Read More >>"> High School Second Story (TERJEBAK) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - High School Second Story
MENU
About Us  

“Aku tahu kamu siapa.”

Bisikan itu terngiang ditelingaku, dan seketika wajahku memerah karena gugup dan panik.

“Apa maksudmu?” Kataku akhirnya.

“Aku tahu kamu anak baru kan?” Lanjutnya masih setengah berbisik

Aku diam. Enggan untuk berkomentar lebih banyak, karena takut kalau kalau aku salah bicara dan membongkar rahasiaku sendiri.

“Kamu itu orang suruhan kan?” Katanya.

Aku semakin panik dan tidak dapat berkata apa-apa lagi, dia sudah tahu siapa aku sebenarnya. Dan aku tidak bisa mengelak lagi.

“Jangan khawatir. Kita ini sama.” Katanya lagi. Dan kali ini membuatku semakin bingung.

“Apa sih maksud kamu? Aku gak ngerti!” Kataku sedikit emosi.

“Sudahlah, bicara denganmu membuatku lapar. Dah ya aku ke kantin dulu.” Katanya kemudian pergi meninggalkan aku sendiri, terpaku dengan apa yang dia ucapkan itu.

Semakin aku memikirkan kata-katanya, semakin aku merasa ada yang salah. Apakah aku benar-benar tertangkap basah? Ini belum genap satu bulan penyamaranku, masa aku sudah ketahuan sih. Tuhan! Aku telah gagal.

***

Jam pelajaran kembali dimulai, Aku masih saja memikirkan perkataan laki-laki itu. Dan semakin lama memikirkannya, kepalaku semakin pusing. Berlin yang menyadarinya kemudian bertanya padaku.

“Kamu kenapa Khai? Apa kau sakit?” Tanya Berlin sedikit berbisik.

“Ah aku hanya sedikit pusing, mungkin kelelahan karena kurang tidur semalam.” Kataku beralasan.

“Kalau begitu, nanti istirahat kedua, kita ke UKS saja ya. Kamu istirahat sebentar dan minum obatnya.” Katanya

“Tidak perlu, Aku baik-baik saja kok.” Kataku, kemudian menekuk lenganku diatas meja, dan menaruh kepalaku di atasnya.

“Yaudah tidur sebentar saja Khai, nanti kalau guru bertanya Aku yang jawab.” Kata Berlin lagi, dan aku hanya mengangguk.

Pelajaran pun berlalu, waktunya istirahat kedua, Berlin bergegas ke kantin untuk mengatri membeli makan (lagi) dan segelas teh hangat titipanku. Tetapi aku harus berhadapan lagi dengan Jemi. Dia dan gengnya datang menemuiku di kelas.

“Hei!” Sapanya. “Gimana udah mikirin untuk gabung kan?” Lanjutnya.

“Aku gak tertarik!” Jawabku singkat dan jelas.

“Hm… Tapi kalau kau tidak mau, bocah gempal itu akan menerima akibatnya!” Katanya dengan nada mengancam.

“Maksudmu Berlin?”

“Siapa lagi yang saat ini paling dekat denganmu?” Jemi melipat kedua tangannya di depan dada, sambil mengangkat sebelah alisnya.

“Jangan macam-macam dengan Berlin!” Bentakku.

“Aku tidak akan macam-macam dengan dia, asal kau mau masuk kedalam gengku!” tegasnya.

“Betul! Lagian kau beruntung kami merekrut kau untuk jadi anggota kami! Kau tahu kan, kalau banyak anak yang ingin gabung dan jadi siswi popular di sekolah?!” Kata Olive menjelaskan.

“Kalau besok malam kau tak datang di pesta sekolah. Berlin akan habis di tanganku.” Kata Jemi kemudian berlalu keluar kelas dengan teman-temannya. Disusul Berlin yang datang membawa makanan dan teh dengan wajah bingung.

“Kenapa lagi Jemi datang?” Tanyanya menyerahkan teh hangat itu.

“Terima kasih. Tidak apa-apa kok, cuma liat keadaan kelas ini.” Jawabku berbohong.

 Tidak. Aku tidak mungkin menceritakan permintaan Jemi padaku, aku tidak mau Berlin menjauhi ku. Walaupun kadang Berlin membuatku rishi, tapi dia adalah teman yang baik. Tapi jika aku menolak, maka Berlin yang akan jadi sasaran Jemi. Apa yang harus aku lakukan?? Ini sungguh diluar kendaliku, ini sudah bukan tugasku.

***

Sepulang sekolah aku tidak langsung pulang, mobil jemputanku belum datang karena memang sengaja aku bilang telat pulang. Aku harus berpikir dengan jernih, keputusan yang akan aku ambil akan menyulitkan ku atau tidak. Dan jawabannya selalu iya. Tapi jika dipikir lebih dalam, aku bisa dengan mudah mengawasi putri Pak Yoga jika aku masuk dalam geng Jemi. Dengan mudah pula aku melindunginya, dan dengan cepat menyelesaikan penyamaran ini.

Jemi keluar dari kelasnya dengan tatapan kaget melihatku. Dia pun menarikku untuk bicara di lorong sekolah.

“Sudah berpikirnya?” tanyanya

“Iya.” Jawabku singkat.

“Jadi?” tanyanya sambil mengangkat satu alis

“Ya aku akan bergabung dengan kalian. Tapi aku tidak mau kalau Berlin jadi korban kalian. Dan aku tidak mau mengikuti semua mau kalian, aku punya batasan.” Kataku dengan lugas.

“Hahaha kau pikir kau siapa? Aku merekrut mu karena ketenaramu selama hampir dua pekan ini. Semua murid membicarakan wajahmu yang menurut mereka cantik dan pas untuk masuk dalam gengku. Kau juga berasal dari keluarga terpadang. Kalau kau tidak punya itu semua, kau bukan apa-apa!” Jelas Jemi panjang lebar.

“Jadi?!” tanyaku.

“Hfttt!!!! Baiklah, malam pesta sekolah besok datang dengan gaun berwarna merah. Itu dresscode untuk geng kita!” katanya kemudian pergi berlalu.

Aku terdiam menatap kepergiannya, dengan pikiran yang melayang jauh kemana. Berharap ini semua hanya mimpi, dan dengan cepat aku harus terbangun. Tetapi sayangnya ini kenyataan yang harus aku jalani, aku sudah menandatangani kontrak. Dan inilah tanggung jawabku dengan segala resiko.

“Kau terjebak!”

 

***

“Kau terjebak!”

Bisikkan itu membuatku merinding ketakutan, isakan tangisku terdengar seperti tikus yang terjepit diantara celah tembok. Wajahku penuh dengan tinta hitam yang bercampur dengan air mataku, begitu menyedihkan.

“Kau terjebak Rina! Terjebak di antara kami! HAHAH” tawa itu menggema ke seleruh penjuru ruangan, menambah rasa penderitaan yang aku rasakan.

“Kenapa kalian melakukan ini padaku?” tanyaku tak berhenti menangis.

“Karena kau jelek! Kau itu gendut! Cupu!” jawab salah satu dari mereka.

Aku terus disiksa, dengan cacian dan kekerasan fisik. Tubuhku rasanya hanya bisa merasakan sakit. Aku mengingat ibuku, ayahku, yang meninggalakan aku. Lalu kehidupan masa remajaku  yang mengerikan seperti ini.

Tiba-tiba semua gelap. Tubuhku serasa melayang. Kemudian hening. Dan tidak terasa apapun lagi.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • DesyTioulina

    @dede_pratiwi thank you :), gambarnya di gambarin hehe pasti aku mampir di ceritamu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
  • dede_pratiwi

    covernya gambar sendiri ya? nice drawing... dan untuk penulisannya oke, gaya bahasanya mudah dipahami. keep writing...udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu

    Comment on chapter MENGINGATNYA LAGI
Similar Tags
Our Tears
2482      1039     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
The pythonissam
338      259     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Kaichuudokei
6802      1758     5     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
Everest
1663      678     2     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...
Senja Belum Berlalu
3627      1285     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Diary of Time
1561      710     3     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Shinta
5619      1685     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Panggil Namaku!
7511      1974     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Beach love story telling
2707      1366     5     
Romance
"Kau harus tau hatiku sama seperti batu karang. Tak peduli seberapa keras ombak menerjang batu karang, ia tetap berdiri kokoh. Aku tidak akan pernah mencintaimu. Aku akan tetap pada prinsipku." -............ "Jika kau batu karang maka aku akan menjadi ombak. Tak peduli seberapa keras batu karang, ombak akan terus menerjang sampai batu karang terkikis. Aku yakin bisa melulu...
Aku dan Dunia
333      250     2     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...