Kim Sis Kae POV
Aku akan menunjukkan gigi taringku dan menggigit leher orang yang sudah menarik ku sampai disini, andai aku seorang Vampire. Lupakan!nyatanya aku hanya bisa menggerutu dan marah dalam diam.
Kenapa harus ada orang menyebalkan seperti Kai? Aku sudah hampir jantungan karena dia membawaku berlari dengan paksa tanpa mau menjelaskan alasannya.
Dan sekarang ia meninggalkanku sendirian. Tidak sendirian sih, ada banyak siswas-siswi lainnya yang menyaksikan dia dan cowok lainnya.
"Sis Kae-yah.." Teriak Kai dari jarak beberapa meter di depan ku. Aku menegakkan kepalaku saja menanggapi panggilannya.
"Berikan aku semangat"
"Yakh! Lakukan saja sesukamu. Kalah pun aku tidak peduli"
"Hahah...apa itu kalimat penyemangat? Kenapa kau tidak mengatakan 'fighting, Kai'..."
Terserah padanya saja aku sudah bosan. Aku sebenarnya tidak suka menonton nya disini. Tapi, karena dia bilang hari ini semua kelas sedang free karena guru-guru sedang ada rapat mendadak. Jadi, daripada aku sendirian dikelas tidak apa-apa aku ikut duduk disini menonton Kai bertanding Basket.
Tadinya aku sempat berfikir hari ini Kai akan melindungi ku dari teror lagi. Tapi kurasa tidak karena buktinya ia hanya ingin mengajakku menonton pertandingannya.
Priit!
Suara peluit dari seorang wasit berbunyi dan semua pemain saling berhadapan dengan kapten dari masing-masing sudah berhadapan akan merebut bola.
"Umiin..." tanpa sadar aku melihat Xiumin ada disana berdiri berhadapan dengan seorang kapten dari tim Kai. Yang membuat aku heran adalah kenapa juga Kai melawan Xiumin. Bukankah mereka kakak beradik? Apa Xiumin sebegitu tidak ingin ada yang tahu tentang orang-orang terdekatnya? Seperti Kai dan Aku.
"semangat Umin..."
Hei...kenapa denganku? aku menyemangati Xiumin yang sudah jelas-jelas sedang aku hindari. Andai kau menganggap aku ada dari dulu dan membiarkan teman-temanmu tau Umin, pasti aku bisa berteriak dan menyerukan namamu.
Aku mengabsen tim Xiumin. Disana dia bersama Chanyeol, Chen, Luhan dan seorang lagi yang mirip dengan mantan ketua osis--sekarang ketua osis nya adalah Luhan sunbae, menurut kabar yang aku dengar Suho Sunbae pindah sekolah keluar negeri--aku tidak tahu namanya.
Sementara tim lawannya ada Kai, Sehun, Dua namja yang tidak aku ketahui namanya dan juga Baekhyun Sunbae?
Eh?
Kenapa Sunbae tengil itu berdiri disana bukan bersama Umin. Bukankah mereka bersahabat. Melihat wajah Byun Baekhyun itu aku jadi semakin yakin ia sungguh bukan teman yang baik bagi Umin.
"Fighting 99" kataku sedikit keras tidak ingin menonjol diantara penonton lainnya. Tapi aku yakin beberapa orang di sebelah ku yang mendengar sedang mencari-cari sosok bernomor punggung 99.
Itu Umin. Aku akan menjadi suporter nya. Bukan untuk Kai.
***
Jarang-jarang sekolah bisa sebebas ini. Apa lagi dihari senin begini. Setelah menonton pertandingan basket tadi aku jadi haus, maka dari itu aku menuju kantin dan membeli minuman disana. Setelah itu baru aku kembali ke kelas untuk mengambil tas.
Sudah aku katakan hari ini jarang terjadi. Tidak hanya free class tapi juga pulang cepat. Kalau tahu akan seperti sekarang ini kenapa pihak sekolah tidak meliburkan saja.
"Sis Kae-yah...." sial itu suara Kai. Aku berlari menelusuri koridor untuk keluar dari sekolah.
"Tunggu Sis Kae..."
Apa lagi sekarang? Tuhan...biarkan aku bebas dari Kai.
Aku masih saja terus berlari berharap dapat menghindari Kai. Tapi sepertinya aku harus sembunyi, bagaimanapun juga Kai bisa berlari cukup cepat dariku mengingat betapa tinggi tubuhnya.
Aku lari dan sembunyi di balik sebuah mobil. Entah mobil siapa dan kenapa aku memilih parkiran.Hanya saja kakiku melangkah kemari sendiri. Aku seperti mengalami deja Vu, waktu itu pernah sembunyi bersama Umin. Oh...jangan lagi Sis Kae, kau harus melupakan Xiumin.
Tiba-tiba entah kenapa dan bagaimana mobil di hadapan ku berlalu begitu saja. Sekarang aku melihat Kai sedang berkacak pinggang seraya tersenyum puas menemukan ku.
"Yakh! Aku menemukan mu"
Aku menghela napas saja kalau begitu. Kai menghampiriku dan memberikan sebuah undangan. Saat aku menerimanya, aku melihat nama penerima disana adalah Kim Jongin?
"Ini punyamu. Kim Jongin"
"Siapa yang bilang ini punya Kang Daniel. Pabo! Kau pikir aku tidak bisa baca"
"Kau mengataiku bodoh. Lalu kau apa? sudah tau itu punyamu kenapa diberikan padaku"
"Pabo. Baca saja kau akan tau. Dasar tidak peka"
"Kau tidak bisa baca ya menyuruh orang lain untuk membacanya" Aku membuka undangan dari Kai da langsung membacanya. Ini undangan sebuah pesta. Disana juga terdapat tempat dan waktunya.
"Ini undangan pesta" kataku.
"Hmm. Aku tau"
"Acaranya malam ini"
"Aku juga tau"
"Lalu kenapa menyuruhku membacanya, ini! sudah kan? sana pergi" aku berlalu meninggalkan Kai disana. Tapi sepertinya dia masih mengikutiku.
"Aww..." Kurasakan kepalaku sakit karena Kai memukulku dengan undangan tadi.
"Pabo! Ayo datang ke pesta bersamaku"
"Kau mengajakku?" Kai mengangguk.
"Aku?" Kai mengangguk lagi.
"Beneran aku?aww---" Lagi-lagi cowok itu malah menjitakku. Kali ini ia menggunakan tangannya sendiri. Dan rasanya jauh lebih menyakitkan. Apa salahku tuhan...
"Bukan! Aku mengajak Kang Daniel"
"Tapi kenapa mengajakku?"
Kai mengangkat telapak tangannya dan mulai melipat satu persatu jari tangannya itu seolah-olah sedang berhitung.
"Satu. Karena aku mau pergi dengan mu"
"Dua. Karena aku mau pergi dengan mu"
"Tiga. Karena aku mau pergi dengan mu"
Aku mengerjapkan mataku tidak mengerti dengan jalan fikiran Kai ini. Demi EXO, aku ingin dia berubah menjadi Kang Daniel saja!
"Sinting" Aku berjalan mendahului Kai meskipun dia masih mengejar ku.
"Aku akan kerumahmu jam delapan. Ingat!"
Dan sepertinya hidupku tidak akan tenang lagi. Huwaaaa......
***
Author POV
Baekhyun mengikuti langkah orang didepannya dengan penuh hati-hati. Ia harus tahu apa yang akan dilakukan orang tersebut.
Baekhyun mengelap keningnya yang berkeringat. Ia bahkan masih mengenakan kaos olahraganya. Karena terburu-buru mengejar orang didepannya yang bereaksi berlebihan akibat kekalahannya.
Ketika orang didepannya berhenti, Baekhyun bersembunyi dibalik pohon. Untung saja di taman belakang sekolah ada beberapa pohon besar yang membuat jalanan tidak terlihat kosong.
Baekhyun bersandar dibalik batang pohon dan menghadap kedepan otomatis ia hanya bisa mendengar suara dari orang yang sengaja ia ikuti ini. Baekhyun mendengar langkah kaki, benar saja ada seseorang yang tiba-tiba datang.
"Kau sudah menangkapnya?"
"Sudah. Tapi...tadi ada yang menghalanginya. Hampir saja, jadi aku menangkap keduanya"
"Tidak apa-apa. Aku suka pekerjaanmu"
"Selanjutnya siapa?"
"Akan ku beritahu kan"
"Baik. Permisi"
Setelah tidak lagi mendengar suara obrolan. Baekhyun mengeluarkan diri dan melihat sekitarnya tidak ada siapapun.
"Dia menangkap siapa?"
Kekhawatiran kini menghantui pikiran Baekhyun. Rasa bersalah juga merambat bersamaan penyesalan yang mengikuti setelahnya. Ia harus apa sekarang?
***
Beberapa Jam Yang Lalu....
Baekhyun menggendong tas nya sambil berjalan berjingkat-jingkat persis anak TK yang pertama kali masuk sekolah. Saking senangnya bisa berangkat berdua dengan Rye Hyun.
"Morning Chen, Umin, Nyeolli..."
"Hei...kenapa kalian memakai baju olahraga begitu?"
Chen, Chanyeol, dan Xiumin kompak mengangkat alisnya naik turun.
"Kita akan bermain basket, latihan untuk turnamen, lagipula hari ini kelas akan dibubarkan, Byun cepat pakai kaos mu" yang menjawab adalah Luhan yang tiba-tiba saja sudah ada dikelas mereka.
"Melawan siapa Lu---"
"Kyungsoo"
Xiumin dan Baekhyun saling berpandangan selama beberapa detik. Mereka berdua sama-sama merasa marah mendengar nama itu.
"Ayo kita kelapangan" ujar Luhan.
"Kajja..kajja"
Kini Xiumin dan Baekhyun saja yang tersisa. Karena kelas sudah sepi mengikuti Luhan, Chen dan Chanyeol menuju lapangan. Mereka tidak ingin melewati pertandingan teman-teman sekelasnya.
Xiumin menghampiri Baekhyun dan menepuk bahunya. Baekhyun masih bergeming ditempat mencoba menetralkan emosinya.
"Ikut saja tim Kyungsoo, Byun" pinta Xiumin.
"Dia melihat kau jalan dengan Rye Hyun. Aku takut dia akan meng--"
"Tentu Xiumin. Ayoo kita berpura-pura bertengkar"
Xiumin tersenyum dan kembali menepuk-nepuk bahu sahabatnya.
***
Xiumin menutup pintu kamarnya dan mendengar Kai sedang bersenandung tidak jelas membuat Xiumin kembali keluar dan melihat kelakuan absurd adiknya.
"Ck.ck.ck...Kau sedang berencana membakar baju-baju mu?"
Xiumin mendaratkan pantatnya pada sisi tempat tidur Kai yang sudah penuh dengan pakaian.
"Hyung, aku akan ke party. Tapi lihat" Kai menunjuk ranjangnya yang berantakan.
"Tidak ada baju yang bagus"
Xiumin meraih salah satu pakaian yang menurutnya cocok untuk adiknya Itu kenakan. Menurut Xiumin baju-baju Kai ini semua terlihat bagus.
"Ini saja. Ini cocok untukmu. Baju ini tidak begitu formal dan juga tidak terlalu santai"
Kai berbinar meraih pakaian dari tangan Xiumin. Ia mencocokkannya didepan cermin. Sepertinya Kai suka, wajahnya terlihat ceria sekali.
"kau luar biasa, Hyung. Aku keluar dulu mencari Ahjumma Bin untuk menyetrikakan pakaianku"
"Yess...Sis Kae-ku tunggu diriku..."
Deg!
Dada Xiumin begitu sesak.Ia barusan mendengar Kai akan pergi dengan Sis Kae-nya. Tapi, Xiumin kembali teringat pembicaraannya dengan gadis itu beberapa hari yang lalu. Apa sekarang waktunya Xiumin melupakan gadis itu?
"Ayo kita akhiri drama ini Umin. Aku akan berhenti dan tidak berperan lagi"
Xiumin menyentuh tengkuknya dan memejamkan mata. Jika teringat Sis Kae perasaannya jadi bercampur aduk begini. Daripada makin mellow Xiumin pergi ke kamarnya dan mengeluarkan ponsel untuk mengalihkan pikirannya dari Sis Kae.
Xiumin menghabiskan berjam-jam sendirian dengan bermain game diponselnya. Hingga ia pun tak sadar terlelap selama beberapa jam.
Drrt...drrt..
Karena ponsel ditangannya bergetar Xiumin kembali terjaga dan menempelkan ponselnya ditelinga dengan mata masih terpejam.
"Yeoboseyo..."
"...."
"Ne Appa"
"..."
"Sudah malam?"
Tut.
Xiumin berjungkit dan langsung membuka matanya, ia melirik ponselnya melihat jam dan matanya melebar melihat sudah pukul 19.00 KST saja. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi.
***
Disinilah Sis Kae dan Kai berada. Sebuah gedung yang megah seperti sebuah hotel. Tapi ini adalah sebuah rumah. Istana sepertinya lebih tepat untuk menggambarkan rumah itu. Sis Kae sangat tidak tahu ini pesta apa dan siapa?
"Ayo kita temui Kyungsoo Hyung"
Ajak Kai, Sis Kae menurut dan berjalan dibelakangnya. Malam ini meski dalam hati kesal sudah meledak sekalipun, sebaiknya Sis Kae diam saja dari pada berdebat ditengah-tengah banyak orang.
"Hai, Hyung..." Sapa Kai.
"Hai Jongin. Datang dengan siapa?"
Kai melirik Sis Kae membuat gadis itu tersenyum kepada Kyungsoo.
"Dia..."
"Aku Kim Sis Kae" jawab Sis Kae.
Sementara Kai asik mengobrol dengan Kyungsoo, Sis Kae berkeliling hendak mengambil minuman. Ia tiba-tiba haus, mungkin karena belum minum dari rumah.
Byurr!
Baru saja Sis Kae akan melangkah lagi tiba-tiba saja seseorang menabraknya dan menumpahkan minuman ke bajunya.
"Oh..Mian aku tidak sengaja"
"Oh..tidak apa---" Sis Kae mendongak melihat orang tersebut.
"Rye Hyun Sunbae?"
"Sis Kae?"
Keduanya sama-sama heran bisa bertemu disini. Tapi kalau mau tahu siapa yang lebih heran jawabannya adalah Rye Hyun. Ini adalah pesta keluarga Kyungsoo. Rye Hyun sendiri datang bersama ibunya. Tentu saja karena paksaan. Meskipun Suho sudah pergi ke Amerika mengalah demi adiknya. Nyatanya Ibu mereka masih kekeh dengan sifatnya.
"Gaunmu? oh...ayo ikut aku"
"Tidak apa-apa sunbae---"
"Hei...tidak apa-apa bagaimana. Lihat!itu benar-benar kotor. Ayo ikut aku"
Sis Kae akhirnya setuju dan mengikuti Rye Hyun berjalan. Mereka berhenti sesaat saat Rye Hyun menghampiri Kyungsoo dan Kai. Entah apa yang dibicarakan mereka Sis Kae tidak tahu.
"Kau?--"
"Tidak apa-apa Kai. Tadi Rye Hyun Sunbae tidak sengaja menabrakku"
Kai mengangguk kemudian Sis Kae kembali ikut dengan Rye Hyun menuju lantai dua. Ia dibiarkan masuk kedalam sebuah kamar sedangkan Rye Hyun terlihat sedang menghubungi seseorang.
Sis Kae mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. Banyak sekali foto-foto seorang namja yang diambil dari belakang. Semakin Sis Kae melihat foto tersebut semakin dekat ia seperti mengenali nya. Foto punggung seseorang itu mirip...Baekhyun?
Sreekk!
Saking asyiknya melihat-lihat foto, Sis Kae hampir menjatuhkan sebuah kertas. Ia tidak sengaja melihat tulisannya.
"Tidak mungkin !"
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada apa ini?ada yang tau?? 😁