Ana mencoba berjalan pelan ke arah berlawanan tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Suara pria dewasa itu semakin mendekat. Ia rasa suara itu tidak hanya satu orang, tetapi sekitar 3 orang. Ana semakin ketakutan karena disini hanya dia gadis seorang diri. Sesekali Ana mengintip ke arah belakang. Suara itu semakin terdengar kuat.
Tiba-tiba ia menabrak tong sampah hingga terjatuh dan mengeluarkan bunyi keras yang mengundang perhatian pria-pria dewasa itu.
“Nah, disitu rupanya!! Siapa lo hah!! Keluar kalo berani lo!!” teriak mereka.
Ana muai berdiri dan berlari sekencang mungkin. Sial. Dia sudah terlihat oleh pria-pria dewasa itu.
“Nah, dia orangnya!!”
“Oh, wow. Dia cewek rupanya. Lumayan dong, kita bisa main-main bentar sama dia. Hahaha!!”
“Cewek! Berehnti dong, jangan lari-lari terus. Kita kan capek ngejar kamu. Sini sama kami, kami bisa kok bahagiain kamu. Hahahaha!!”
“Tidak!! Jangan kejar aku! Aku mohon, pergi!! Jangan dekati aku!!” teriak Ana ketakutan.
“Wahahahaha!! Siapa yang mau nyakitin kamu, cewek cantik? Sebaliknya, kita mau bikin kamu senang sama kami. Ayo, jangan takut.”
Ana terjatuh setelah menginjak kakinya sendiri. Dan naas, ia berjalan ke daerah buntu sehingga tidak ada jalan keluar. Jalan itu terhalang oleh sebuah bangunan yang nampaknya bagian belakang bangunan itu.
“Oh, gadis cantik. Sepertinya itu jalan buntu. Hahahaha.. Lo gak bisa ngapa-ngapain lagi disini. Sebaiknya lo tetep disana. Kalau tidak, kami akan buat lo mengalami hal yang memalukan. Hahaha!!”
“Toloooooooongg!!!!” teriak Ana meminta pertolongan. Sial. Tempat itu sangat jauh dari keramaian, dan mustahil untuk terdengar oleh orang-orang.
3 orang pria di depannya tertawa terbahak-bahak dan melirik Ana dengan tatapan nafsu.
“Gak akan ada yang denger teriakan lo!! Gak akan ada yang bisa denger suara lo. Hahaha!!”
“Bro, gimana kalau kita sikat dia bareng-bareng aja. Lumayan, dia cantik sih orangnya.”
“Gue setuju banget tuh! Sikat aja dia bareng-bareng!”
Ana semakin ketakutan karena orang-orang ini tengah merencanakan sesuatu untuk melakukan hal yang mengerikan.
“Tolooooooooongg!!!!!!” teriak Ana sekali lagi, berharap kali ini ada orang yang mendengar teriakannya. Ana mengambil tongkat besi di samping tubuhnya dan memukul mereka sekencang-kencangnya ketika mereka mulai mendekatinya.
“Jangan dekati aku!!! Pergi kalian!! Kalau tidak, maka aku akan....”
“Akan apa, hah?! Berteriak meminta tolong?!! Hahahaha!!!! Siapa yang akan denger teriakan lo di tempat seperti ini hah?! Jangan ngimpi kamu, ya!!”
“Heh, bangsat!! Lo bertiga yang ngimpi!! Berani sama dia, berarti berani sama gue juga!!” ujar seseorang yang baru saja tiba disana, di belakang 3 pria itu. Ana yakin sekali ada seseorang yang datang menolongnya. Tapi ia tidak melihat siapa gerangan yang menolongnya.
Untuk sementara, ia aman, karena pria-pria itu teralih perhatiannya kepada orang yang menolongnya. Ana bersyukur. Tubuhnya semakin lemas dan Ana tidak sadarkan diri.
000
1 Januari 2018
Dokter yang menangani Donna keluar dari ruangan dan menghampiri Ibu Donna dan yang lainnya.
“Dokter, bagaimana keadaan anakku, Dok?” tanya Ibu.
“Pasien tidak mengalami luka yang fatal. Hanya saja, karena benturan itu, aku rasa ada kemungkinan Donna kembali seperti 15 tahun yang lalu,” ujar Dokter yang masih ingat tentang kejadian yang sudah sangat lampau itu. Ternyata itu dokter yang dulu menangani Donna juga.
“Apa?!!” semua orang terkejut mendengarnya.
“Dokter, maksud Dokter, adik iparku akan kembali seperti dulu? Mempunyai empat karakter yang berbeda?” tanya Mieke.
“Lebih dari itu. Bisa saja lima hingga enam karakter,” jawab Dokter dengan yakin.
“Apa??!! Aku tidak bisa menerima ini! Dia akan bertambah karakter maksudnya? Berarti akan ada dua pria lagi yang akan muncul dan mengacaukan semua ini!” celetuk Joe, sehingga mendapatkan getokan keras di kepalanya dari Nana. Semua orang memelototinya. Joe hanya menunduk seperti anak anjing yang habis di marahi majikannya.
“Sayang!!” teriak Donna dari dalam. Sepertinya ia sudah sadar.
“Ah, pasien sudah sadar. Sepertinya ia ingin bertemu dengan suaminya. Siapa diantara ke empat pria ini yang merupakan suaminya?” tanya Dokter seraya menatap ke empat pria secara bergantian.
“Akulah suaminya,” ujarnya seraya mengacungkan tangan. Di punggung tangannya ada sebuah bekas luka yang menggaris panjang.
000
Listen : Jaz - Teman Bahagia
Wow 4 kepribadian?
Comment on chapter BAB II : 4 KEPRIBADIAN YANG MENIMBULKAN MASALAHAku msh keep going syory nya. Knjgi story ku jga ya..