Jam beker Nara berdering nyaring. Membuat gadis itu berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Tangannya mencoba meraih jam beker yang terus berbunyi.
"Berisik elah gue udah bangun," ucapnya sambil berusaha mematikan jam tersebut.
Hari ini hari pertama ia masuk sekolah di SMA Garuda. Bukan hari pertama masuk si sebenarnya. Tiga hari yang lalu ia sudah melewati masa orientasi siswa baru. Dan hari ini hari pertama ia sudah resmi menjadi siswa SMA Garuda.
"Kak Naraaaa!!! Cepet turun!". Suara teriakan Reno adik bungsu Nara. Membuat Nara mendecak dan segera turun setelah selesai mandi dan menyisir rambutnya, dengan pakaian seragam putih abu yang rapih.
"Kak Naa.."
"Iya Bawel!" cibir Nara memotong teriakan Reno sambil berjalan menuruni tangga dengan wajah cemberut.
Setelah selesai sarapan Nara berpamitan kepada semua anggota keluarganya yang masih di meja makan. Seseorang sudah menunggunya di depan gerbang rumah dengan motor Ninja hijau. Siapa lagi kalau bukan Gavin.
"Cepetan!" teriak Gavin sambil membunyikan klakson.
"Sabar elah, berisik lo kayak Reno," ucap Nara dengan wajah cemberut.
****
Disinilah kisah SMA Nara akan di mulai di Sekolah Favorit di Jakarta, sekolah yang jadi idaman banyak orang.
Nara turun dari motor Gavin yang sudah terparkir. Bisa ia lihat beberapa orang memperhatikannya. Bukan memperhatikan Nara lebih tepatnya Gavin! Iya cowok yang sekarang memakai jaket bomber warna navy dan rambutnya yang ia sisir agak membentuk jambul.
Saat mereka berjalan menuju kelas ada beberapa kakak kelas yang senyum sok cantik kepada Gavin.
"Ck sok cantik bener deh, belum tau aja Gavin gimana? Kalo tau nyesel lo pada terpesona sama cowok ini," gumamnya dalam hati.
"Kenapa si lo? Pms? Asem bener muka lo?" Gavin memperhatikan wajah Nara dengan alis yang terangkat satu.
"Gue risi deh jalan rendengan sama lo," cibir Nara.
"Apa? Berasa jalan samping Jefri Nichol ya? " Gavin sambil terkekeh pelan.
"Cih kalo sama Jefri Nichol mah gue seneng, lah ini sama lo. Kenapa ya kakak kelas begitu terpesonanya liat lo?" ucap Nara yang kini mengomel.
"Sirik ae,"
"Woi Gavin, Nara!" panggil seseorang yang melambaikan tanganya ke arah mereka.
Mereka yang tadi asik mengobrol kini tertoleh ke arah sumber suara. Alfin melambaikan tangannya dengan senyum merekah.
"Rajin amat jam segini udah rajin? " Gavin mengejek sambil terkekeh.
"Gue mau berubah, karena gue tau gak ada yang sebaik Mang Ujang," ucapnya sambil menunjukan senyum miring.
Fyi. Mang Ujang adalah satpam mereka di SMP dulu. Yang gak tau Alfin sogok pakai apa sampai Mang Ujang mau membukakan gerbang saat Alfin lagi lagi telat.
"Bilang aja lo takut sama satpam sekarang yang kumisnya aja kaya kumis naga," sambung Nara sambil tertawa renyah.
Mereka bertiga kemudian berjalan ke kantin. Sudah ada Nando yang duduk di sana dengan Kanaya menunggu mereka. Mereka kemudian duduk dan menyantap mie rebus yang masih ngebul.
Kanaya mulai membuka instagram nya memulai live streaming nya," Hai kita udah resmi jadi anak SMA Garuda nih. Oh jadi gini toh rasanya jadi anak SMA? Banyak kakel gans ya," Kanaya sambil sibuk mengacungkan ponselnya.
"Sok sokan live streaming padahal yang liat juga gak ada," cibir Alfin.
Membuat mata Kanaya mendelik tajam. "Jangan dengerin cebong ngomong guys. Say hi dong kalian," lanjutnya yang kini mengangkat ponselnya lebih tinggi.
Sementara Nando malah menyeruput mie instan depan kamera. Gavin yang mengedipkan sebelah matanya. Dan Nara yang melambai lambai tangan sambil membuka mulut lebar.
-tbc-
Like jangan lupa guys. Part awal sengaja tidak terlalu panjang ya.
@yurriansan Oke terimakasih untuk krisarnya nanti aku perbaiki lagi
Comment on chapter 2. Awal putih abu