Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Author POV

 

"Chanyeol. Kau tahu kronologi kejadiannya?" cercah Suho yang datang bersama Ms.Anne setelah mendengar laporan dari para siswa-siswi yang tergopoh-gopoh datang ke kantor.

 

Chanyeol berdeham lalu menjelaskannya pada suho.
"Aku tadinya ada di dalam perpus tapi tak lama aku keluar karena ingin ke kelas. Baru sampai pintu, bangkai tikus berhamburan dari atap"

 

Ms.Anne beranjak melihat keadaan perpustakaan. Perutnya tiba-tiba mual karena tak tahan mencium bau dari darah tikus.
Diambilnya beberapa langkah mundur untuk kembali menghampiri Suho dan Chanyeol.

 

Sementara itu Go Han Mel menarik tangannya dari pegangan Chanyeol. Gadis itu menelan ludahnya merasa canggung.

 

"Saya akan beritahukan pada kepala sekolah" kata Ms.Anne.
"Suho kau perintahkan yang lain masuk kelas masing-masing dan yang terkena darah tikus segera suruh membersihkan diri, mengerti?" lanjutnya memerintahkan sang ketua osis.

 

"Ne Ms.Anne"

 

Suho meninggalkan tempatnya berdiri setelah mendapat perintah Ms.Anne.

 

"Yakh! apa yang kau lakukan? sana pergi ke kelasmu. Kenapa masih berdiri disini? kau tidak mendengar kata Ms.Anne" Chanyeol kembali marah menunjuk-nunjuk Go Han Mel membuat gadis itu merasa kesal.

 

"Biasa aja. Kita bakalan pergi dari sini" Go Han Mel menarik lengan sahabatnya lalu berlalu meninggalkan Chanyeol seorang diri.

 

"Kenapa aku jadi marah-marah nggak jelas sih. Ah molla" gerutu Chanyeol dalam hatinya.

 

***

 

Sis Kae POV

 

"Waeyo? Memangnya disekolah ini hanya ada si tinggi itu? aku kesal harus bertemu dengannya"

 

Aku pusing mendengar Han Mel memaki Chanyeol sunbae terus. Tapi, sebagai teman yang baik aku harus mendengarkan curhatannya.

 

"Han Mel-ah . Menurutmu apa pelakunya siswa?" kataku bertanya.

 

Go Han Mel menghentikkan makiannya. Dia menatap ku intens, sepertinya pertanyaanku mengundang rasa penasarannya.

 

"Menurutku juga. Apa kau sudah tahu kejadian ini akan terjadi?"

 

"Hmm..." haruskah aku menjawabnya.

 

"Kau kan mengingatkan ku untuk tidak ke perpus? siapa?" tanyanya memaksa.

 

Aku melirik sekeliling. Untungnya kelas sedang ramai. Karena semuanya sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing.

 

"Kai" kataku berbisik sepelan mungkin.

 

"Mwo ?"

 

"Jangan keras-keras nanti ada yang tahu" kataku mengingatkan.

 

"Jinjja? Memang sih dia kelihatan misterius" sepertinya Han Mel juga sependapat denganku.

 

"Ne. Tapi Han Mel-ah kita harus merahasiakan ini" kataku memohon.

 

"Ne arassheo "

 

Aku tersenyum dan kamipun bertos ria. Aku akan menyelidikinya sampai jelas.

 

***

 

Aku berpisah didepan gerbang utama sekolah dengan Han Mel. Karena arah rumah kita yang berbeda kita pulang sendiri-sendiri.


Saat sampai depan rumah aku sedikit melirik rumah Xiumin. Aku merindukannya. Kenapa aku tak melihatnya waktu di sekolah. Ah, mungkin saja memang Xiumin sedang ada di ruangan musik saat itu.

Aku melanjutkan langkahku mendekati pintu rumah. Aku mengetuknya dan pintu sudah dibukakan. Aku terkejut melihat seseorang dari balik pintu yang tersenyum kepadaku. Sudah lama aku tidak melihatnya.

"Oppa ! Oppa bogoshipeoyo..." kataku setengah berteriak memeluknya.

Dia mengelus puncak kepalaku. Aku merasakan kehangatan sentuhan tangannya. Sudah sangat lama tidak seperti ini.

"Oh...adikku ini sudah besar" katanya melepas pelukanku.

"Oppa kenapa kau baru pulang?"

"Ada banyak sekali urusan di Cina, Sis Kae-yah"

"Oppa bawa apa?" Aku mengerlingkan mataku.

"Mulai deh. Oppa bawa sesuatu yang kamu suka. Ayo masuk kedalam"

"Ne. Oppa"

***

Senang sekali aku bisa jalan sama kakakku. Aku langsung duduk disamping kakakku didalam mobil. Ia memainkan ponselnya.

"Aduh dompet oppa ketinggalan nih. Bentar oppa ambil dulu ya" pamit oppa keluar mobil. Aku melihat ponselnya disana, di tempat duduknya. Aku mengambilnya dan muncul wajahnya berselfi didalam mobil sebelum aku masuk.

 

"Hmm....Lay oppa memang alay.."

 

"Kamu nakal banget sih lihat ponsel oppa nggak bilang-bilang" kata oppa yang tiba-tiba saja sudah ada disampingku.

 

Aku nyengir kuda semanis-manisnya.
"Biarin kan oppa kakakku. Heheh"

 

"Bisa aja kamu yah..."

 

Aku kembali melihat-lihat foto-foto oppa saat di cina.

 

"Kita kemana?" tanya oppa disela-sela menyetirnya.

 

Aku menoleh dan melihat wajah kakakku.
"Terserah yang penting aku jalan sama oppa"

 

"Okee...."


***


Author POV

 

sepagi buta begini seseorang sudah datang dan duduk dikelasnya seorang diri. Memperhatikan papan tulis yang masih bersih.

 

Diambilnya selembar foto yang menampakkan dua lelaki saling berdampingan satu sama lain. Ia kembali menerawang kisahnya dulu. Haruskah diingat kembali?

 

Itu sudah sangat lama terjadi. Bagi sebagian orang berpendapat untuk apa masa lalu harus disimpan. Jika itu menyenangkan memang bagus diingat. Tidak dengan kesedihan.

 

Detik jam dinding menemani kesendiriannya. Sudah beberapa hari ini namja itu berangkat ke sekolah sepagi ini. Entah apa yang ingin dilakukannya. Apakah duduk sendiri didalam kelas membuatnya nyaman?bukankah itu menyeramkan?

 

"Kyungsoo kau sendirian saja?" Sapa seseorang memasuki kelas. Orang kedua yang datang sepagi ini adalah sang ketua osis.

 

"Sudah biasa" jawabnya singkat.

 

"Mau ikut denganku jaga gerbang sekolah?" Ajak Suho.

 

Kyungsoo hanya menggelengkan kepalanya sebagai tolakan. Suho lantas tersenyum lalu pergi meninggalkan kelas setelah menaruh tasnya di bangkunya.

 

Seperginya Suho dari kelas beberapa menit setelahnya banyak siswa-siswi berdatangan mengisi setiap kelas.

 

Kyungsoo berdiri dari duduknya hendak menuju ke toilet. Ia masuk ke salah satu toilet dan mendengarkan percakapan dua orang namja didepan pintunya sedang mencuci tangan.

 

"Chen, Ayo kita ikut audisi nyanyi. Duet lah kita"

 

Mendengar suaranya saja membuat Kyungsoo senang bukan main. Ia sangat merindukan suara itu. Ingin sekali ia menjadi orang yang dilontarkan pertanyaan olehnya.

 

"Kuy lah Byun. Kita pasti menang" balas Chen.

 

"Pastinya...fighting!"

 

Suara perbincangan pun berganti dengan suara derap kaki dan kemudian hening. Hanya ada Kyungsoo dalam toilet itu.

 

Aku akan mendapatkan kembali temanku...

 

Namja itu membuka pintu toilet kemudian melihat pantulan wajahnya dicermin. Lagi-lagi ia bisa melihat kehadiran teman lamanya.

 

Kyungsoo berjalan sendiri menuju ke kelasnya kembali. Ia tak sengaja hampir bertabrakan dengan Rye Hyun.

 

"Mian kyungsoo-yah aku sedang terburu-buru" kata Rye Hyun.

 

"Gwenchana"

 

"Geurae. Aku jalan lagi. Bye" pamit gadis itu setengah berlari.

 

Kyungsoo memasuki kelasnya dan duduk kembali dibangkunya. Bel sudah berbunyi namun guru yang mengisi di kelasnya belum juga datang.

 

Suho didepannya menengok kebelakang. Melihat Kyungsoo dan membuka suaranya.

 

"Kyungso kau tahu kejadian kemarin?" tanya Suho.

 

Yang ditanya malah menggelengkan kepalanya. Suho mengangguk mengerti, memang selalu jawaban singkat yang didapatnya jika berbicara dengan Kyungsoo.

 

"Susah sekali menemukan pelakunya. Aku yakin dia adalah seorang murid"

 

"Matchayo"

 

"Mwo? Kau juga merasa begitu kan?"

 

"Tidak juga"

 

Suho menghela nafas kasar. Emosinya mulai terpacu mendengar jawaban yang sering berubah dari Kyungso.

 

"Kebiasaan kau"

 

"Heheh..mian " katanya nyengir kuda.

 

"Apakah dia tidak merasa jijik berurusan dengan tikus-tikus itu?" lanjut Suho.

 

"Apapun akan dilakukan seseorang--"

 

Jawaban Kyungso membuat Suho menyipitkan matanya.
"Maksudmu?"

 

"Anni"

 

"Jawab saja apa susahnya sih?"
Gerutu Suho.

 

"Rye Hyun masih suka Xiumin?" kata Kyungsoo mengalihkan pembicaraannya.

 

"Kau ini suka sekali mengalihkan pembicaraan" alih-alih menjawab Suho malah mencibirnya.

 

"Nggak usah dijawab kalo nggak mau"

 

"Yakh! Kyungsoo-yah. Kau ini selalu saja berkata begitu. Harusnya aku yang marah karena kau tidak menjawab pertanyaanku duluan" jelas Suho.
"Rye Hyun dan Xiumin aku tidak tahu hubungan mereka apa. Tapi hubungan mereka baik-baik saja" lanjut Suho yang akhirnya menjawab pertanyaan Kyungsoo.

 

Kyungsoo tersenyum sekilas hingga samar-samar tak terlihat.

 

"Waeyo? Kau menyukai adikku ya?" tembak Suho.

 

"Annigoten"

 

Suho tertawa melihat ekspresi kaget temannya itu.

 

.
.
.
.
.
.
.
.

 

Tbc

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Altitude : 2.958 AMSL
723      494     0     
Short Story
Seseorang pernah berkata padanya bahwa ketinggian adalah tempat terbaik untuk jatuh cinta. Namun, berhati-hatilah. Ketinggian juga suka bercanda.
Kisah Kasih di Sekolah
799      514     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Ballistical World
10064      1980     5     
Action
Elias Ardiansyah. Dia adalah seorang murid SMA negeri di Jakarta. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Suatu hari di bulan Juni, Elias menemukan dirinya berpindah ke dunia yang berbeda setelah bangun tidur. Dia juga bertemu dengan tiga orang mengalami hal seperti dirinya. Mereka pun menjalani kehidupan yang menuntun perubahan pada diri mereka masing-masing.
Bulan dan Bintang
6060      1619     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Konstelasi
915      477     1     
Fantasy
Aku takut hanya pada dua hal. Kehidupan dan Kematian.
Republik Kerusuhan
2471      1411     0     
Romance
Putih abu-abu kini menjadi masa yang tidak terlupakan. Masa yang mengenalkan pada cinta dan persahabatan. Hati masih terombang-ambing kadang menjadi sesuatu yang mengecewakan, menyedihkan, kesenangan dan rasanya nano-nano. Meski pada akhirnya menjadi dewasa pada suatu masa dan membuat paham atas segala sesuatu. Serunya masa, mimpi yang setinggi angkasa, pertengkaran, di sini pula akan ada pemaham...
Kisah Alya
335      238     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
Taruhan
62      59     0     
Humor
Sasha tahu dia malas. Tapi siapa sangka, sebuah taruhan konyol membuatnya ingin menembus PTN impian—sesuatu yang bahkan tak pernah masuk daftar mimpinya. Riko terbiasa hidup dalam kekacauan. Label “bad boy madesu” melekat padanya. Tapi saat cewek malas penuh tekad itu menantangnya, Riko justru tergoda untuk berubah—bukan demi siapa-siapa, tapi demi membuktikan bahwa hidupnya belum tama...
Untouchable Boy
681      473     1     
Romance
Kikan Kenandria, penyuka bunga Lily dan Es krim rasa strawberry. Lebih sering dikenal dengan cewek cengeng di sekolahnya. Menurutnya menangis adalah cara Kikan mengungkapkan rasa sedih dan rasa bahagianya, selain itu hal-hal sepele juga bisa menjadi alasan mengapa Kikan menangis. Hal yang paling tidak disukai dari Kikan adalah saat seseorang yang disayanginya harus repot karena sifat cengengnya, ...
Do You Want To Kill Me?
6046      1715     2     
Romance
Semesta tidak henti-hentinya berubah, berkembang, dan tumbuh. Dia terus melebarkan tubuh. Tidak peduli dengan cercaan dan terus bersikukuh. Hingga akhirnya dia akan menjadi rapuh. Apakah semesta itu Abadi? Sebuah pertanyaan kecil yang sering terlintas di benak mahluk berumur pendek seperti kita. Pertanyaan yang bagaikan teka-teki tak terpecahkan terus menghantui setiap generasi. Kita...