Namamu empat huruf, satu kata.
Biasa disebut Addi
Lahirmu bukan arti bagiku dan seisi sekolah
Kamu mengikuti alur hidup apa adanya
Kamu terluka saat dibilang penuh kebohongan,
Kesombongan, kepalsuan
Namun kamu terdiam dalam doa
Serta ketenangan dalam secangkir kopi
Hujan tak akan mencabut bahagiamu
Badanmu berdiri bagai menara penerangan di pinggir laut
Kamu tak lupa menghapus kebencianku
Lukamu tak selama 36 kali kamu mengunyah kue
Doa lebih indah dari cibiran dan makian bagimu
Gambaran orang tentangmu dianggap penting
Namun yang lebih penting tetap hatimu
Kamu tak mudah mendengar maupun berbicara
Pandangan penuh tanya setiap jam bisa muncul
Janji tak menjadi jadwalmu
Tapi renungan diri menjadi pengabdian hidup
Meski tetap banyak mata mengikutimu
Kamu berani tak melihat masa lalu
JIka ada perempuan berani mendekatimu
Kamu pangkas selalu sebelum 5 senti
Apabila ada yang sungguh-sungguh
Jangan kamu tuai dengan benalu
Sebisa mungkin siapkan hatimu
Karena tuan, siapa yang tahu
Malaikat hati menjadi janji seumur hidup