?!” Alvi memandangi lantai lapangan. Tangannya gemetaran. Dalam diamnya dia berpikir… “Iya ya… coba aja badan gue kurus kayak dia…” “Coba aja senyum gue manis kayak dia… pasti…” “Kalo muka gue cantik gue mungkin bisa…” Suara pantulan bola basket berbunyi keras di belakangnya. ...
Ada Apa Esok Hari
159      115     0     
Romance
Ia datang terlambat ke kampus, tapi tidak pernah terlambat jatuh cinta. Tarisa tidak punya apa-apa, kecuali kepintaran dan hati yang tak gampang menyerah. Lalu datang Adit—pemuda dengan mata lelah, senyum tipis, dan rahasia yang terlalu sunyi untuk diceritakan. Mereka bertemu bukan karena takdir yang indah, tapi karena luka yang pelan-pelan saling mengenal. Ini bukan kisah cinta yang ingi...
Ketika Cinta Bertahta
891      535     1     
Short Story
Ketika cinta telah tumbuh dalam jiwa, mau kita bawa kemana ?
Aldi: Suara Hati untuk Aldi
368      266     1     
Short Story
Suara hati Raina untuk pembaca yang lebih ditujukan untuk Aldi, cowok yang telah lama pergi dari kehidupannya
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
Aria's Faraway Neverland
3599      1178     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...
Secret World
3446      1200     6     
Romance
Rain's Town Academy. Sebuah sekolah di kawasan Rain's Town kota yang tak begitu dikenal. Hanya beberapa penduduk lokal, dan sedikit pindahan dari luar kota yang mau bersekolah disana. Membosankan. Tidak menarik. Dan beberapa pembullyan muncul disekolah yang tak begitu digemari. Hanya ada hela nafas, dan kehidupan monoton para siswa kota hujan. Namun bagaimana jika keadaan itu berputar denga...