Lapak Sehun-Nopi ❤
Suara dentuman dari sound dikelas tengah menjerit kan sebuah lagu 'Lightsaber--EXO'. Suasana kelas dibuat sangat ribut oleh Kai dan Sehun. Mereka mengatakan sedang melakukan sebuah euphoria untuk kesuksesan ujian percobaan selama seminggu ini.
Tentu saja tidak semua murid menerima hal itu. Ada yang lebih memilih meninggalkan kelas atau malah asik mendengarkan tetapi diam ditempat.
Kai menarik-narik tangan Jaeyong mengajak gadis itu menari bersamanya. Tapi, Jaeyong justru menarik lengan Sehun dan menghempas Kai. Jaeyong menepuk-nepuk pipi Sehun agar memandang ke arahnya. Sementara Sehun sendiri melihat wajah Kai sudah berubah menjadi menyeramkan.
"Yakh...yakh...yakh!"
Tiba-tiba datanglah Kang Saem dan langsung mematikan sound serta menggebrak meja menyadarkan seluruh isi kelas.
"Sudah merasa sukses?"
Tidak ada yang menyeletuk atau membela diri. Mereka semua merasa tidak bersalah. Hari ini merupakan satu hari bebas yang diberikan setelah lelah menjalani ujian percobaan.
"Kai, Sehun, Ikut saya!"
Kai menarik tangan sahabatnya dan mengikuti langkah Kang saem keluar kelas.
Jaeyong mendengus di kursi setelah menghela tubuhnya. Kala itu ia melihat Yeri baru saja memasuki kelas dan duduk didepannya.
"Mampus! Dihukum kan, kenapa juga kelas dirubah kaya club gini" Gerutu Yeri. Gadis itu baru kembali dari kantin. Ia memilih meninggalkan kelas dan menenangkan telinganya.
"Eh? Ini ponsel Sehun?"
Mendengar nama namja yang disukainya. Sontak Jaeyong menegakkan tubuh. Ia merebut nya dari tangan Yeri. Matanya langsung melebar melihat satu pesan chat masuk di ponsel Sehun. Gadis itu tentu saja tahu bahwa Sehun sudah punya kekasih.
"Mau apa? Jangan bilang mau mengerjai pacarnya. Gila!" tegas Yeri. Dia sudah beberapa kali memergoki Jaeyong membalas chat dari pacar Sehun sesuka hati.
"Ah...Yeri diam. Aku hanya sedang membalas nya. Tidak akan macam-macam. Tenang saja. Okee"
Jaeyong menggerakkan jarinya seraya memikirkan kata apa yang tepat untuk membalas pesan pacar Sehun dan sedikit memberikan drama.
Yeri menatap iba ponsel Sehun ditangan Jaeyong. Temannya itu sangat tidak bisa membuat Sehun tenang. Katanya dia suka, malah bikin Sehun susah. Apa itu yang namanya Cinta? Bahkan jika dibandingkan dengan dirinya. Menyukai Kai adalah membuatnya bahagia. Itulah pendapat Yeri. Meski sering kali dia bahkan dikalahkan oleh Jaeyong.
***
Sehun menutup sebagian wajahnya dengan kaos yang ia pakai. Sembari duduk dibuat sesantai mungkin dan sesekali melirik jam tangannya. Ia juga bahkan mengatur dentum jantung sebelum melihat kekasihnya didepan mata.

"Sehunnie~~~"
Dengan tergesa-gesa Sehun meneguk lemon tea pesanannya dan menunjukkan gigi-gigi nya yang terbaris rapih.
"Nopi-yah...kau membaca pesan ku kemarin?"
"Tentu saja"
Sehun menepuk dahinya. Ia merasa mulai saat ini harus benar-benar menjaga ponselnya. Im Jaeyong benar-benar...
"Bukan aku yang balas. Aku tidak bermaksud mengatakan kalau kamu sibuk dan---" sepertinya Sehun sudah menyerah. Hal ini sudah bukan pertama kalinya ia salah paham. Ingatkan Sehun untuk memarahi Jaeyong.
"Lanjutkan"
Sehun mengikis jarak dengan kekasih nya. Sedangkan Park Nopi sedari tadi hanya menyilangkan tangannya menatap lurus kedua manik mata Sehun.
"Menyerah. Aku sudah jelaskan semuanya. Mianhee..."
Sehun kembali duduk di kursi nya dan disusul Park Nopi. Wajah Sehun menunduk dengan bayangan kegundahannya.
"Sudah jangan sedih. Aku tau bukan kau yang balas. Kai sudah menjelaskan semuanya padaku. Ada yeoja yang mendekati mu kan?"
Sehun mulai berani menatap Park Nopi. Lengkungan tipis tercipta di bibir nya. Membuat gemelenyar aneh dirasakan Park Nopi. Sudah lama tidak melihat wajah manis kekasihnya.
"Sebenarnya aku bersyukur. Membaca pesan bahwa kau ingin aku datang ke korea. Sekarang aku punya waktu tiga hari sebelum---"
"Ayo kita kencan. Sebelum kau jauh lagi dariku"
***
Sehun melewati kelas Han Mel dan melihat gadis itu tengah bercengkerama dengan Sis Kae. Namja itu menghela napas kemudian segera berlalu menuju parkiran.
Tiba didepan mobilnya, Sehun melempar asal tasnya. Begitu masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobil nya. Sehun melihat Kai berdiri didepan dengan berkacak pinggang.
Kepala Sehun menyembul dibalik kaca mobil disampingnya. Kemudian Kai mendekat kearahnya.
"Wae?"
Kai melempar sebuah buku agak tebal hingga mengenai tubuh sahabatnya itu.
"Yakh! Kasar sekali sih. Apa? Buat apa ini?"
"Park Nopi pulang kan? Selesaikan tugas ini. Kita kan satu kelompok"
"Hello....aku mau kencan bukan les privat. Lagian apaan sih, ada Jaeyong. Belajar sama dia. Kelompok kita bukan hanya kau dan aku. Ada Yeri juga"
"Jaeyong ngambek karena tau kau tidak ikut kumpul. Ah...udahlah ribet! Minta Park Nopi apa salahnya"
Sehun mendorong tubuh Kai lalu menutup kaca mobilnya. Ia bahkan menginjak pedal gas begitu kencang. Hampir saja Kai terhuyung. Namun, senyum jahil muncul diwajahnya.
"Jaeyong..." Kai melompat sampai didepan gadis itu yang tengah berjalan keluar gedung sekolah.
"Hai...Kai, Sehun mana?"
Sehun lagi...---batin Kai.
Kai malah merangkul bahu Jaeyong dan membawanya melangkah secepat mungkin. Demi menghilangkan pertanyaan tentang Sehun.
***
Park Nopi menyanggah dagu nya dengan kedua telapak tangan. Memperhatikan Sehun yang sedang fokus belajar membuat jantungnya berdegup kencang. Meskipun ia satu tahun lebih muda, Sehun sama sekali tidak pernah menganggap dirinya tidak sopan.

Selain karena karisma Sehun yang memancar, sisi lain yang membuat Park Nopi makin cinta adalah Sehun sendiri. Ia mungkin tidak mungkin rela pergi dari london dadakan hanya untuk menemui Sehun.
"Kapan selesainya? hmm...aku mau nonton"
Park Nopi mendekatkan wajahnya meneliti lebih dekat seberapa fokusnya Sehun hingga mengabaikannya.
"Sehunnie~~~"
"Iya?" sahut Sehun cepat. Park Nopi senang rupanya Sehun masih mau menyahutinya.
"Ayo nonton"
Sehun menggaruki tengkuknya. Ia melihat masih banyak lembaran-lembaran yang harus ia salin di buku nya. Tapi, mengingat tipisnya waktu yang ia miliki untuk bersama kekasihnya itu Sehun rela menutup bukunya dan menatap Park Nopi.
"Kajja" ia mengulurkan tangan dan disambut antusias oleh Park Nopi.
Cinema ada dilantai atas dan mereka harus menaiki lift dengan tangan saling bertautan. Sehun sudah mengemasi bukunya dan menitipkan nya pada petugas penitipan barang.
Park Nopi menyender di bahu Sehun. Didalam lift berdua begitu terasa romantis nya. Mereka keluar kala pintu lift terbuka. Sehun menarik Park Nopi menuju loket.
Gadis itu menununjuk menu popcorn jumbo lengkap dengan minumannya kepada Sehun. Tentu saja Sehun mengangguk dan segera mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Hmm...kita nonton horor?"
"Hei...kau tidak takut?"
Sehun menggeleng. Justru malah menunjukkan wajah konyol nya.
"Agar saat hantu nya muncul kau memelukku"
***
Selesai sudah tiga hari Park Nopi berada di korea. Sehun sengaja tidak masuk sekolah dan memilih mengantar kekasihnya ke bandara. Meskipun Park Nopi sudah membujuk Sehun agar pergi saja ke sekolah. Tapi, sehun bersih keras ingin mengantar.
Semakin berlalu detik demi detiknya, Sehun makin mengeratkan pelukannya. Park Nopi menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Sehun. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh kekasihnya itu. Membayangkan bagaimana rindunya nanti.
"Jangan lupakan aku"
"Yakh! Kau jangan meladeni gadis itu. Dan ingat! Simpan ponsel baik-baik"
Sehun membelai kepala Park Nopi penuh kasih. Pandangannya mulai terasa mengabur karena air mata. Park Nopi terhenyak, apakah Sehun menangis?
"Kau...menangis?" ada kekehan kecil diakhir kalimatnya. Sehun buru-buru memandang kearah lain. Bahkan mengerjap beberapa kali agar air matanya tidak jadi luruh.
"Nopi-yah ...kau tau? Aku mencintaimu"
"Kau juga tau kan aku sangat....mencintaimu"
Sedetik berikutnya mereka kembali berpelukan. Sehun memejamkan matanya mengusap punggung Park Nopi. Ia janji akan menjaga hatinya dan tidak lagi memikirkan yang lain.
"Gomawo...Sehunnie~~"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Iya tau ini pendek. Sorry....
Eitss...jangan lupa Vomment okay☺