Author POV
Kai mematung didepan pintu rumah Sis Kae. Ia tidak sanggup meninggalkan kecemasannya sendirian. Sis Kae tidak menerima ajakan dinner nya. Sebenarnya tidak apa-apa sih, lagipula bukannya Kai memang sering ditolak gadis itu. Tapi, itu karena Kai melihat kedua mata Sis Kae tergenang air mata saat menutup pintu.
Ada apa dengan Sis Kae?
Setelah Kai mengatakan ia punya seorang kakak kenapa Sis Kae bersedih?
Kai kembali menuju rumahnya dengan langkah yang lambat. Benar, kakinya terasa berat dan lemas. Ia khawatir pada Sis Kae.
Drrt...drrt...
Kai meraih ponselnya yang menampilkan sebuah panggilan dari seseorang.
"Oh. Hyung "
"...."
"Senin? dimana?"
"..."
"Pastikan Xiumin Hyung aman"
***
Sis Kae juga tidak tahu kenapa dia bersedih. Kenapa dia bisa menangisi kenyataan ini. Sis Kae takut Kebohongan ini menghancurkannya. Ia memandangi Kai yang menjauh dari rumahnya dari balkon kamar. Ia melihat kamar Xiumin juga masih menyala.
Diambilnya note dari buket bunga mawar merah itu. Tulisan tangan Xiumin memang cantik.
Hai... My sweety girl ❤
-X-
Sis Kae terkekeh seraya air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Ia masih tidak habis pikir bagaimana ia setuju dengan drama Xiumin tanpa tahu apa maksudnya. Sis Kae merasa selama ini dirinya hanya beban bagi Xiumin. Disekolah semua teman Xiumin tidak boleh tahu kalau Xiumin mengenal Sis Kae. Bahkan Sis Kae juga tidak boleh mengenal keluarganya.
Lalu untuk apa Sis Kae mempertahankan ini semua.
Sis Kae menutup matanya sambil memegang buket bunga ditangannya. Ia berharap besok bisa melupakan semua kejadian ini.
Beberapa menit setelah menutup matanya gadis itu tersadar sesuatu, ia masih mengenakan seragam sekolahnya. Sis Kae bangkit menuju lemari dan mencari pakaian tidurnya disana.
Begitu selesai dengan pakaiannya, Sis Kae meraih ponselnya dan mencari kontak Xiumin disana. Setelah menemukan nomor Xiumin ia langsung menekan tombol panggilan.
"Cantik kan? kaya kamu makanya aku pilih warna merah" Xiumin terkekeh meski baru pertama kali berbicara saat sambungan telepon terhubung.
"Oh. Umin" Sis Kae mengagguk walaupun ia tahu Xiumin tidak bisa melihatnya. Sebenarnya ini sangat berat bagi gadis itu untuk melepas Xiumin. Tapi, melihat kenyataan yang menyadarkan dirinya bukanlah hal penting selalu membuat hatinya teriris-iris.
"Umin-ah"
"Yaa~" mendengar suara Xiumin yang begitu merdu ditelinga Sis Kae membuat satu lagi bulir air mata jatuh di pipi kanannya.
Okee, tidak seharusnya Sis Kae lemah melepaskan ini. Mengakhiri drama ini bukanlah sesuatu yang buruk kan? setidaknya Sis Kae bisa membuat orang yang dicintainya tidak terbebani oleh nya.
"Ayo besok habiskan waktu sehari denganku. Besok minggu, bisakah Umin meluangkan waktu denganku?"
"Tentu besok aku luang. Aku akan menjemputmu"
"Tidak perlu. Aku akan menunggumu di taman"
Saat Xiumin sudah setuju merekapun memutuskan sambungan telepon masing-masing. Sis Kae menarik ulur nafasnya karena merasa sangat gugup sekali. Besok akhirnya Sis Kae harus melepas semuanya, perannya, kebohongannya dan rahasianya.
***
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy handsome boy nae mam da kajyeogan ~~~
I got a boy meotjin! I got a boy chakhan! I got a boy awesome boy wahnjeon banhaenna bwah~~~
Percuma Xiumin menutup telinganya dengan bantal sekalipun. Sepertinya ia memang harus segera bangun dari tidurnya dan mengomeli Kai yang menyalakan musik sekeras itu.
Dengan kantuk yang begitu berat Xiumin membuka matanya seraya menggeliatkan tubuhnya. Ia berjalan keluar kamar siap memaki Kai dengan volume kerasnya.
"YAKH ! INI BUKAN BAR"
Kai malah mengajak Ahjumma Bin ikut menari dan menyanyikan lagu dari girlband terkenal itu.
"Ayolah Hyung...ikut menari saja.ini hari minggu senamlah kita" ucap Kai.
"Malassss.." Xiumin mengibaskan tangannya ke udara lalu cabut meninggalkan adiknya yang super aneh itu kembali ke kamar. Xiumin menggaruki saja tengkuknya melihat kamarnya yang kacau.
Saat sedang memberesi seprai kamarnya tiba-tiba ponselnya bergetar. Ada panggilan masuk dari Rye Hyun. Xiumin kaget dan langsung menggeser tombol hijau.
"Oh. Rye Hyun-ah" sapa Xiumin.
"Xiumin...hiks...Suho Oppa...hiks"
Ada apa dengan Rye Hyun, Xiumin begitu kalap. Ia segera memutus sambungan teleponnya dan segera mengganti pakaian tanpa berniat membersihkan diri.
Tadinya Xiumin begitu bahagia karena mendapat telepon dari Rye Hyun. Pasalnya sudah beberapa hari ini gadis itu tidak menghubunginya. Tapi baru pertama Xiumin sapa malah suara tangisnya yang terdengar, jadilah Xiumin khawatir dan langsung berlari keluar rumah.
Kai dan Ahjumma Bin yang melihat aksi Xiumin hanya bisa geleng-geleng kepala. Mungkin Xiumin kesal mendengar lagu Kai yang keras banget itu. Menurut Kai seperti itu?
***

"Huaaa....hiks....hiks..." Sesekali suara tangis Rye Hyun menggelegar seiring Xiumin memasuki rumah besar yang penuh penjagaan itu. Didalam kamarnya gadis itu tengah duduk dibawah tempat tidur dengan kepala menunduk bersembunyi diantara lututnya.
"Rye Hyun-ah gwenchana?"
Gadis itu mengangguk seraya mengusap kedua pipinya yang sudah sangat basah. Xiumin mengusap kepala Rye Hyun untuk menenangkan gadis itu.
"Ada apa Rye Hyun?" tanya Xiumin hati-hati agar Rye Hyun mau bercerita padanya.
"Hiks...Suho Oppa pergi entah kemana" Xiumin mengkerutkan dahinya merasa bingung. Bukannya Suho memang ke Amerika dan Rye Hyun sudah tahu itu.
"Suho Oppa tidak pulang ke apartemen Appa disana. Dia tidak datang ke kantor juga disana. Hiks...dimana dia?"
"Jadi maksudmu di Amerika sana Suho kabur?"
"Huaaa....hiks...hiks" gadis itu menangis kencang menjawab pertanyaan Xiumin. Lelaki itu jadi semakin bingung dengan hidup gadis didepannya ini. Gadis yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Bukannya kemarin Xiumin berbicara dengan Suho lewat ponsel. Lalu kemana Suho sebenarnya.
"Kau sudah menghubunginya?"
Rye Hyun mengangguk sementara tangan Xiumin masih setia mengusap kepala gadis itu.
"Kemarin sepulang dari kafe Chanyeol aku video call dengannya. Baekhyun sendiri lihat. Aku bingung...hiks..kemana Suho Oppa"
"Kau tau dari siapa Suho kabur?"
"Aku mendengar Eomma telfonan dengan appa. Di Amerika sana appa sedang mencari keberadaan Oppa"
"Huaa....hiks...hiks..Xiumin eotteohge?"
Mendengar raungan Rye Hyun yang semakin menjadi membuat Xiumin segera merengkuh tubuh gadis itu kedalam pelukannya. Betapa gemetarnya tubuh mungil Rye Hyun dalam pelukan Xiumin. Begitu khawatirnya gadis itu terhadap Suho sampai-sampai menangis kencang seperti itu.
"Aku akan mencoba menghubungi ponselnya" diambilnya ponsel dari saku mantelnya dan segera mencari kontak Suho disana. Sudah dua kali Xiumin melakukan panggilan tapi Suho tidak juga mengangkatnya.
Tiba-tiba seorang Ahjumma datang menghampiri mereka membuat Xiumin melepaskan rengkuhannya. Ahjumma itu membawa Rye Hyun ke tempat tidur.
"Sarapan yuk Non"
"Sirheo. Oppa juga pasti belum sarapan" gadis itu membaringkan tubuhnya dengan kepala yang ia sembunyikan diantara bantal.
Xiumin hanya mengangkat bahunya saat Ahjumma mamandangnya.
Sebelum Xiumin memastikan Suho baik-baik saja, ia tidak akan lelah mencoba menghubunginya. Apalagi melihat kondisi Rye Hyun saat ini semakin membuat Xiumin tidak tenang.
"Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif cobalah beberapa saat lagi"
Selalu suara operator yang pertama kali terdengar ditelinga. Xiumin geram dan membanting ponselnya ditempat tidur Rye Hyun.
"Rye Hyun-ah uljimmarayo ne" Wajah gadis itu begitu pucat dengan matanya yang terlihat sembab karena menangis. Baru saja kemarin Xiumin mendengar Rye Hyun mau keluar kamar setelang mengurung diri. Hari ini semua terasa bagaikan terulang kembali.
Hari semakin siang dan kabar dari Suho belum juga pasti. Xiumin tidak bisa menghubungi ponselnya dan lagi, Eomma Rye Hyun malah sibuk bekerja lalu darimana mereka bisa mengetahui kabar Suho.
Rye Hyun masih meringkuk ditempat tidur seraya memandangi ponselnya. Sedangkan Xiumin sedari tadi berusaha menghubungi Suho meski tidak ada jawaban satu pun.
Drt...drt...
Rye Hyun segera bangkit dan duduk bersender di bantal saat ponselnya berdering. Ia segera menjawab panggilan yang ternyata dari Ayahnya itu.Begitu melihat Xiumin mendekat, gadis itu menekan tombol loudspeaker agar Xiumin juga bisa mendengarnya.
"Rye Hyun-ah... Suho baik-baik saja.Kau jangan khawatir sayang"
Perasaan Rye Hyun yang semula berada diujung jurang paling curam seketika langsung berada di sebuah tempat yang menangkan.
Xiumin menghela napasnya dan menangkap wajah cerah dari Rye Hyun.
"Jinjja? tapi kenapa Oppa tidak menghubungi ku atau Xiumin" Rye Hyun menatap Xiumin saat menuturkan nama lelaki itu.
"Suho sedang istirahat sayang. Appa akan memintanya menghubungi mu kalau dia bangun"
"Gomawo Appa. Tolong jaga Suho Oppa untukku" Begitu sayangnya Rye Hyun pada Suho hingga membuat dirinya tidak memperhatikan tubuh sendiri. Xiumin jadi merasa sangat iba pada gadis itu.
"Tentu saja sayang. Mian Appa belum bisa pulang ke Korea" Nada suara Ayah Rye Hyun terdengar begitu lirih. Sepertinya Lelaki paruh baya itu sangat merindukan anak gadisnya. Xiumin tidak tega mengganggu pembicaraan Rye Hyun dan ayahnya, ia pun berjalan dan berhenti dibalkon. Melihat pemandangan indah dibawahnya.
"Hei...Appa tidak perlu sedih begitu. Aku baik-baik saja"
"Baiklah sudah dulu sayang Appa harus bertemu investor. Jaga diri baik-baik,Saranghae Rye Hyun" Rye Hyun tersenyum begitu panggilan terputus. Gadis itu berdiri dan menghampiri Xiumin dibalkon.
"Aku tidak tau harus menghubungi siapa. Mian dan Gomawo Xiumin sudah datang"
"Aku senang kau meminta tolong padaku. Tidak perlu sungkan, Ne" melihat Xiumin yang begitu perhatian membuat Rye Hyun semakin bersyukur bisa dekat dengan lelaki itu. Meskipun Xiumin melakukan itu karena persahabatannya dengan kakaknya, Suho.
"Aku lapar" kening Xiumin berkerut, tidak mengerti kode dari Rye Hyun. Kalau gadis itu lapar kenapa tidak pergi ke dapur.
"Yakh ! Kenapa kau diam saja.ayo makan diluar. Aku akan menraktirmu" Xiumin terkekeh sambil menggaruki tengkuknya merasa tidak peka.
"Baiklah Nona Kim" Xiumin membungkukkan tubuhnya menghadap Rye Hyun seolah-olah gadis itu memang nyonya besar. Rye Hyun memukul pelan bahu Xiumin.
"Hehehe...keluar sana aku mau mandi dulu"
"Jadi kau belum mandi? pantas saja"
"Mwo?"
"Tidak jadi" Xiumin keluar dan menelan kembali leluconnya yang akan meledek Rye Hyun karena belum mandi. Xiumin akan makin konyol pada dirinya sendiri. Dia saja belum mandi kan?
***
Duduk di ayunan dan memandangi jam tangan dari mulai pagi hingga siang tidak juga membuat Sis Kae menyerah. Ia akan menunggu Xiumin datang. Bukankah mereka sudah setuju akan bertemu di taman.
"Umin kapan kau datang?"
.
.
.
.
.
.
.
Kasihan Sis Kae nunggu sendiri. Eh, Xiumin asik sama Rye Hyun..😭
Tbc