Setiap orang memiliki perubahan dalam dirinya sendiri. Baik perubahan yang positif, atau perubahan yang negatif. Tapi seringkali kita menemukan perubahan yang negatif, ketika sudah mendapatkan hal yang diinginkan. Ibarat pepatah yang mengatakan “kacang lupa dengan kulitnya”. Begitupun dengan aku, dari awal diriku sebenarnya aku sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setelah mendapatkan anganku, menjadi sombong sehingga Tuhan menghukumku. Metamorfosis pada diri Meta, ya aku Meta yang bermetamorfosis. Akan bercerita pengalaman hidupku yang berubah, setelah sekian terpaan datang pada diri ini. Semoga kisah yang kutulis dapat menjadikan pembaca (terutama aku) menjadi lebih baik dari sebelumnya, terutama ketika mengambil keputusan. Apa pertimbangannya, apa resikonya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Keinginanku menulis tentang perjalanan hidupku, sebenarnya karena Rana yang memberiku saran untuk menulis. Aku beberapa hari sempat depresi karena perilaku beberapa orang yang membuatku stres. Aku sedang jauh dari Rana, tidak ada otrang lain yang dapat memahamiku selain dia dan Simbok. Saat ini aku sedang jauh dari siapapun. Aku baru bisa bertemu dengan Rana bulan depan, tepat pada tahun baru. Kuikuti sarannya untuk menulis, apapun yang sedang aku pikirkan. Baik ketika senang, bersamanya, susah, dan segala hal yang ingin aku toreskan. Toh Rana tidak akan membahas caraku menulis atau menilai kalimat demi kalimat, ia hanya meminta aku meluapkan emosi dalam karya sastra. Saat ini aku sedang duduk di depan meja, mengingat kembali masa remaja yang akan menjadi awal cerita. Aku mengambil pena dan secarik demi carik kertas, lalu mulai menulis.
Mantap Betul, ditunggu ini karyanya
Comment on chapter Prolog