Loading...
Logo TinLit
Read Story - Hujan Terakhir Bersamamu
MENU
About Us  

Seorang gadis mungil berambut pirang berdiri menghadap jendela. Mata mendungnya menatap kosong jutaan butir air yang berderai dari atap kamar. Menimbulkan suara gemuruh saking derasnya.
   Ussy tercenung, menyeka pipinya yang hujan air mata. Tak mampu membendung perasaan tak asing yang menyelinap kalbu. Rindu-rindu yang mendera sunyi, mengajak memori kembali menjajaki masa terburuk.
***
   "Ayolah turun bersamaku. Jangan takut basah, ini menyenangkan." Suara bujukan terdengar dari luar kaca mobil disertai tawa hangat di sela dingin hujan kala itu.
   "Kenapa kamu tak suka hujan? Ini menyenangkan, bukan?" tanya Rey setelah berhasil menarik Ussy melebur bersama hujan. Beriringan menyusuri jalanan lengang. Memandang kapas-kapas kelabu di atmosfer yang menumpahkan air.
   Ussy menghela napas. "Dingin."
   "Kamu aneh, Ussy. Semua orang tau, hujan selalu dingin, kecuali hujan abu." Rey terkekeh samar di balik gemuruh hujan. "Bisa ganti jawabanmu?"
   "Tidak." Ussy menyahut singkat.
   "Itu artinya, kamu tak punya alasan untuk tidak menyukai hujan. Mulai sekarang, kamu akan menyukainya, bahkan mencintainya."
   "Lalu, apa yang bisa kujadikan alasan untuk menyukai hujan? Hujan itu dingin. Membuat banyak orang sakit, banyak rencana menjadi kacau, banjir di mana-mana," sangkal Ussy.
   Dengan sekejap tubuh mungil Ussy telah berada di dekapan Rey.
   "Aku.." Rey berbisik. "Jadikan aku alasanmu mencintai hujan. Kita akan mencintai hujan bersama-sama. Hujan adalah hal paling menyenangkan di bumi, tentunya setelah kamu. Kamu merasakannya? Pelukanku jauh lebih hangat di bawah hujan 'kan? Bahkan suasana hatimu membaik demi mendengar derai hujan, menghirup udara hujan. Dan kamu akan suka ini." Rey mundur, menjauhkan tubuhnya dari Ussy.
   Dengan gerakan cepat kakinya menghentak genangan air di jalanan ke arah kekasihnya itu. Tentu saja Ussy kesal, namun Rey sudah lebih dulu lari menghindari balasan Ussy.
   Mereka tertawa, berkejaran di jalanan, berputar-putar, saling berpegang tangan,  menjadi pasangan paling bahagia di bumi.
   "Aku mencintaimu, Rey. Juga hujan, karenamu." Ussy kembali berada di dekapan Rey setelah lelah berlari. Wajahnya tak luput dari senyum bahagia.
   Rey berteriak seolah hujan tengah mendengar celotehnya. "Hey hujan! Aku cemburu padamu, kekasihku tak hanya mencintaiku. Ternyata dia juga mencintaimu!" Sedetik kemudian memasang wajah bersedih.
   Demi melihat Ussy yang masih terheran, Rey mencubit hidung Ussy, tertawa, lagi-lagi lari menghindari balasan.
   Mereka terlalu larut dalam tawa-tawa samar tergerus hujan, menguasai jalanan sampai ke tengahnya. Tak menyadari selarik sorot lampu mobil yang terbias butir hujan. Ussy membelalakkan mata demi melihat laju kencang mobil dari samping kanan Rey.
   Terlambat. Tubuh Rey tersambar, terseret sejauh tiga meter. Genangan jernih air hujan bertukar merah darah di bawah kepalanya. Matanya terpejam, bisu.

   Kaki Ussy bergetar hebat. Ia jatuh terduduk, tak mampu bersuara. Matanya yang bicara, senada dengan hujan. Dunianya pergi..

***
   "Kau salah, Rey. Hujan adalah hal paling menyakitkan di bumi. Apa yang menyenangkan dari kehilanganmu kala itu? Keputusanku tak suka hujan sudah tepat, meski aku suka dua jam hujan terakhir bersamamu. Aku membencinya sekarang, bahkan selamanya." Ussy bergumam. Embun di matanya kembali menderas, seiring derasnya hujan di balik jendela.
   Ia tau, tangis selalu tak bisa mengembalikan yang hilang, menghidupkan yang mati, menenangkan yang gusar. Namun ingatan pilu itu selalu mampu meruntuhkan bendungan di kedua matanya.​​​​

Tags: FFWC2

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Don't Leave Me
405      271     0     
Short Story
Dia selalu bersamaku, selalu menemani hari-hariku. Tapi, maaf, aku harus pergi dengan yang lain. -Clara-
Sadness in the rain
438      280     3     
Short Story
Mengiklaskan orang yang telah pergi bukan hal yang mudah.
F E A R
266      211     1     
Short Story
Satu semester telah berhasil aku dan Al lewati. Semuanya berjalan lancar dan baik-baik saja. Sampai pada hari ulang tahunku, dan hari dimana Al memberikan keputusan untuk kembali berjuang meraih impiannya. Andai kupon permintaan yang ia beri dapat mencegah kepindahannya..
I'm A Sunset
384      275     3     
Short Story
Banyak hal yang tidak bisa dipaksakan. Salah satunya adalah cinta.
Rewind
442      302     0     
Short Story
Just because someone doesn't love you the way you want them to, doesn't mean they don't love you with all they have. ©2019 by EttaGurl
Aldi: Suara Hati untuk Aldi
373      271     1     
Short Story
Suara hati Raina untuk pembaca yang lebih ditujukan untuk Aldi, cowok yang telah lama pergi dari kehidupannya
Kenangan
418      296     4     
Short Story
Lala adalah seorang gadis yang mempunyai kenangan sangat pahit dimana kekasih yang sangat dia cintai meninggal dalam sebuah kecelakaan.Semenjak kejadian itu Lala berubah dari gadis periang menjadi gadis pemurung.Bahkan Lala memutuskan untuk tinggal di desa bersama neneknya daripada tinggal di kota.Dengan bantuan neneknya Lala memulai menulis karena memang hobinya adalah menulis.Bagaimana kisah La...
Sebuah Jawaban
403      292     2     
Short Story
Aku hanya seorang gadis yang terjebak dalam sebuah luka yang kuciptakan sendiri. Sayangnya perasaan ini terlalu menyenangkan sekaligus menyesakkan. "Jika kau hanya main-main, sebaiknya sudahi saja." Aku perlu jawaban untuk semua perlakuannya padaku.
Te Amo
447      304     4     
Short Story
Kita pernah saling merasakan titik jenuh, namun percayalah bahwa aku memperjuangkanmu agar harapan kita menjadi nyata. Satu untuk selamanya, cukup kamu untuk saya. Kita hadapi bersama-sama karena aku mencintaimu. Te Amo.
Pebruari Yang Dingin
495      316     2     
Short Story
September ku yang hangat berganti dengan Pebruari yang dingin. Teruntuk kamu yang telah pergi bersama hangatnya matahari.