Read More >>"> Army of Angels: The Dark Side (Interogasi) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Army of Angels: The Dark Side
MENU
About Us  

Warning! Bagi yang tidak suka adegan penyiksaan sebaiknya diloncati saja chap ini dan beralih ke chap selanjutnya. Thanks.

.

.
“AAAAA AMPUNNN!” Sebuah teriakan  Kesakitan keras memenuhi ruangan.


“ Sekarang... Bukankah kau suka mempermainkan Orangku? Bagaimana jika hal itu berbalik kepadamu? Bukankah ini menyenangkan? Pasti kau tidak menduga karma akan datang secepat ini, bukan?”
Seseorang yang tengah memegang pedang berkilauan dan memiliki semacam petir dibilahnya mengatakan itu dengan dingin.


“Tuann.. Tuan.. Mohon ampuni saaaya... Saya akan mengatakan apapun.. Tolong ampuni saya, atau bila tidak tolong bunuh saya..”  Dengan aura putus asa dia mengatakan hal itu.


“ Hahaha kau pikir aku akan melepaskanmu  semudah itu? Bagaimana? Bagaimana  rasanya memiliki luka separah ini, Tapi itu berbanding lurus dengan regenerasi mu? Ngomong-ngomong, aku tidak membutuhkanmu membuka mulutmu. Masih ada banyak mulut disana,  jadi kita tidak perlu segera membiarkan ini berakhir bukan?” Dengan dingin orang itu membicarakan hal itu seolah itu adalah hal yang biasa.


“ Orxsia, bermainlah dengannya lagi. Nanti, kita biarkan dia beristirahat dan pulih.. lalu kita lakukan lagi dan lagi...”


“Baik Tuan.”


“Tidak...Aku mohon jangan lagi...Aaaaaa”


Orang itu berteriak ketika Orxsia dengan kejam memotong tangannya.


“Baiklah... Baiklah... Sekarang giliranmu! Tapi tenang saja, kali ini karna aku sudah mengantuk aku akan memberikan sedikit kebaikan hati kepada kalian. Katakan dengan jujur apa yang ingin kudengar dan akan ku akhiri sesi permainan hari ini. Oh ya.. seperti yang aku katakan sebelumnya, aku memiliki kemampuan mengetahui kebohongan loh... Jadi jika kalian ingin mengujinya... Yah.. aku anggap kalian menang dan aku perbolehkan bermain dengan Orxsia lebih lama... Sekarang kau!”
Glen menunjuk seseorang yang sepertinya adalah ketua dari mereka semua.


“Hiiii” menangapi tunjukan Glen, orang itu berteriak ketakutan.


Wajar saja dia ketakutan. Proses interogasi yang dilakukan tidaklah sebuah interogasi normal. Biasanya interogasi dilakukan dengan cara menanyai dahulu baru menyiksa bila tidak mau berbicara, tapi ini adalah sebaliknya. Tanpa menanyakan apa-apa, dia langsung menyiksa mereka. Bahkan tanpa ragu dia memberikan luka yang serius kepada mereka. Dia tidak khawatir jika mereka akan terbunuh atau apapun karna setelah dia menyiksanya, dia kemudian menyembuhkan mereka sebelum mereka benar-benar terbunuh. Menyembuhkan? Ya, dia menyembuhkan mereka untuk hanya sekedar menyiksa mereka lagi. Dengan kemampuannya memanjatkan mantra penyembuhan yang sangat hebat kepada mereka, dia membuat luka mereka segera beregenerasi setelah 5 menit mantra diberikan. 


Melihat bahwa dia ditunjuk untuk berbicara selanjutnya, membuat ketua penjahat yang menyerang desa  hanya bisa berkeringat dingin dan gemetar ketakutan. Dia tahu, apabila dia tidak berbicara dan menyenangkan orang itu, dia adalah orang yang selanjutnya disiksa. Dia tidak ingin menjadi seperti anak buahnya itu.


“Baiklah, siapa namamu, dan apa jabatanmu?”


“Na... Nam...”


“Huh apa? Yang jelas! ini suatu peringatan untukmu!” Sembari mengatakan itu, Glen memegang tangan orang itu yang terikat ditiang didepannya dan menaruh ujung pedangnya dikuku orang itu, kemudian dia menusukannya.


“Aaaaa ampun... Ba..baiklah” Dia berteriak sembari meronta-ronta.


“Jadi?”  

Melepaskan pedangnya dari jari orang itu, Glen membiarkan berbicara.


Terlihat darah mengalir dari luka kuku yang terkelupas dan lubang tertutupi darah segar akibat ujung  pedang Glen.


“Hah... hah, Nama saya adalah regh, saya adalah ketua dari mereka semua.”

Dengan nafas terengah-engah dan menahan rasa sakit, orang bernama regh berusaha mengatakan dengan sejelas mungkin, dia takut hal seperti tadi akan terulang lagi.


“Bagus! Jadi kenapa kau menyerang desa ini?”


“Saya hanya diberi perintah.”  

Regh dengan ragu mengatakan itu. Dia tidak ingin mengatakan itu, tapi dia juga berfikir kalau dia tidak bisa berbohong dihadapan orang ini, apabila dia terdeteksi oleh kemampuan mengetahui kebenaran orang ini, pastilah dia akan mendapatkan siksaan yang jauh lebih kejam, karna dia mempunyai informasi yang lebih berharga.


“Siapa yang memerintahkannya?”


“...”


“Hoho... Sepertinya kau ingin ikutan bermain-main ya? Baiklah...”


“Tidak...Tidak Tuan... Maafkan saya... Saya tidak ingin bermain... Baiklah saya akan memberitahukannya...” 


Regh yang mengetahui maksut sebenarnya dari bermain itu dengan keringat dingin dan ketakutan berusaha meminta maaf.


“Baiklah... Karna kau sudah sadar diri... Lanjutkan!”


“Terima kasih Tuan... Sebenarnya saya adalah unit rahasia dari  kerajaan timur. Saya diutus untuk membuat desa ini hancur dan membuat seolah-olah Elflah pelakunya. Para peramal dari kerajaan kami mengatakan untuk lebih baik menghancurkan para Elf itu, karna mereka diprediksi akan mengambil bagian dalam kekacauan 2 tahun mendatang, entah itu sebagai musuh ataupun kawan. Sehingga Perdana Menteri kami memerintahkan untuk mengadu domba Kerajaan ini dengan para Elf.” Untuk memastikan keselamatannya, Regh memutuskan untuk berbicara dengan jujur. Dia masih ingin bertemu dengan anak dan istrinya, dan tidak mau untuk terus disiksa lagi ataupun mati disini.


“Cuma itu? ”


“Benar Tuan. Hanya itu.”


“Kau berniat membodohiku? Jika kau memang diperintahkan untuk tugas sepenting itu, kenapa jumlah kalian hanya segelintir seperti ini? Lalu bukankah kalian itu termasuk lemah untuk sebuah tugas yang langsung diberikan oleh pejabat penting itu? Mudah sekali kau mengatakan informasi sepenting itu, kau berniat menipuku?" Glen membentak orang yang ada didepannya itu.


Setelah itu  Glen bersiap untuk mengiris jari kanan orang itu sebagai hukuman.


“Tuan ampuni saya. Saya tidak membohongi Anda. Saya mohon dengarkan saya dahulu!" Dengan memelas dan mengiba Regh berusaha memohon atas jarinya yang hendak dipotong.

Mendengar orang didepannya mengiba, Glen menghentikan pedangnya yang telah sedikit mengores jari orang itu dan mengatakan,


“Katakan! Jika aku mencium satu saja kebohongan, bukan hanya tangan kananmu, tapi bersiap lah untuk kemungkinan terburuk yang bisa kau bayangkan!"


“Sa-saya mengerti! Kami memang bukanlah golongan elit, kami hanyalah segerombolan prajurit yang baru memiliki prestasi pada medan perang kemarin. Karna ini bukanlah misi resmi dan termasuk penyusupan maka perdana Mentri hanya mengirimkan kami dengan jumlah 50 orang. Karena saya berfikir akan terlalu beresiko untuk membawa langsung 50 orang maka saya memutuskan hanya membawa 22 orang terkuat dipasukan kami, sisanya masih ada dikemah perbatasan. Saya mengatakan kebenarannya, saya mohon untuk Anda percaya akan kata-kata saya."

 

“Hm, baiklah. Meskipun banyak keanehan dan lubang dikata-katamu, tapi sepertinya kemampuanku tidak bereaksi terhadapmu, berarti kau berbicara jujur. Baiklah. Orxsia! Kau sudah selesai? Cepat berikan tetesan ramuan itu kepada mereka! Ayo kita segera kembali!”


“Baik Tuan.”

Orxsia kemudian mengeluarkan botol berisi cairan ungu dan meneteskan cairan didalam botol itu kepada mereka satu persatu.
Setelah dia selesai, akhirnya mereka berdua meninggalkan para penjahat itu tetap di ruangan itu.
.
.

.

#Setelah kepergian Glen dan Orxsia.


“Terima kasih pemimpin. Saya sudah putus asa setelah 2 hari ini disiksa oleh mereka berdua.” Salah seorang orang yang terikat memecah keheningan dan mengaburkan Suara rintihan kesakitan yang masih ada disitu.


“Kalian tahu kan, jika kita sedang beruntung. Sudah 2 hari ini dia menyiksa tanpa berinisiatif menanyai kita, tapi akhirnya dia menanyainya kita juga. Apakah kalian keberatan atas pengakuan jujurku? Kalian tahu bukan.  Kita tidak bisa berbohong di depannya dan jika aku tidak mengatakan kebenarannya, dia akan terus-menerus bermain dengan kita. Siapa yang tahu apa yang akan dipotongnya lagi.”


“Kami mengerti komandan. kami telah disiksa penuh 2 hari ini, jadi kami bersyukur dia akhirnya mau bertanya juga. Jika tidak lihat lah Zedvi itu, dia bahkan sudah sekarat seperti itu sekarang, tapi dia akan disiksa lagi besok pagi. Jika dia tidak bertanya, mungkin kita akan bernasib sama sepertinya untuk waktu yang tidak diketahui. Tapi, sekarang mungkin kita beruntung, akhirnya dia mau bertanya juga.” Salah seorang dari mereka berkata begitu sembari melihat teman mereka yang kini masih terbaring terikat dilantai. Tubuh pria itu penuh lebam, darah memenuhi tubuhnya terutama dibagian tangannya yang dipotong dengan kejam, matanya memutih menandakan dia telah pingsan. 


Dia sudah beberapa kali mengalami hal ini, tapi karena mantra penyembuh itu juga berpengaruh ke jiwa, maka mantra itu mencegah orang bernama Zedvi itu kehilangan kewarasannya.


“Ya Dewa. Selamatkan kami! Kami masih ingin hidup. Atau jika tidak akhiri penderitaan kami ini.” Mereka semua berdoa kepada Dewa yang mereka sembah  berharap mendapatkan pertolongan, walau mereka tahu jika hal itu sangatlah kecil kemungkinannya.
.
.
.
“Hueeek... Hueekk..” 


Setelah menyuruh Orxsia untuk pulang duluan dan membersihkan diri, aku kemudian berhenti dan  mencari tempat untuk memuntahkan isi perutku.


Sudah beberapa hari ini aku mencoba melakukan interogasi kepada para penjahat itu. Selama beberapa hari ini aku juga telah memuntahkan isi perutku.


Apa-apaan itu? Apakah Proses interogasi yang kulakukan sudah benar? Apakah itu malah terlihat seperti seorang psikopat?


Aku yang belum pernah melakukan interogasi, mencoba melakukan hal serupa. Tapi aku tidak menyangka akan semengerikan ini. 


Sepertinya saat aku melihat  difilm bagian siksaan itu terlihat sangat efektif untuk mengorek informasi dari orang yang diinterogasi, jadi aku mencoba mempraktekkan nya. Tapi yah, kurasa Film dan kenyataan tidaklah sama. Tidak ku sangka akan semengerikan ini.  Lagipula bukankah bau tempat itu terlalu busuk selama 2 hari ini? Bau kotoran, kencing, darah, muntahan menjadi satu. Aku benar-benar tidak tahan dengan bau mereka. Untung saja aku berhasil mengorek informasi yang berharga sebelum aku pergi. Jadi aku tidak perlu mengintrogasi mereka lagi.


Akan pergi? Ya. Kami, lebih tepatnya aku bersama para Elf akan kembali ke Desa Elf untuk memberitahu mereka jika para Orc akan segera melakukan serangan besar-besaran. 


Lalu kenapa aku ikut pergi bersama para Elf itu? Aku berencana mempelajari sihir para Elf, karna Luxia bilang jika mereka mempunyai perpustakaan yang memiliki informasi tentang sihir, jadi aku berencana ikut sekalian melakukan pengawalan kepada para Elf ini. 


Kami akan pergi besok siang. Hal itu sudah aku beritahukan kepada kepala desa dan aku juga sudah memberikan perintah kepada Orxsia untuk tetap berada dan menjaga desa ini sebagai hukuman atas kesalahannya. Sebenarnya itu hanya alasan pertama, alasan lainnya adalah karna Bangsa Elf dan Orc itu tidaklah akur jadi bisa gawat jika tiba-tiba Orxsia muncul ditengah-tengah Elf bukan? Yah alasan selanjutnya adalah aku menyuruhnya untuk terus belajar dan mengasah kemampuan bertarungnya sembari melatih para pemuda didesa ini untuk lebih terampil dalam bela diri. Sepertinya Orxsia mengerti akan perintahku dan mengatakan akan mematuhinya.


Tapi kalau aku ingat lagi, bukankah orang yang kita yaitu tadi mengatakan pasukannya berkemah diperbatasan? Dimana letak perbatasan yang dia maksud itu?  Saat ini, aku tidak ingin kembali ke tempat mereka itu. Sebaiknya aku tanyai besok saja sebelum berangkat.


Kembali memasalahkan sekarang... Sepertinya aku telah mengeluarkan semua isi perutku deh. Sebaiknya nanti ketika tiba, aku langsung  mandi dan tidur.

.
#Pagi hari


“ Tuan Glen... Ada yang ingin saya sampaikan!” Dengan terburu-buru Orxsia memasuki ruangan kamarku.


“Apa? Aku perginya nanti siang, sekarang aku masih ngantuk.” Aku melirik Orxsia sebentar kemudian menutupi diriku dengan selimut.


“Maaf Tuan. Tapi ini adalah sesuatu yang gawat... Ketika tadi saya sedang mencari kayu saya melihat ada segerombolan orang menggunakan baju zirah lengkap serta berkuda sedang  menuju kearah sini. Jadi saya mengambil jalan pintas untuk melaporkan hal ini.”


“Hah? Pasukan berkuda? Cepat bersiaplah memakai  armor lengkap... Ingat yang kukatakan bukan?”


”Ingat Tuan.. Cari tahu mereka adalah musuh bukan, sembari mencari cara mengalahkan mereka. Usahakan jangan mengambil langkah gegabah.”


“Bagus. Kali ini kau berperan sebagai pancingan. Berdirilah didepan gerbang desa dan cari tahu apakah mereka adalah musuh atau bukan. Aku akan mencari cara mengalahkan orang yang paling merepotkan kan jika mereka memang benar adalah musuh kita.” sembari berusaha mengenakan chain mail aku mengatakan hal demikian.


“Jangan lupa beritahu kepala desa untuk evakuasi dan mengirimkan orang yang siap bertarung. Segera pergi!”  Aku segera memerintahkan hal itu Kepada Orxsia.


“Baiklah Tuan.” Dengan berlari Orxsia segera keluar dari kamarku.


“Tetap disini Luxi, aku akan menyambut mereka.” Aku memberitahu keberangkatan ku kepada Luxia yang sibuk mengemasi pakaiannya.


“Berhati-hatilah!”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (10)
  • Lana_Eka

    Gimana dengan chap terbaru ini(31)? Terlalu menyeramkan? Terlalu intens atau malah kurang intens😅? Untuk scene pertempuran memang saya buat se-nyata mungkin sehingga banyak unsur pembunuhan. Kan ngk lucu kalo pertempuran cuma babak belur dan pingsan😅 . Jangan lupa kasih 👍 dan komennya ya😉. Terima kasih🙏

    Comment on chapter Amukan Orxsia
  • Lana_Eka

    @fitfitfit Oke & thanks dah baca 👍

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Jangan lupa mampir ke ceritaku ya

    Comment on chapter Prolog
  • fitfitfit

    Bagus ceritanya. Lucu

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @Sarwendah makasih sarannya. Kedepannya akan saya perbaiki.

    Comment on chapter Prolog
  • Sarwendah

    Ceritanya udah bagus. Tapi lebih diperhatikan lagi PUBI nya ya. Biar makin keren.

    Comment on chapter Prolog
  • yurriansan

    Udah serius bca prolog, eeeh cma mimpi. :D. Kocak. Diksinya bgus. Seru.
    Bru bca prlog. Next aku lnjutin

    Kmu jga boleh krtik & saran ke ceritaku.

    Comment on chapter Prolog
  • AdRoffie

    Nice

    Comment on chapter Prolog
  • Lana_Eka

    @shanntr Thanks review-nya🙏. Dengan senang hati akan saya kunjungi..😊

    Comment on chapter Chapter 2 part 3
  • shanntr

    ceritanya seru,lanjutakann
    semangat ya?:))
    kunjungi story ku juga kalo sempet.. hehe;)

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Without Guileless
943      549     1     
Mystery
Malam itu ada sebuah kasus yang menghebohkan warga setempat, polisi cepat-cepat mengevakuasi namun, pelaku tidak ditemukan. Note : Kita tidak akan tahu, jati diri seseorang hingga kita menjalin hubungan dengan orang itu. Baik sebuah hubungan yang tidak penting hingga hubungan yang serius
IRIS
483      355     2     
Short Story
Alf terlahir dalam dunianya yang gelap, sementara Faye hidup dalam sisi yang berlawanan dengannya. Namun, siapa sangka jika ternyata sesekali Faye menginginkan hidup di posisi Alf. Sedangkan Alf telah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan hitamnya, bukan beralih ke dunia putih milik Faye, namun ke kehidupan yang sebelumnya telah dipilih ibunya, Sang Pengkhianat.
Inital J (500 Tahun Lagi Kita Bertemu) (Sudah Terbit / Open PO)
2381      874     0     
Romance
Karena muak hidup dalam bayang kemiskinan dan selalu terhina akhirnya Jo terjerumus ke jalan kegelapan Penyelundupan barang mewah pembunuhan berkolusi dengan para politikus kotor dan segala jenis kejahatan di negara ini sudah pasti Jo terlibat di dalamnya Setelah menjalani perjodohan rumit dengan sahabat masa kecil yang telah lama berpisah itu akhirnya Nana menerima lamaran Jo tanpa mengetahui...
Chrisola
595      349     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
HEARTBURN
350      254     2     
Romance
Mencintai seseorang dengan rentang usia tiga belas tahun, tidak menyurutkan Rania untuk tetap pada pilihannya. Di tengah keramaian, dia berdiri di paling belakang, menundukkan kepala dari wajah-wajah penuh penghakiman. Dada bergemuruh dan tangan bergetar. Rawa menggenang di pelupuk mata. Tapi, tidak, cinta tetap aman di sudut paling dalam. Dia meyakini itu. Cinta tidak mungkin salah. Ini hanya...
Katamu
2702      991     40     
Romance
Cerita bermula dari seorang cewek Jakarta bernama Fulangi Janya yang begitu ceroboh sehingga sering kali melukai dirinya sendiri tanpa sengaja, sering menumpahkan minuman, sering terjatuh, sering terluka karena kecerobohannya sendiri. Saat itu, tahun 2016 Fulangi Janya secara tidak sengaja menubruk seorang cowok jangkung ketika berada di sebuah restoran di Jakarta sebelum dirinya mengambil beasis...
Sweetest Thing
1775      939     0     
Romance
Adinda Anandari Hanindito "Dinda, kamu seperti es krim. Manis tapi dingin" R-
The Boy
1636      610     3     
Romance
Fikri datang sebagai mahasiswa ke perguruan tinggi ternama. Mendapatkan beasiswa yang tiba-tiba saja dari pihak PTS tersebut. Merasa curiga tapi di lain sisi, PTS itu adalah tempat dimana ia bisa menemukan seseorang yang menghadirkan dirinya. Seorang ayah yang begitu jauh bagai bintang di langit.
My Andrean
9775      1665     2     
Romance
Andita si perempuan jutek harus berpacaran dengan Andrean, si lelaki dingin yang cuek. Mereka berdua terjebak dalam cinta yang bermula karena persahabatan. Sifat mereka berdua yang unik mengantarkan pada jalan percintaan yang tidak mudah. Banyak sekali rintangan dalam perjalanan cinta keduanya, hingga Andita harus dihadapkan oleh permasalahan antara memilih untuk putus atau tidak. Bagaimana kisah...
Cinta tanpa kepercayaan
463      347     0     
Short Story
ketika sebuah kepercayaan tak lagi ada dalam hubungan antara dua orang saling yang mencintai