Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Kim Sis Kae POV

 

Aku menatap kosong wajah namja di depan ku. Bagaimana bisa dia menyembunyikan lukanya yang begitu dalam sendirian. bukankah ada aku. Dia bisa berbagi denganku. Aku tidak pernah bisa sanggup melihatnya serapuh ini.

 

Mungkin aku tidak akan tahu apa yang terjadi padanya jika eomma tidak cerita padaku. Aku benar-benar terlihat seperti orang jahat. Aku adalah teman kecilnya. Aku menganggapnya cinta pertamaku. Tapi aku baru mengetahui masalahnya setelah beberapa hari ini.

 

Dia tersenyum melihat aku berdiri dihadapannya. Bagaimana bisa dia menyamarkan lukanya. Bagaimana bisa dia terlihat setegar itu. Nyatanya semua lukanya tidak bisa ia tahan hingga harus mengurung dirinya di rumah dan tidak pergi ke sekolah.

 

"Umin-ah...." aku memanggil namanya sangat pelan. Aku menatap dirinya yang tengah menahan lukanya dengan sebuah senyuman.

 

"Aku...hmm...mian aku baru tahu tentang ibumu" lanjut ku lancang.

 

"Apa yang harus disesali. Bukankah yang hidup pasti akan mati?"

 

Kenapa Xiumin bilang begitu. Apa aku salah bicara? apakah kedatanganku membuat lukanya makin bertambah. Lalu apa gunanya aku disini. Sebaiknya aku pergi.

 

Aku membalikkan badanku menghadap pintu kamarnya. Mengeratkan pegangan ku pada tas yang ku gendong. Saat tahu Xiumin tidak pergi ke sekolah aku berniat menemuinya. Ditambah kabar dari eomma membuat aku lebih khawatir lagi. Belum sempat menaruh tas aku langsung masuk ke rumah Xiumin.

 

"Biarkan aku sendiri. Mungkin lukanya bisa hilang jika aku sendiri"

 

Aku kembali melihat wajahnya. Mengulur waktu untuk beranjak dari kamarnya.

 

"Aku bukannya ingin memaksamu melupakan semuanya. Aku yakin kau bisa umin-ah. Izinkan aku mencobanya---"

 

"---- Jebal..."

 

Dia mendorongku keluar dari kamarnya. Menutup pintunya dengan keras. Aku tidak marah padanya. Tapi aku sangat khawatir padanya. Ayahnya bilang kalau Xiumin jarang makan dan jarang keluar kamar.

 

Ahjumma Bin bilang dia juga sering mengigau saat tidur. Aku linglung sekarang. Ingin sekali aku jadi bagian dari lukanya. Tak apa jika itu bisa membuatnya merasa tenang.

 

Aku kembali kedalam rumah dan memeluk eomma yang sedang membaca majalahnya. Eomma kaget melihat aku memeluknya seperti ini.

 

"Kamu kenapa?" tanya eomma .

 

"Umin...dia terluka eomma "

 

"Jangan biarkan dia sendirian. Dia sangat butuh seseorang untuk menguatkan hatinya"

 

Aku melepas pelukanku. Aku melihat wajah eomma yang begitu teduh dan menenangkan. Kedua tangannya meraih tanganku.

 

"Apa dia ingin sendiri?"

 

Aku mengangguk.

 

"Anak eomma tidak boleh menyerah begitu saja. Ne..."

 

"Eotteogeh? Jika aku malah membuatnya tambah terluka eomma"

 

Aku tidak pernah menyesal menceritakan semuanya sama eomma karena dia selalu punya sesuatu yang membuat aku bersemangat.

 

"Kau tidak akan tahu jawabannya kalau kau tidak mencobanya. fighting !!"

 

"Eomma saranghae...gomawo eomma"

 

Aku kembali memeluknya. Hingga beberapa detik berlalu dan aku memutuskan untuk menuju ke kamar ku. Dari balik jendela aku melihat kamar Xiumin gelap. Apakah dia sudah tidur? Tidurlah
Jika itu bisa membuatmu melupakan lukamu itu.

 

***

 

Aku meninggalkan Go Han Mel begitu saja. Buru-buru aku ingin ke rumah Xiumin. Sebelum pulang aku mampir ke toko Bunga dan membelinya. Ku lanjutkan langkahku menuju rumah.

 

Berganti pakaian lalu berjalan ke rumah Xiumin. Hanya disambut oleh ahjuma Bin. Perempuan paruh baya itu mempersilahkan aku masuk ke kamar Xiumin.

 

Aku mendapati Xiumin sedang berdiri di balkon kamarnya. Tatapannya kosong menatap pemandangan dari ketinggian kamarnya.

 

"Annyeong Umin-ah "

 

Aku menutupi wajahku dengan bunga yang ku bawa untuknya. Dia membalikkan badannya sekilas lalu kembali menatap pemandangan dibawah sana. Seolah itu lebih menarik dari pada kedatanganku. Aku tidak boleh menyerah.

 

"Bagaimana hari ini?"

 

"Oh..iya, di sekolah aku bertemu dengan si tinggi temanmu itu. Aku lihat dia seperti nya sedang kesepian tidak ada kau. Hmm...apa kau tidak merindukannya?"

 

Aku menghela nafas.

 

"Ku dengar Baekhyun Sunbae dan Chen Sunbae akan mengikuti kompetisi menyanyi. Apa kau tidak ingin menyemangati mereka?"

 

Aku sudah banyak bicara tapi Xiumin tidak sekalipun membalasnya. Haruskah aku cukup kan saja untuk hari ini. Aku akan kembali lagi besok. Esoknya lagi dan esoknya lagi.

 

"Aku takut mengganggu mu. Tolong jangan buang bunganya. Aku pergi Umin. Annyeong"

 

"Aku akan kembali lagi besok. Semoga lukamu membaik".

 

Aku keluar dari kamarnya tak lupa menutup pintu. Ada ahjumma Bin diluar dan melempar tatapan tanyanya padaku. Aku menggelengkan kepala.

 

"Sabar...Nak" katanya menguatkan ku.

 

"Ahjumma tolong kau jaga baik-baik Umin Ne? aku akan sering datang kesini pulang sekolah"

 

"Ne. Aku merasa kasihan melihat Xiumin begitu. Selama ini dia adalah anak yang sangat ceria. Kemarin juga temannya datang menjenguknya tapi dia malah mengunci pintu kamarnya. Saya jadi merasa takut. Bahkan Xiumin tidak mau mendengar kata-kata ayahnya" cerita ahjumma Bin membuat hatiku sakit.

 

"Aku pergi dulu ahjumma" kataku memutuskan pergi dari rumah Xiumin.

 

***

 

"Kau tidak mau ikut dengan ku menonton film?" protes Han Mel.

 

"Mian Han mel-ah. Ada urusan penting yang harus aku lakukan setiap pulang sekolah"

 

"Gwenchana...aku akan mengajakmu lagi nanti, call?"

 

"Call"

 

Kembali kami memakan makan siang. Go Han Mel menghentikan kunyahannya.

 

"Waeyo?" tanyaku aneh.

 

"Aku jadi takut kejadian kantin keracunan terulang lagi"

 

"Kau ini. Sudahlah lupakan, kau mengganggu makan siangku"

 

"Ne"


Saat kami melanjutkan makan tiba-tiba saja Kai datang dan duduk dihadapan kami. Aku tidak memandangnya sekalipun karena masih sibuk dengan makan siang. Sedangkan Go Han Mel hanya diam melihat aku sinis dengan Kai.

 

"Makan yang banyak " aku mempercepat kunyahan di mulut ku. Tak ingin mendengar apapun lagi dari nya.

 

Aku menyikut lengan Han Mel. Memberi kode untuk segera beranjak dari sana. Go Han Mel berdiri dan pergi menaruh Nampan. Saat aku sampai didepan pintu kantin hendak keluar Kai menarik lenganku.

 

"Lepas!"

 

Kai menggeleng sok imut.
Aku menghela napas pasrah.

 

"Yakh! Lepas kan tanganku atau---"

 

"Kau mau aku cium?"

 

Selalu saja dia memotong kata-kata ku. Aku menatap Han Mel meminta pertolongan tapi dia malah terkekeh sepertinya ini hiburan baginya.

 

"Go Han Mel bantu aku cepat" kataku meminta pada Han Mel.

 

"Kai lepaskan dia" Baru sekali saja Han Mel menyuruh Kai untuk melepaskan tangannya padaku. Kai langsung menurutinya.

 

"Kali ini kau ku lepaskan" dia mendekati ku dan tersenyum padaku
"Cepat tinggalkan kantin"

 

Aku langsung pergi menjauhinya. Namun baru tiga langkah suara orang teriak membuat aku membalikkan kembali badanku. Betapa terkejutnya aku saat melihat beberapa siswa menemukan sesuatu di makanan mereka.

 

Aku mencari sosok yang sudah aku curigai. Kai memintaku untuk tidak kembali ke Kantin. Ternyata dia sudah tahu akan terjadi hal ini. Tapi aku tak menemukannya dimanapun. Kai? apakah dia memang pelaku dari kerusuhan sekolah?

 

"Sis Kae-yah kenapa makanan mereka penuh dengan serangga?" Han Mel panik dan heran memandang kekacauan kantin.

 

"Kenapa kejadian ini begitu cepat?"

 

Han Mel menelan ludahnya sangat susah payah.
"Kai? Aku yakin dialah pelakunya. Aku akan laporkan ini pada Ms.Anne"

 

Aku menarik tangan Han Mel. Menahannya untuk tidak cepat gegabah.

 

"Kumohon jangan sekarang Han Mel-ah, entah kenapa aku masih ingin mencari tahu sampai buktinya benar-benar nyata" pintaku pada Go Han Mel.

 

"Geurae"

 

kamipun melanjutkan perjalanan menjauhi kantin setelah kantin ramai oleh para petugas kebersihan dan anggota pemeriksaan sekolah.

 

Apa dan kenapa Kau melakukan Hal ini Kai....???

 

.
.
.
.
.

 

Tbc

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Burn In Tears
210      187     0     
Short Story
Semua tanda bahwa kita pernah saling tergila-gila nyaris tandas dibakar air mata. Aku, jadi tanda yang paling lama menghadapi mati dan hilang.
MERAH MUDA
516      374     0     
Short Story
Aku mengenang setiap momen kita. Aku berhenti, aku tahu semuanya telah berakhir.
Operasi ARAK
348      250     0     
Short Story
Berlatar di zaman orde baru, ini adalah kisah Jaka dan teman-temannya yang mencoba mengungkap misteri bunker dan tragedi jum'at kelabu. Apakah mereka berhasil memecahkan misteri itu?
LELAKI DI UJUNG JOGJAKARTA
3590      1104     0     
Romance
Novel yang mengisahkan tentang seorang gadis belia bernama Ningsih. Gadis asli Jogja, wajahnya sayu, kulitnya kuning langsat. Hatinya masih perawan belum pernah mengenal cinta sampai saatnya dia jatuh hati pada sosok lelaki yang saat itu sedang training kerja pada salah satu perusahaan besar di Jogjakarta. Kali ini Ningsih merasakan rasa yang tidak biasa, sayang, rindu, kangen, cemburu pada le...
My Rival Was Crazy
139      122     0     
Romance
Setelah terlahir kedunia ini, Syakia sudah memiliki musuh yang sangat sulit untuk dikalahkan. Musuh itu entah kenapa selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus baik di bidang akademi, seni maupun olahraga, sehingga membuat Syakia bertanya-tanya apakah musuhnya itu seorang monster atau protagonist yang selalu beregresi seperti di novel-novel yang pernah dia baca?. Namun, seiring dengan berjalannya...
365 Hari, Aku Bertanya pada Kalian?
617      390     3     
Short Story
Aku akan menceritakan kisahku pada kalian semua. Tidak, tidak. Aku tidak meminta belas kasihan kalian. Wanita seperti ku tidak perlu dikasihani oleh kalian. Karena setelah mendengar ceritaku ini, mungkin kalian akan memberiku kalimat penyemangat yang terdengar basi dan empat menit kemudian kalian sudah melupakanku. Jadi, aku tidak perlu itu semua. Aku hanya ingin bertanya kepada kalian, Apak...
Utha: Five Fairy Secret
1572      770     1     
Fantasy
Karya Pertama! Seorang pria berumur 25 tahun pulang dari tempat kerjanya dan membeli sebuah novel otome yang sedang hits saat ini. Novel ini berjudul Five Fairy and Secret (FFS) memiliki tema game otome. Buku ini adalah volume terakhir dimana penulis sudah menegaskan novel ini tamat di buku ini. Hidup di bawah tekanan mencari uang, akhirnya ia meninggal di tahun 2017 karena tertabrak s...
LOVE IN COMA
567      412     7     
Short Story
Cerita ini mengisahkan cinta yang tumbuh tanpa mengetahui asal usul siapa pasangannya namun dengan kesungguhan didalam hatinya cinta itu tumbuh begitu indah walaupun banyak liku yang datang pada akhirnya mereka akan bersatu kembali walau waktu belum menentukan takdir pertemuan mereka kembali
SENJA
564      436     0     
Short Story
Cerita tentang cinta dan persahabatan ,yang berawal dari senja dan berakhir saat senja...
Cinta Wanita S2
7260      1824     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...