Hooollllaaaaa guyss....sekedar info aku mau minta maaf kalo si typo jail yaa ๐
Happy Reading.....
.
.
.
Tiga hari sebelumnya...(hari sabtu)
Kenyamanan dan kebahagiaan bukan terletak pada lingkungan yang selalu mewah. Itu hanya sumbangsih sedikit saja. Pertama dan yang paling utamanya adalah seseorang yang selalu kita butuhkan.
Dulu, dua tahun yang lalu. Dua tahun yang dulu begitu sangat indah baginya. Biasanya, dulu ia suka pergi keluar bersama. Biasanya dulu ia selalu bergurau disaat sedih. Sekarang bahkan mendengar suaranya saja pun tidak bisa.
"Lusa adalah ulang tahun mu, adikku sayang..."
Disinilah Kyungsoo sendirian, disebuah kamar yang menyimpan begitu banyak kenangan. Disini, dua tahun yang lalu Kyungsoo menjahili adiknya. Adiknya yang ceria, banyak bicara dan sangat suka bernyanyi.
Sekarang kamar itu tak ubahnya seperti kuburan. Sepi dan menyeramkan. Kyungsoo suka menghabiskan waktu disana. Karena dirumahnya yang besar itu, semua ruangan sama. Tidak berpenghuni, hanya sesekali kedatangan para pelayan. Kedua orangtua Kyungsoo sibuk bekerja meski di hari libur pun. Kyungsoo merasa bahwa semua berubah sejak dua tahun yang lalu.
"Semua orang begitu jahat, menganggap bahwa adikku meninggal"
"Kau masih ada di dunia. Do Jaehwan"
Kyungsoo meraih sebuah foto dan menangisinya. Kyungsoo memang seperti itu. Dia suka berbicara sendirian dan suka menangis tiba-tiba. Pun karena tidak ada siapapun dirumahnya, Kyungsoo suka menghancurkan sesuatu.
"Lusa adalah ulang tahunmu, sayang. Hyung akan kasih kado yang sangat bagus"
"Hyung akan mengundang temanmu, Jongin"
Diletakkannya foto adiknya itu, kemudian ia meraih ponselnya dan mencari kontak Kai disana. Yang seperti Do Jaehwan dulu suka menamainya Jongin.
"Oh. Hyung"
"Kau tahu kan dua hari lagi ulang tahun adikku?"
Belum ada respon dari Kai.
"Datang ya kepestanya. Hari senin"
"Hari senin? dimana?"
Kyungsoo tersenyum karena akhirnya Kai merespon dengan penuh semangat.
"Di rumahku"
"Hari senin nanti aku akan---"
Kyungsoo memainkan kalimatnya dan tersenyum memikirkan sesuatu yang membuatnya bahagia sendiri. Entah apa itu.
"Pastikan Xiumin Hyung aman"
Tut.
Segitu perhatiannya Kai pada kakaknya, Kyungsoo jadi makin merasa rindu pada adiknya. Ia terkekeh kembali seraya meletakkan ponselnya dan melihat foto adiknya kembali.
"Lihat Jaehwannie..."
"Temanmu itu sungguh membuat Hyung rindu padamu....hiks...hiks"
Beberapa menit kemudian Kyungsoo berdiam diri, tidak menangis atau bicara. Ia hanya mengerjapkan matanya memandangi foto-foto punggung milik adiknya.
Sreekk..
Tiba-tiba saja Kyungsoo merobek foto adiknya yang tadi diajaknya bicara. Kemudian ia tertawa sendiri.
"Hahaha...Kau meminum racun buatan ku kan, Jaehwannie..."
Terlihat jelas wajah merah Kyungsoo kini menggantikan ketenangannya.
๏ฟผ
***
2 hari sebelumnya....(Hari Minggu)
Keesokan harinya dihari Minggu Kyungsoo baru bangun jam delapan pagi dan turun kebawah setelah membersihkan dirinya. Ia duduk dimeja yang sudah terisi dengan berbagai macam makanan.
Kyungsoo tersenyum sinis, meja makan yang begitu besar dan mewah hanya diisi olehnya saja. Sepi sekali hidupnya.
Kyungsoo hanya menghabiskan lima menitnya dimeja makan kemudian kembali masuk ke kamar adiknya. Jika dulu ketika ia masuk tanpa mengetuk pintu adiknya pasti akan marah dan mengomelinya. Sekarang apapun yang Kyungsoo lakukan hanya hembusan angin yang menyapa.
"Morning, Jaehwan..."
Kyungsoo menyibak hordeng dan melihat indahnya pagi minggu dari jendela kamar adiknya. Kyungsoo duduk ditepi ranjang kemudian meraih sebuah buku dan bolpoin.
Ia mengubah posisinya menjadi tengkurap dan mulai menulis sesuatu disana.
"Hmm...Jaehwannie. Menurutmu di hari kematian gadis itu Hyung kasih kado apa?"
Kyungsoo terlihat tengah berfikir keras untuk menyusun rencana baru dari otak kotornya. Hari ulangtahun Jaehwan dan kematian Na Ri adalah hari yang sama.
Waktu itu andai saja Baekhyun datang ke pesta Kyungsoo. Mungkin Kyungsoo tidak akan membunuh Na Ri.
Kyungsoo mengukir bolpoinnya dibuku tersebut.
"Hmm...meracuni kantin sudah, mengotori perpus sudah, membakar lab sudah..."
"Apa lagi ya..." Kyungsoo mengangkat sebentar tangannya.
"Tulis dulu nama-nama yang menyebalkan"
Setelah selesai dengan tulisannya, Kyungsoo merobek bagian tersebut. Ia bangkit dan menghubungi seseorang lewat ponselnya.
"Besok setelah pulang sekolah tangkap Chanyeol"
"Dimana aku menyembunyikannya?"
"Kau tahu gedung menyeramkan itu kan? bawa dia Kesana"
"Baiklah"
Tut.
Kyungsoo meletakkan kertas tersebut diantara jejeran beberapa foto adiknya. Kemudian dirinya masuk ke kamar sendiri.
***
Meracuni kantin โ
Mengotori perpus โ
Membakar lab โ
Nama-nama yang menyebalkan :
Xiumin
Chanyeol
Chen
***
1 hari sebelumnya...(Hari Senin)
Tepat pada hari senin, Kyungsoo ikut bermain basket bersama tim Kai dan Sehun. Menurut Kyungsoo masih ada satu orang harus berada ditimnya mengingat anggotanya memang kurang satu.
Begitu siap dengan kaos olahraganya, Kyungsoo menghampiri Luhan yang berada dikelas tengah membenahi rambutnya.
Ah...dasar narsis---Batin Kyungsoo.
"Haii...Kyung, Sudah siap?"
"Tapi tim ku kurang satu. Berikan Baekhyun padaku"
"Bagaimana mungkin? Baekhyun pasti bersama Xiumin dan Chen"
"Kalau begitu aku tidak perlu bermain"
Kyungsoo meninggalkan kelas tanpa kata. Luhan yang merasa Kyungsoo marah hanya bisa mengedikkan bahu. Kemudian Luhan berniat menyusul Kyungsoo tapi ia tidak menemukan namja itu.
"Hai, Lu...mencari siapa?" tanya Xiumin yang sudah berada disamping Luhan.
"Kyungsoo. Dia bilang tidak ikut main kalau Baekhyun tidak ikut timnya. Bagaimana? Aku yakin Baekhyun tidak mau pisah darimu dan Chen"
Xiumin terdiam sembari tersenyum. Dari sini Xiumin mulai berfikir ia bisa membuat Baekhyun kembali dekat dengan Kyungsoo. Siapa tahu dengan itu Baekhyun jadi tahu apa yang Kyungsoo rencanakan.
"Biar aku yang bujuk Baekhyun. Kau cari Kyungsoo saja"
"Thanks, Min"
Luhan berlari melanjutkan pencariannya untuk kembali menenangkan Kyungsoo.
***
Senyum Kyungsoo tidak bisa mereda ketika melihat Xiumin dan Baekhyun tengah berdebat. Meskipun Kyungsoo tahu apa yang sedang mereka ributkan, ia tidak peduli. Yang namja itu pedulikan hanyalah setelah itu Baekhyun menjadi bagian di tim nya.
"Kau pikir kau hebat? Lihat! Badanmu pendek begitu sok-sokan jadi kapten"
"Yakh! Byun Baekhyun kau tidak perlu bawa-bawa hal sensitif seperti itu. Apa kau tidak pernah tahu ukuran panjang tubuhmu?"
"Wah...Min Seok. Lupakan! Biarkan aku jadi kaptennya"
"Tidak. Akan. Pernah."
Chanyeol, Chen dan Luhan hanya diam saja tidak berniat memisahkan kedua temannya itu. Hanya posisi kapten saja mereka ributkan.
"Kalau begitu aku tidak mau se-tim denganmu"
"Bagus. Aku akan menang kalau kau bukan anggotaku"
Baekhyun melirik Kyungsoo dan timnya. Sepertinya rencana Baekhyun dan Xiumin berhasil. Buktinya Kyungsoo terlihat bahagia meski tidak begitu kentara.
"Hei Kau yang mirip Suho. Ayo bertukar. Kau ikut tim Xiumin.Aku ikut tim Kyungsoo"
Kyungsoo menatap bulat Xiumin seolah ia dapat merebut sesuatu dari Xiumin.
***
Chanyeol meraih botol air mineralnya, namun saat menenggaknya ia kehabisan air. Chanyeol lupa kalau tadi Baekhyun yang menghabiskan minumannya. Chanyeol geleng-geleng kepala melihat kelakuan Baekhyun.
Seketika pandangan Chanyeol tertuju pada Sehun yang tengah membuka botol minumnya. Disana ia juga melihat namja itu bersama Park Nopi.
Sebersit hal gila muncul sebagai ide Chanyeol. Ia berlari menghampiri dua sejoli itu kemudian merebut minuman Sehun tanpa kata.
Chanyeol meneguk isinya hingga habis tak bersisa.
"Yakh! Park Chanyeol apa yang kau lakukan?" bentak Park Nopi.
"Aku? Minumlah. Apa lagi?" sahut Chanyeol. Sementara Sehun hanya bisa menggeram dalam hati. Sudah terlalu sering Chanyeol mengerjainya. Bahkan didepan Park Nopi.
"Iya aku tahu kau minum. Tapi itu bukan punyamu. Itu buat Sehun. Dan kau malah menghabiskannya. Dasar Park Gila!"
Chanyeol terkekeh dan menoyor kepala gadis itu.
"Kau mengatai dirimu sendiri. Nona Park"
"Isshh...aku menyesal punya marga sama sepertimu"
Sehun menarik tangan Park Nopi yang akan memukul Chanyeol.
"Jangan. Sudah tidak apa-apa. Ayo kita beli lagi saja"
"Tapi--"
Sehun menarik tangan kekasihnya meninggalkan Chanyeol.
"Awas Kau Park Chanyeol"
"Selamat menjalin cinta, Saudara Park"
Chanyeol melambaikan tangan mengiring kepergian dua sejoli itu. Puas rasanya bisa menjahili Sehun kembali. Tiba-tiba Chanyeol jadi teringat gadis malang yang menjadi selingkuhan Sehun itu.
Chanyeol melirik arlojinya. Waktunya ia pulang sekarang. Lagipula sudah sejak beberapa menit yang lalu sekolah mengizinkan murid-muridnya pulang.
Saat sampai diparkiran, Chanyeol segera memasukkan tasnya kedalam mobil. Ia sudah mengganti kaos olahraganya dengan seragam sekolah.
"Lebih baik aku ke kafe saja hari ini" Chanyeol mengeluarkan mobilnya dari parkiran dan pergi menuju kafe nya.
Sesampainya disana Chanyeol yang berniat membuka pintu kafe tiba-tiba saja melihat pemandangan indah didepannya.
"Haii...."
Gadis itu yang sedari tadi berjalan menunduk akhirnya mendongak saat mendengar suara Chanyeol.
"Kau sendirian saja? sedang apa disini?"
Gadis itu, Go Han Mel. Ia hanya menatap namja tinggi didepannya tanpa menjawab pertanyaan. Hari ini Han Mel tidak masuk sekolah.Ia sudah tahu bahwa Sekolah sedang free, Mengingat ia dan Sis Kae belum berbaikan Han Mel akhirnya memilih bolos saja. Ia hanya berjalan-jalan mengikuti langkah kakinya.
"Bukan urusanmu"
Tangan Han Mel tercekal saat akan melangkah lagi.
"Kau masih sedih?"
"Bukan urusanmu"
"Ck. Apa tidak ada jawaban lainnya. Kenapa hanya menjawab bukan urusanmu bukan urusanmu. Lalu apa yang menjadi urusanku?"
"Diam! kenapa kau terus bicara. Kau....hiks...kenapa menyebalkan sekali.hiks..memang kenapa kalau aku...hiks a-aku sendirian?" Han Mel tiba-tiba berbicara sambil menangis.
"Bukankah tidak ada yang peduli padaku. Hiks...aku ini orang jahat. Bahkan temanku sudah melupakan aku. Lalu kau mau apa?" Han Mel tidak sanggup lagi berdiri. Gadis itu berjongkok dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Chanyeol ragu akan perasaannya. Kenapa melihat gadis didepannya menangis hati Chanyeol sakit. Akhirnya, Chanyeol menghampiri mobilnya dan mengambil gitar. Ia tidak tahu kenapa ingin melakukan itu untuk Han Mel.
Chanyeol berdiri didepan Han Mel dan perlahan memetik gitarnya. Suara merdu Chanyeol membuat Han Mel mendongak dan merasakan liriknya membuat hatinya tenang.
"The way you cry the way you smile naege eolmana keun uimiin geolkka. Hagopeun mal nohchyeobeorin mal."
Perlahan Go Han Mel berdiri dan menyaksikan permainan Chanyeol. Nyanyian Chanyeol begitu membuat gadis itu tenang.
"Gobaekhal tejiman guenyang deuroyo I'll sing for you....sing for you geunyang hanbeon deutgo useoyeo"
๏ฟผ
Petikan gitar Chanyeol berhenti kala Han Mel tersenyum dan menghampirinya. Gadis itu sudah tidak terlihat sedih lagi.
"Suaramu indah sekali, Sunbae"
"Gomawo. Kau sudah tidak sedih lagi kan? aku tidak tau seberat apa masalah mu. Yang aku tau adalah perasaan sedihmu membuat aku ikut bersedih. Aku senang bisa membuatmu tersenyum kembali"
Han Mel semakin gugup mendengar kata-kata namja didepannya. Jantungnya....jangan ditanya sejak pertama mendengar suara Chanyeol degupnya tidak lagi seirama. Entahlah...Han Mel merasa nyaman?
"Kalau kau menganggap dirimu sendirian kau salah. Lihat,sekarang ada aku. Kapan kau akan berdamai denganku. Bukankah aku begitu baik padamu?"
"Oh...ho...baik katamu. Lalu siapa yang sering merusak mood ku"
"Heheh...kapan?"
"Waktu aku bersama Seh--" Han Mel menghentikan kalimatnya.Ia bergeming sesaat. Mengucapkan nama Sehun adalah sakral baginya sekarang.
Tapi, Han Mel sudah berdamai dengan hatinya. Ia sudah bisa melupakan Sehun bukan? Satu-satunya masalah yang berat adalah berjauhan dengan Sis Kae.
"---Sehun. Kau merusak kencan ku dengannya"
Chanyeol beruntung bisa membuat Han Mel tertawa lagi. Bahkan gadis itu sekarang sudah bisa melupakan Sehun. Chanyeol pikir tadi Han Mel tidak sanggup mengucapkan nama Sehun.
"Kau sudah bisa melupakannya?"
"Kenapa bertanya itu?"
"Jawab saja"
"Kalau sudah?"
"Aku akan menjadi penghuni baru dihatimu"
Han Mel terdiam sesaat hingga ia kembali bertanya.
"Kalau belum?"
"Aku akan mengusir Sehun dari hatimu dan menjadi penghuni baru"
Han Mel tersipu. Lihat saja wajahnya sudah memerah. Jujur Han Mel gugup sekarang ini.
Bugh!
Tiba-tiba Chanyeol jatuh tersungkur dan memegangi perutnya yang dipukul. Pelakunya adalah dua orang berpakaian serba hitam.
"Berhenti! Apa yang kalian lakukan?"
Mereka memukuli Chanyeol hingga namja itu tidak berdaya lagi. Apa dua orang itu sengaja menunggu disaat sedang sepi begini. Suasana disekitar mereka sedang sepi. Entah kemana orang-orang yang tadi berlalu lalang itu.
"Aku akan menelfon polisi" ketika Han Mel membuka ponselnya salah satu dari orang jahat itu merebut ponselnya dan membanting benda pintar itu sangat keras hingga terbelah menjadi dua.
Chanyeol yang hampir hilang kesadaran diseret menuju sebuah mobil. Han Mel mengejarnya. Namun, berkali-kali gadis itu jatuh karena tubuhnya didorong oleh orang berpakaian hitam itu.
"Jangan bawa dia. Apa yang kalian lakukan?"
"Tolonggg!!!"
Bugh!
Han Mel memegangi kepalanya yang dipukul begitu keras. Han Mel pusing dan tersungkur.
"Jangan kasar padanya" lirih Chanyeol.
"Diam kau!" tubuh Chanyeol dihempas masuk kedalam mobil dan kesadarannya hilang karena kepalanya membentur keras jendela mobil.
"Kita bawa saja gadis itu" tanya salah satu pria besar itu pada rekannya.
"Tapi, bos bilang kita hanya perlu membawa bocah bernama Park Chanyeol itu"
"Bodoh.Kalau gadis itu sadar dia akan memberitahu orang-orang"
"Baiklah"
Han Mel yang tengah memegangi kepalanya meringis saat dua orang itu menyeretnya kasar dan membanting tubuhnya hingga kepalanya membentur bahu Chanyeol.
"Sun--sunbae ....bangunlah"
"Chanyeol Sunbae..."
"Cha---" Kepala Han Mel jatuh ke bahu Chanyeol. Kini keduanya sama-sama tidak sadarkan diri.
Dua orang penjahat itu tertawa puas pekerjaannya selesai. Tinggal membawa korbannya ke tempat yang sudah disediakan.
.
.
.
.
.
.
.
Part ini sengaja panjang. Aku pengen dalam satu part aja gitu untuk membahas pribadi Kyungsoo dan aksi penculikan nya.
Jadi gitu.
Ya gitu.
Hehe....gimana?
Ditunggu komentarnya nanti Author bales ๐
Sampai jumpa di part Selanjutnya.๐
๏ฟผ
Han Mel lelah...author dipukulin ..(Mian MelMel ๐)
Salam,
BabyXiumin โ