Loading...
Logo TinLit
Read Story - Senja (Ceritamu, Milikmu)
MENU
About Us  

"Untukmu hujan, berhentilah menetes. Karena setiap kali kau menetes, aku juga tak dapat menghentikan tetesan air mata ini". Jika aku boleh tanya kepadamu hujan, kenapa aku begini? Kenapa perasaanku sangat sedih saat dia tidak memperdulikanku? Aku takut hal ini terjadi lagi kepadaku, hujan bisakah kau berhenti menetes? Aku sudah lelah seperti ini.

Keesokan harinya, aku terbangun dalam tidurku. Dan ternyata semalaman aku menangis hingga tertidur pulas. Aku pun mengambil ponsel dan berharap arga menghubungiku, nyatanya aku salah. Dia benar-benar tidak memperdulikanku apalagi untuk menanyakan kabar. Aku berusaha untuk melupakan hari kemarin dan besok adalah hari dimana dia berulang tahun dan aku bermaksud untuk merayakannya. Aku mencoba menghubungi geya.

Tuuutttt, tuuuuttt, tuuuuttt, “gee pliss angkat dong telponnya.” Sahutku dengan wajah sedih.

“Ya day?” Tanya geya dalam telpon.

Aku membuat janji dengan geya untuk bertemu membicarakan ulang tahun arga. Aku menunggu geya di rumahku, tak lama kemudian geya datang dan langsung masuk ke kamarku.

“Dayyy, gue masuk yaa?” Sahut geya dari luar kamar dengan mengetuk pintu.

            “Iya masuk aja.” Sahutku.

“Kenapa sama mata lu day? Lu nangis semalaman? Sampe bengkak gitu.” Tanya geya dengan penasaran.

“Nggak apa day, ini kegigit semut.” Sahutku sambil tersenyum.

“Digigit semut kok kayak gitu.” Sahut geya dengan wajah datar.

“Kemarin aku ketemu arga ge, tapi dia pura-pura nggak tau padahal aku panggil dia. Jadinya sedih deh.”

            “Yaampun gitu aja sedih day, mungkin aja dia nggak lihat elu.”

“Dia lihat kok tapi emang pura-pura nggak tau saat kemarin aku lagi sama dito.”

“Jadi lu kemarin lagi jalan sama dito terus ketemu arga gitu. Wow banget day, keciduk kan lu. Kebanyakan cowok sih. Mungkin arga cemburu kali day ngelihat lu sama dito.”

“Aku juga nggak tau nih ge.”

“Lu sudah coba menghubungi arga?”

            “Belum, nanti aku dicuekkin lagi.” Sahutku dengan wajah datar.

“Terus lu maunya gimana?”

            “Besok kan hari ulang tahun arga tu. Aku mau kasih dia sesuatu, tapi lu yang kasihin ke dia yaa ge?”

“Iya day, aman deh.”

            “Makasi ya gee, sahabatku paling baik.” Sahutku sambil memeluknya.

Malam harinya, aku pun kepikiran kado apa yang akan aku berikan kepada arga. Walaupun aku belum mengenal arga terlalu jauh, tapi dari kesehariannya dia sangat suka menyendiri dan menulis sesuatu lalu termenung. Entah apa yang dia tulis, akupun tak tau. Aku ingin sekali memberikan kado yang berguna baginya. Sepertinya buku atau note cocok untuk kuberikan padanya.

Aku pun membungkus kado yang sudah kubeli. Aku kepikiran untuk menanyakan kenapa dia seperti itu. Tulisan inilah yang kutulis kepada arga..

Dear A,

            I don't know where to write it anymore. I can only write and express it here and I hope it can be a secret between me and you. I don't understand why after that you leave me so easily. Once you know that, you never see me again.

Why does everything look so dark and meaningless?

All this time it's just useless?

No word, reason and cause ..

            In the past, we were together in a very short time. I'm sorry to say this. I just want you to be my best friend. That is all..

            This is your birthday. I hope you become a mature person. Not dodging for no reason. Not going without cause. I hope you aren't like that ..

            Are you okay? Those are the words you often ask to me. Right now I want to ask you. I'm just worried about you. You never heard from me again. Disappear without word ..

            But anyway. Happy Birthday. If you read this, please know that I care about you.

Best hopes,

D.

            Setelah aku menulis surat dan kado ini selesai, aku pun pergi ke rumah geya.

            “Ge, ini aku titip ke kamu yaa. Tolong kasih ini ke arga.”

            “Iya day, btw ini isinya apaan?”

            “Buku hehehe. Eh besok aku ikut ya ge, tapi aku sembunyi gitu.”

            Keesokan harinya, aku dan geya berjalan di sekitar kampus untuk mencari arga. Tiba-tiba kami melihat arga dari kejauhan, dan dia sedang bersama teman-temannya. Arga berjalan ke arah kami dan aku cepat-cepat untuk sembunyi.

            Geya berhenti di tengah jalan dan arga berjalan ke arahnya. Geya langsung memberikan kadoku kepada arga.

            “Ga, ini ada sesuatu untuk lu.”

            “Dari siapa ge?” Tanya arga dengan bingung sambil mengambil kado itu.

            “Dayana.”

            Aku hanya melihat wajah arga terdiam dan datar saat mengetahui itu adalah pemberian dariku. Tak ada ekspresi bahagia dari matanya, tak ada senyuman ataupun ucapan sepatah kata yang keluar dari mulutnya. Dia hanya terdiam.

            “Udah ya ga, gue duluan.” Sahut geya buru-buru meninggalkan arga.

            Geya langsung menghampiriku dan langsung menarikku ke dalam toilet.

            “Day, kok dia pas gue sebut nama lu langsung diam gitu. Nggak ada ekspresi sama sekali.”

            “Entahlah ge, aku juga nggak ngerti sama dia.”

            “Sebaiknya lu hubungi dia deh day.”

            “Udahlah ge, biarin aja.”

            Sesampaiku di rumah, aku terus-terusan kepikiran arga. Jangan-jangan kado dari aku malah dibuang dan suratnya nggak kebaca. Ada sesuatu yang nggak jelas, aku sangat ingin mengetahui apakah arga itu ada kaitannya dengan teman-temanku. Aku mencoba menghubungi divya.

Tuuutttt, tuuuuttt, tuuuuttt, “halo day.” Sahut divya dalam telfon.

“Halo div, kamu lagi dimana? Bisa ketemu ga?” Tanyaku dengan serius.

“Gue masih di kampus ni day, kesini aja kalo lu mau day.” Jawab divya dalam telfon.

“Iyaya div, aku kesitu ya bentar aku mau mandi dulu yaa.” Sahutku dengan cepat.

“Iya day aku tungguin sampe siang. Kalo lu lama gue pulang day. Eh ngomong-ngomong ada apa day sampe mau nyamperin ke kampus?” Tanya divya dalam telfon.

“Udah ah nanti aku ceritaiin div, aku mau mandi dulu. Bye.” Jawabku dengan buru-buru.

Divya, dia adalah sahabatku. Dia hampir tau semua ceritaku, bukan tentang cerita percintaan aja yang dia tau. Kebiasaanku dalam sehari-hari bahkan dia sangat dekat dengan keluargaku, so bisa dianggap kayak keluarga sendiri. Divya kuliah di jurusan pendidikan, lebih tepatnya pendidikan matematika. Karena sewaktu SMA dia sangat pintar dalam mata pelajaran matematika, dia juga pintar dalam mata pelajaran fisika. So dia pintar dalam segi matematis daripada teori, makanya dia ga pernah mau pilih jurusan yang ada ilmu sosialnya. Walaupun dia pendiam dan ga banyak omong, tapi dia sangat jujur apalagi tentang persahabatan.

Sesampaiku di kampus, aku mencoba menghubungi divya. Tuuutttt, tuuuuttt, tuuuuttt, “halo div. Aku udah di taman ni, lu dimana?” Tanyaku sambil berjalan menuju taman.

“Eh iya day, bentar yaa gue otw kesana ni.” Sahut divya dalam telfon.

Tak lama kemudian.... “Hai day...” Sahut divya sambil memeluk dayana dengan erat.

“Dayy, gue kangen banget sama lu, kita jarang banget ya ngumpul kayak dulu lagi.” Sahut divya begitu riang saat ketemu dengan dayana.

“Iyaa div, aku juga kangen banget sama lu.” Sambil membalas pelukan divya.

“Ohya day, ada apa? Tumben banget lu main ke kampus gue.” Sahut divya dengan penasaran sambil melepaskan pelukannya.

“Kita ngobrol di cafe aja yuk, aku haus ni.” Kataku mengajak divya pergi.

Setibanya di cafe....

“Lu mau pesen apa day?” Tanya divya sambil melihat menu makanan.

“Aku cuman haus aja, soalnya tadi sempat makan di rumah. Aku pesen chocolate float aja div.” Jawabku sambil menunjuk ke arah menu.

“Oh yaudah, bentar ya gue pesen dulu.” Kata divya sambil berdiri dari tempat duduk.

Beberapa menit kemudian...

“Gimana kuliah lu day, nyaman ga disitu?” Tanya divya.

“Lumayanlah div, cuman semester ini banyak kasus yang aneh-aneh dikelasku.” Sahutku dengan murung.

“KASUS? Kasus apaan day? Bacok dosenkah kayak yang diberita berita hahaha.” Tanya divya terkejut kemudian tertawa.

“Iya div kasus bacok-bacokkan.” Jawabku dengan wajah serius.

“Haa seriusss lu day? Sumpah demi apa? Gimana ceritanya? Siapa ngebacok siapa?” Tanya divya dengan sangat penasaran.

“Hahaha nggak ada kok bacok-bacokkan. Masih waras kok teman-teman dikelasku.” Jawabku sambil tertawa dengan terbahak-bahak.

“Terus kasus apaan? Males banget gue jadinya hemm.” Sahut divya dengan wajah kecewa.

“Gini ceritanya, cerita itu bukan ceritaku sih. Tapi cerita teman sekelasku.” Jawabku dengan wajah serius.

“Cerita aja deh day, penasarankan jadinya gue. Lama amat mau cerita hem.” Sahut divya dengan wajah bete.

“Jadi gini ceritanya. Waktu itu ada dosen aku ngasih tugas, tugasnya itu ga boleh sama dan itu sebagai nilai akhir untuk uas jika ketahuan sama nilainya langsung E. Teman-teman aku pada ga percayalah ya, soalnya biasanya kan kalo cuman tugas itu gapapa sama ya kan?” Tanyaku dengan serius.

Sahut divya dengan mengangguk.

“Terus kata seniorku itu beneran terjadi, soalnya angkatan seniorku pernah dapat nilai E gara-gara sama banget sama temannya. Nah terus temanku ini namanya indah, udah terlanjur ngasih lihat tugasnya itu ke temannya sendiri. Nama temannya itu rifki, indah ini taunya si rifki ini cuman lihat contohnya doang. Eh taunya tugas yang indah buat itu, rifki kumpul ke dosenku tanpa sepengetahuan indah. Indah kesal dong ya, dia yang capek-capek buat eh si rifki enak banget cuman copas tugas punya indah. Akhirnya tugas mereka ga ada yang diterima sama dosenku karena sama, untunglah dosenku itu masih baik. Dia memberikan pilihan kalo ga mau dapat nilai E, salah satunya harus ganti ulang atau kalau ga ada yang mau ganti dua-duanya dapat nilai E. Dan indah jelasin semuanya ke dosenku kalau si rifki itu copas punyanya dia, dosenku ga mau memihak kepada siapa-siapa. Dia cuman ngasih 2 pilihan itu saja, dan semuanya terserah meraka. Ternyata indah ngasih tau kepada rifki kalau rifki harus ganti tugasnya dia, karena itu tugas yang buat indah.”

“Ihh parah banget tu rifki. Mereka pacaran atau gebetan gitu?” Sahut divya dengan kesal.

“Nggak ada cuman teman sekelas aja. Tapi semua orang tau kok kalau si rifki yang copas punyanya indah.” Jawabku.

“Syukurlah kalau orang-orang tau kebenarannya, cowok kok kayak itu ya. Terus... terus...” Sahut divya sambil penasaran.

“Iyaa emang gitu si rifki itu, padahal cowok yakan. Terus dosenku manggil indah harus cepat-cepat kumpulin lagi tugasnya, karena nilai udah mau dimasukkin. Akhirnya terpaksa indah yang ganti tugasnya itu tanpa sepengetahuan rifki, dikarenakan deadline yang sangat mendesak. Nah makanya itu div, aku mendapatkan pelajaran di kasus temanku ini. “Jangan terlalu percaya sama orang lain, sedekat apapun dia.” Kataku dengan tegas.

“So, lu sekarang ga percaya ni sama gue?” Tanya divya dengan wajah serius.

“Aku percaya kok sama kamu dan lena, karena aku sudah tau sifat kalian itu gimana.” Jawabku dengan tegas.

“Hahaha iyaiya serius amat day, percaya kok percaya.” Jawab divya sambil tertawa.

“Ohya div, kamu ada kuliah lagi nggak?” Tanyaku sambil meminum chocolate float.

“Nggak ada day, udah selesai semua hari ini.” Jawab divya sambil memutar-mutar pipet minumannya.

“Ohh udah pulang yaa.” Sahutku dengan murung.

Seketika terdiam... Aku termenung karena aku ragu apakah aku harus menceritakan semuanya kepada divya atau bagaimana? Aku takut bahwa kenyataannya arga beneran mantannya lena. Jujur aku ga sanggup kalau ternyata kenyataannya benar.

Sambil memutar-mutar pipet dan termenung. Tiba-tiba....

“Dayyy, kok lu menung? Kenapa day ada yang mau kamu ceritain?” Tanya divya sambil mendorong tangan dayana.

“Iya, sebenarnya ada yang mau aku ceritain ke kamu div.” Sahutku dengan wajah murung.

“Cerita aja, masalah apa emangnya? Cinta?” Tanya divya dengan penasaran.

“Iya persoalan cinta. Sebenarnya ada dua cowok sekarang yang lagi dekatin aku.” Jawabku dengan wajah menunduk.

“Banyak amat day, bagi gue dong satu. Terus apa masalahnya didekatin dua cowok? Enak dong dimana-mana ada.” Sahut divya sambil tersenyum.

“Bukan masalah enaknya div, cowok yang satu kadang menghilang kadang datang. Yang satunya lagi ngejer terus tapi kata orang-orang playboy.” Jawabku dengan wajah datar.

“Terus lu sukanya sama yang mana?” Tanya divya dengan bingung.

“Aku suka sama yang kadang menghilang kadang datang.” Jawabku dengan tegas.

“Siapa day? Kenalin ke gue kali day?” Tanya divya makin penasaran.

Aku pun terdiam, dan aku tidak mungkin menjawab siapa namanya. Aku takut kalau ternyata divya kenal dengan arga yang aku kagumi. Dan aku takut ternyata arga beneran mantannya temanku sendiri. Aku tidak bisa terima kalau aku bisa menyukai mantan temanku sendiri. Nggak bisa, aku nggak bisa ngomong namanya siapa ke divya. Pikirku dalam hati.

“Dayy, kok diam? Ada apa?” Tanya divya.

“Ohh ga ada apa-apa div, aku pun mengalihkan pertanyaan divya dengan berpura-pura melihat hpku. Ehh div, aku ada jadwal kuliah ni. Udah dulu yaa aku duluan yaa. Kamu bayarin duluan yaa, aku buru-buru ni div. Kapan-kapan aku ceritain yaa kelanjutannya, dahh bye.” Sambil cipika cipiki divya.

“Apakah aku ketahuan banget menghindari pertanyaan divya tadi?” Pikirku dalam hati sambil berjalan ke arah kampusku.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Arion
1080      615     1     
Romance
"Sesuai nama gue, gue ini memang memikat hati semua orang, terutama para wanita. Ketampanan dan kecerdasan gue ini murni diberi dari Tuhan. Jadi, istilah nya gue ini perfect" - Arion Delvin Gunadhya. "Gue tau dia itu gila! Tapi, pleasee!! Tolong jangan segila ini!! Jadinya gue nanti juga ikut gila" - Relva Farrel Ananda &&& Arion selalu menganggap dirinya ...
Echoes of Marie
30      30     3     
Mystery
Gadis misterius itu muncul di hadapan Eren pada hari hujan. Memberi kenangan, meninggalkan jejak yang mendalam dan dampak berkelanjutan. Namun, di balik pertemuan mereka, ternyata menyimpan kisah pilu yang ganjil dan mencekam.
Melawan Tuhan
2748      1033     2     
Inspirational
Tenang tidak senang Senang tidak tenang Tenang senang Jadi tegang Tegang, jadi perang Namaku Raja, tapi nasibku tak seperti Raja dalam nyata. Hanya bisa bermimpi dalam keramaian kota. Hingga diriku mengerti arti cinta. Cinta yang mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan dalam kerasnya hidup. Tanpa sedikit pun menolak cahaya yang mulai redup. Cinta datang tanpa apa apa Bukan datang...
10 Reasons Why
2231      954     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Pilihan Terbaik
4596      1419     9     
Romance
Kisah percintaan insan manusia yang terlihat saling mengasihi dan mencintai, saling membutuhkan satu sama lain, dan tak terpisahkan. Tapi tak ada yang pernah menyangka, bahwa di balik itu semua, ada hal yang yang tak terlihat dan tersembunyi selama ini.
Got Back Together
322      266     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
ARTURA
300      241     1     
Romance
Artura, teka-teki terhebat yang mampu membuatku berfikir tentangnya setiap saat.
DariLyanka
2860      989     26     
Romance
"Aku memulai kisah ini denganmu,karena ingin kamu memberi warna pada duniaku,selain Hitam dan Putih yang ku tau,tapi kamu malah memberi ku Abu-abu" -Lyanka "Semua itu berawal dari ketidak jelasan, hidup mu terlalu berharga untuk ku sakiti,maka dari itu aku tak bisa memutuskan untuk memberimu warna Pink atau Biru seperti kesukaanmu" - Daril
The Second Lady?
436      314     6     
Short Story
Tentang seorang gadis bernama Melani yang sangat bingung memilih mempertahankan persahabatannya dengan Jillian, ataukah mempertahankan hubungan terlarangnya dengan Lucas, tunangan Jillian?
Ketika Kita Berdua
35262      4897     38     
Romance
Raya, seorang penulis yang telah puluhan kali ditolak naskahnya oleh penerbit, tiba-tiba mendapat tawaran menulis buku dengan tenggat waktu 3 bulan dari penerbit baru yang dipimpin oleh Aldo, dengan syarat dirinya harus fokus pada proyek ini dan tinggal sementara di mess kantor penerbitan. Dia harus meninggalkan bisnis miliknya dan melupakan perasaannya pada Radit yang ketahuan bermesraan dengan ...