Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Maafkan typo chingu ✌

 

Xiumin POV

 

Sekarang aku sudah tahu alasan kenapa Suho tidak hadir disekolah dan Rye Hyun mengurung diri dikamar. Sungguh tega sekali Nyonya Kim melakukan itu pada anaknya. Memisahkan kakak dan adik yang saling mengasihi itu. Aku sedih dan marah mendengar kenyataan itu dari orang lain. Mana Suho yang selalu menghubungi ku, Suho yang selalu menceritakan semuanya padaku, Suho juga kenapa tidak menitipkan adiknya padaku seperti biasa.

 

Aku meraih ponsel diatas tempat tidurku dan mencari kontak Suho disana.

 

"Annyeong Xiumin. Apa kabar?"
Wah...basa-basi yang sangat luar biasa. Seharusnya ia tahu apa kesalahannya. Kalau bisa aku terbang sekarang ke Amerika dan menjambak rambutnya. Adiknya di Korea sedang uring-uringan. Sendirinya seakan bersikap cuek.

 

"Kau sudah tau kan? Aku titip Rye Hyun" Niatku menjambak Suho rasanya menghilang seketika. Mendengar penuturannya yang begitu lirih membuat mataku perih.

 

"Suho-yah. Sudah menyerah?"

 

"Anni. Kalau aku sudah menyerah kau orang pertama yang akan tau. Sekarang aku yakin Rye Hyun pasti sedang sendirian kan?"

 

"Aku akan menjaganya. Kau tau, kurasa meskipun kau mengalah dan memilih pergi ke Amerika ibumu tetap ibumu. Wah...Suho-yah sejak kapan kau jadi pindah curhat ke Irene, huh?"

 

Terdengar helak tawa dari Suho disebrang sana. Aku yakin wajahnya pasti merah diledek seperti itu. Aku jadi kangen dia tiba-tiba.

 

"Gimana Amerika?" kurasa aku perlu menghiburnya. Tidak usahlah ku ceritakan keadaan Rye Hyun.Disana saja Suho pasti merasa kesepian.

 

"Amerika sekalipun terasa sepi tanpa si Baekhyun cerewet itu. Heheh...."

 

"Wah...kau hanya merindukan Baekki. Sedang telfonan dengan siapa kau ini. Sudahlah ku tutup. Panggilan luar negeri mahal"

 

Aku menutup sambungan telepon ketika suara tawa Suho semakin kencang. Aku kembali menatap ponselku melihat ada pesan masuk yang belum ku baca sejak pulang sekolah.

 

From :  Chanyeol

 

Rye Hyun di kafe ku

 

Aku segera beranjak mengambil kunci mobil dan menuruni tangga. Saat di ruang tengah Kulihat Kai tengah tertawa menonton acara TV.

 

"Mau kemana Hyung?" tanyanya.

 

"Kafe Chanyeol"

 

"Oh..." Aku mengangguk saja lalu berlalu dari hadapan Kai. Baru saja sampai pintu Kai kembali menghentikan ku.

 

"Oh, Hyung. Mobilmu dibawa appa. Pakai saja si merah ku" Aku mengangguk lagi dan lanjut pergi dari rumah. Si merah adalah mobil milik Kai. Aku sudah sering memakai mobilnya Kalau mobilku sedang dipakai appa, seperti sekarang.

 

Aku mengendarai mobil dengan sedikit terburu-buru. Tadi aku sangat kaget membaca pesan Chanyeol. Pasalnya Rye Hyun bukannya masih mengurung diri? kenapa sekarang ada di kafe Chanyeol.

 

***

 

Dari sekian banyak alasan mengapa kafe milik Chanyeol begitu ramai pengunjung aku setuju dengan dekorasi bertema musik itu. Hampir sebagian pengunjung diisi oleh siswa. Tidak aneh, apalagi Chanyeol adalah bagian dari most wanted di sekolah.

 

Bunyi lonceng kecil diatas pintu menyambut ketika kita membukanya. Aroma kopi begitu menghangatkan ketika pertama kali masuk kesana.

 

Aku mengedarkan pandanganku mencari Rye Hyun. Aneh, bukannya Chanyeol bilang gadis itu ada disini. Aku tidak melihatnya.

 

"Xiumin-ah" aku menghampiri Chanyeol yang memanggilku. Aku duduk di kursi depan meja yang biasa Chanyeol menghabiskan kesibukannya. Di kafe nya terdapat dua pelayan seorang lelaki. Chanyeol hanya sekali-kali saja ada disana membantu. Ngomong-ngomong ini kafe miliknya. Benar-benar miliknya. Saat ulang tahunnya Kedua orangtua Chanyeol menghadiahi sebuah kafe. Aku, Baekhyun, Chen, Suho juga ikut membantu mendekor waktu itu. Makanya bertema musik, ketahuilah itu semua ideku. Hehehehe ...

 

"Tumben sendiri, tidak ajak Suho"

 

Suho jauh di Amerika kali, Nyeol.

 

"Kau bohong. Mana Rye Hyun?"

 

"Hahahah..." Chanyeol terkekeh begitu keras. Apa sekarang wajahku berubah menjadi kura-kura ninja?
"Jam berapa kau membaca pesanku?"

 

Aku mengedikkan bahuku merasa sangat konyol. Kenapa bisa aku sebodoh ini. Ini pasti karena aku sangat khawatir pada gadis itu.

 

Chanyeol meletakkan kopi dimeja tepat didepan ku. Sedikit-sedikit ku minum.

 

"Suho ke Amerika kan?" tanya Chanyeol. Jika saja ini sebuah komik dan aku adalah tokohnya, kedua mataku pasti sudah lepas dari uratnya. Untung aku tidak jadi memuncratkan kopi ke wajah tampan Chanyeol. What?Apa Rye Hyun menceritakan semuanya pada Chanyeol.

 

"Dia cerita padaku dan Baekhyun" Tukas Chanyeol.

 

"Baekhyun?"

 

"Baekhyun dan Chen ikut pulang bersamaku. Lalu, ada Rye Hyun. Dia sepertinya sangat stress, Min. Untung ada Baekhyun, kau tahu tidak? Dia tertawa"

 

"Syukurlah"

 

"Kau pasti sangat khawatir ya?"

 

Aku mengangguk kemudian menyesap kembali kopi buatan pemilik kafe.
"Kau tau bagaimana aku dan Suho kan?"

 

"Baekhyun mengajak Rye Hyun jalan-jalan. Sepertinya begitu, Min. Tidak apa-apa kan?" seringaian licik chanyeol keluar juga akhirnya. Selalu saja dia menggodaku. Aku malah senang Rye Hyun bisa tertawa lagi.

 

"Basi Nyeol"

 

"Biasa aja Min"

 

"Aku pulang deh. Rye Hyun diculik Baekhyun. Bye"

 

"Wah...cembekur ni ceritanya."

 

Bodo amat katamu Nyeol...

 

***

 

Kim Sis Kae POV

 

Gara-gara marahan sama Han Mel aku jadi sering sendirian deh. Biasanya setiap ada novel baru aku akan pergi bersamanya. Sekarang aku jadi merindukan saat-saat seperti itu. Apa aku baikan saja dengannya ya?

 

Keluar dari toko buku, aku berjalan menuju halte bis. Tapi, tiba-tiba aku melihat mobil merah yang sangat aku kenal berhenti di depan ku. Aku menghela napas, kenapa hari ini aku harus melihat wajah menyebalkan Kai.

 

"Sis Kae-yah " aku terkejut saat kaca pintu mobil terbuka dan menampilkan wajah Umin. Aku sangat yakin mobil itu milik Kai.
"Masuk. Ayo pulang bersama ku"

 

Begitu aku duduk didalam mobil. Xiumin langsung melajukannya.

 

Aku masih tidak mengerti dengan kenyataan ini. Kemarin aku lihat Kai masuk ke rumah Umin dan sekarang aku malah melihat mobil Kai dibawa Umin.

 

"Kau dari mana?"

 

"Toko buku" jawabku seadanya.
"Umin darimana?" lanjut ku.

 

"Kafe Chanyeol"
Oh...si tinggi itu. Kalau saja Han Mel tahu dia pasti akan mengomel. Ah...aku jadi ingat Han Mel lagi.

 

"Sudah sore Sis Kae-yah"

 

Siapa yang bilang ini masih pagi Umin. Hadeuh...untung ganteng dia.
"Ne, waeyo?"

 

"Mari makan?" Aku terkekeh kecil. Menurutku Xiumin adalah namja yang lucu. Selalu saja ada tingkahnya yang menggemaskan.

 

"Hmm...Haruskah? hehehe...aku juga lapar Umin. Kajja"

 

Setelah menemukan sebuah rumah makan yang menurut Umin lezat, kami segera mencari meja yang kosong. Disana memang selalu ramai pengunjung. Tidak heran karena rasa masakannya begitu memuaskan perut. Aku patut mengacungkan semua jempolku untuk Umin.

 

"Laper?" tangan Umin mengelap ujung bibirku yang belepotan karena noda makanan. Aku menunjukkan deretan gigiku padanya.

 

"Aku tidak makan siang. Jadi lapar begini" jawabku dengan mulut penuh. Umin hanya terkekeh.

 

"Habiskan atau kita pesan lagi"

 

"Geure"

 

***


Aku langsung memeluk tempat tidur begitu sampai rumah. Tiba-tiba kepala terasa berat karena memikirkan Xiumin dan Kai. Apa sebenarnya yang terjadi? siapa yang berbohong?

Kukeluarkan buku yang sengaja aku beli di toko buku tadi. Sudah lama aku menunggu novel ini terbit akhirnya kesampaian juga.
Aku memindahkannya diatas meja belajarku. Sudah ada dua tumpukan novel dari penerbit favoritku. Rasanya sangat menyenangkan mengoleksi semua itu.

Drt...drt...
Ada panggilan masuk di ponsel ku. Dari Xiumin? Bukankah baru saja kita bertemu. Kenapa dia menelfonku. Aku segera menggeser tombol hijau.

"Ne Umin" sapa ku pertama kali.

"Aku hanya ingin mendengar suaramu"

Pipiku tiba-tiba panas. Apa ini?dia sedang merayuku atau apa.
Aku berdeham untuk menghilangkan rasa gugup ini.

"Bunganya bagus kan?"

"Bunga? mwoya?" siapa yang dapat bunga.

"Hmm...aku membelikanmu bunga. Lihat, aku juga bisa memberikan bunga untukmu"

"Aku akan tanya pada eomma "
Setelah mengakhiri sambungan telepon Umin. Aku segera turun kebawah mencari eomma. Ternyata Eomma ada di kamar nya sedang membaca majalah. Aku mengetuk pintu kamarnya beberapa kali sebelum kubuka.

"Wae darling?" hampir saja aku jantungan melihat wajah ibuku sendiri. Ternyata eomma sedang memakai masker.

"Eomma dapat kiriman bunga?"

Sejenak eomma terlihat sedang mengingat-ingat apakah ia menerima bunga atau tidak. Sedetik kemudian wajahnya kembali cerah.

"Iyaa ini sangat Daebak! "

"Sini eomma " aku menengadahkan telapak tangan kananku kearah eomma.

"Di bank, darling"

What? Bank? oh...jadi maksud eomma adalah dirinya dapat bunga Bank. Harusnya eomma malu,tapi ya sudahlah.

Aku keluar dari kamar eomma dan berjalan menuju pintu utama. Mungkin Umin meninggalkan bunganya didepan rumah.Semoga saja.

Saat aku membuka pintu aku langsung mencari ke segala sisi halaman. Tapi tidak terlihat bunga apapun disana. Apa Umin bercanda?

Baru saja aku akan kembali kekamar untuk menelpon Umin dan memarahinya. Tapi,mataku melebar melihat ada pencuri dirumahku. Pencuri tidak modal. Berani-beraninya sebuket bunga mawar merah yang begitu istimewa diambilnya.

Orang itu sedang membelakangi ku. Ia sepertinya sedang asik membaca note dibuket tersebut. Lihatlah betapa lancang nya dia. Beruntung pencuri itu tidak menyadari keberadaanku jadi aku bisa merebut hak ku.

"Dasar pencuri! Apa yang kau lakukan Kai?" untunglah buket bunga sudah berpindah ke tanganku.

Kai nyengir kuda tanpa merasa telah melakukan dosa sedikitpun. Dia malah memandangiku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Apa coba maksudnya.

"mwo? mwo? mwo? Mau membela apa? kau sudah tertangkap basah mencuri bungaku" rasanya aku ingin membunuhnya saja. Emosiku sudah diubun-ubun.

"Bunga itu dari siapa? X?"

Akh...Kai tadi membaca note nya. Bikin kesal saja.
"Bukan urusanmu"

Aku meraih lengan pintu berniat menutupnya. Tapi dihalangi oleh makhluk menyebalkan yang suka pencuri kadang mesum dan menyebalkan ini.

"Sebagai tetangga yang baik. Aku ingin berkunjung"

"Hahaha...tidak ada seorang tetangga yang suka mencuri. Lagian dimana sih rumah kamu?"

"Kau ini bodoh atau buta?" Kai menepuk jidat nya lalu menoyor kepalaku. Dasar kutil EXO!
"Itu rumahku, bukankah kemarin kau melihatku masuk kesana. Jika kau ada waktu luang periksa mata ya Sis Kae-yah"

Bagaimana mungkin aku sakit mata. Jelas-jelas yang ditunjuk Kai adalah rumah Umin.
"Ah...molla molla" jadi pusing lagi.

"Sis Kae-yah" aku melihat wajah Kai yang sangat malu-malu tapi malu-maluin itu. Menggeliat seperti anak mermut.
"Ayo dinner. Tadi aku mau mengajakmu pergi ke Everland lagi. Tapi, si merah ku dibawa Hyung"

"Si merah?" Kai menunjuk mobil merah didepan rumah Umin.

Deg!
Mobil merah yang tadi membawaku pulang bersama Umin ternyata benar punya Kai.

"Hyung ?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Meet Mettasha
261      210     1     
Romance
Mettasha Sharmila, seorang gadis berusia 25 tahun yang sangat senang mengkoleksi deretan sepatu berhak tinggi, mulai dari merek terkenal seperti Christian Loubotin dan Jimmy Choo, hingga deretan sepatu-sepatu cantik hasil buruannya di bazar diskon di Mall dengan Shabina Arundati. Tidak lupa juga deretan botol parfum yang menghiasi meja rias di dalam kamar Metta. Tentunya, deretan sepatu-sepat...
My Naughty Wolf
10285      1446     3     
Fantasy
Rencana liburan musim dingin yang akan dihabiskan Elizabeth Brown di salah satu resor di pulau tropis bersama sahabat-sahabat terbaiknya hanya menjadi rencana ketika Ayahnya, pemilik kerajaan bisnis Brown Corp. , menantang Eli untuk menaikan keuntungan salah satu bisnisnya yang mulai merugi selama musim dingin. Brown Chemical Factory adalah perusahaan yang bergerak di bidang bahan kimia dan ter...
Flower With(out) Butterfly
441      305     2     
Romance
Kami adalah bunga, indah, memikat, namun tak dapat dimiliki, jika kau mencabut kami maka perlahan kami akan mati. Walau pada dasarnya suatu saat kami akan layu sendiri. Kisah kehidupan seorang gadis bernama Eun Ji, mengenal cinta, namun tak bisa memiliki. Kisah hidup seorang gisaeng yang harus memilih antara menjalani takdirnya atau memilih melawan takdir dan mengikuti kata hati
JURANG
1015      502     5     
Short Story
Adikku memang orang yang aneh. Adikku selalu beri pertanda aneh untuk kehidupanku. Hidupku untuk siapa? Untuk adikku atau calon suamiku tercinta?
Gue Mau Hidup Lagi
440      290     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Orange Haze
523      364     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
You Are The Reason
2279      934     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
P.E.R.M.A.T.A
1910      950     2     
Romance
P.E.R.M.A.T.A ( pertemuan yang hanya semata ) Tulisan ini menceritakan tentang seseorang yang mendapatkan cinta sejatinya namun ketika ia sedang dalam kebahagiaan kekasihnya pergi meninggalkan dia untuk selamanya dan meninggalkan semua kenangan yang dia dan wanita itu pernah ukir bersama salah satunya buku ini .
TeKaWe
1160      642     2     
Humor
bagaimana sih kehidupan seorang yang bekerja di Luar Negeri sebagai asisten rumah tangga? apa benar gaji di Luar Negeri itu besar?
300 Ribu
515      333     0     
Short Story
Yoga bimbang. Dengan uang 300 ribu dari ibu kosnya, jaminannya ia harus mencoblos pasangan capres nomor 3 itu, maka ia bisa mentraktir kekasihnya. Politikus adalah pembohong. Tetapi, apakah Yoga akan tahan godaan dari uang itu?