Loading...
Logo TinLit
Read Story - Contract Lover
MENU
About Us  

"Iya, jadi kalo kalian mau minum vitamin c, jangan banyak-banyak. Kasihan ginjal kalian ! Nanti jadi batu oksalat baru tau rasa ! Sekian dari saya, terima kasih !" Ucap dokter Mira, dosen ilmu Fisiologi (Ilmu yang mempelajari tentang sistem tubuh manusia secara normal) mengakhiri kuliahnya.

5 menit kemudian, beliau akhirnya berjalan meninggalkan ruang kuliah dan seketika itu, semua mahasiswa langsung berhamburan pulang. Ada juga yang masih di dalam kelas membereskan tas atau ngobrol bersama temannya. Saika saat itu sedang membereskan barang-barangnya sembari mengobrol dengan Anna, Mila, dan Lisa.

"Sai, abis ini langsung pulang ?" Tanya Lisa padanya sembari membetulkan poninya yang sedikit turun akibat mendengarkan ocehan dosen sejam 40 menit lamanya.

"Iya, nih ! Abisnya gak tau juga mau ngapain. Hari ini, sih seinget gua gak ada kerjaan apa-apa." Balas Saika sembari fokus memasukkan barangnya ke dalam ransel.

"Oooh...Mau ikut kita ke Mall, gak ? Gua denger ada restoran baru buka yang enak, loh ! Tentunya ada diskon karena masih grand opening hehehe..." Ajak Anna dengan cepat.

"Oh... Bol..." Belum selesai Saika menjawab, handphone yang ia letakkan di saku celananya bergetar dengan cepat dan berulang-ulang. Dengan cepat, Saika langsung mengambilnya dan melihat ada apa dengan hpnya itu.

                                                          Temani gua ke perpus ! Gua mau cari materi novel gua !

                                                                                            Ping ! 100 x !

Melihat itu, Saika lalu menoleh ke belakang dan mendapati Antoni sedang memandanginya memberi kode. Saika hanya memberi muka ketus dan membuang mukanya. Ia lalu meneruskan jawabannya," Iya, bol..." tetapi lagi-lagi hpnya bergetar dengan cepat. Ia lalu meraih hpnya kembali dan mendapati tulisan ini.

                               KALAU LU MAU KETEMU SIR EDWARD, IKUT GUA  SEKARANG ! GUA TUNGGU DI PERPUS !

Tak lama setelah Saika membaca pesan itu, Antoni dan Deni lewat di depan mereka. Antoni lalu sedikit berteriak,"PERPUS !" sehingga Deni menjadi bingung kenapa tiba-tiba sahabatnya ini berteriak dan teriakkannya itu gak nyambung.

"Lo kenapa ? Sakit ? Pake teriak-teriak segala ! Mau ngapain ke perpus ?" Mereka tetap  melanjutkan langkahnya dan keluar dari ruangan kelas meninggalkan Saika dan teman-temannya.

Teman-teman Saika hanya tertawa dan menggelengkan kepala saja melihat tingkah Antoni itu. Lain dengan mereka, Saika malah keluar keringet dingin.

"Emmm...Guys ! Ini tadi manager gua ngeline katanya ada pemotretan hari ini. Jadi, maaf ya gua gak bisa pergi ama kalian. Mungkin lain kali, oke !" Jawab Saika dengan cepat kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga ke perpus.

Pokoknya, masalah gua kontrak jadian ama Antoni gak boleh bocor ke siapa, pun ! Gumam Saika dalam pikirannya.

Kurang lebih 10 menitan Saika berjalan, sampailah ia di perpustakaan. Suasana di dalam sana sungguh sepi dan tidak banyak juga mahasiswa yang sedang berada di dalam sana. Saika lalu berjalan menelusuri tumpukkan buku yang ditata rapih pada raknya hingga ia menemukan sesosok manusia yang ia kenal.

"Kok, lama banget datengnya ? Tapi tenang aja ! Gua baru sejam nunggu, kok !" Ucap Antoni padanya. Saat itu, Antoni sedang duduk di salah satu kursi yang sudah disusun dengan rapihnya.

Melihat tingkah Antoni, Saika langsung mengeluarkan muka jijiknya dan menjawab,"Hah ? Apaan, sih ? Perasaan belum ada 10 menit sejak lu manggil gua buat ke perpus !".

Muka Antoni berubah menjadi ketus. Ia lalu berkata,"Ah ! Gak seru ! Gua tadi lagi akting memerankan salah satu adegan tekenal di drama biar dapet feelsnya. Gara-gara lu jadi gak depet, deh !".

Saika memasang wajah kaget dan tak tahu harus menjawab apa. Ia benar-benar speechless dan menggelengkan kepalanya. Antoni lalu kembali berkata,"Mau berapa lama lu berdiri di sana ? Duduklah ! Gak enak dilihatnya juga !" dengan nada menyuruhnya itu. Ia lalu membuka aplikasi Wattpad di hpnya dan kemudian mulai menuliskan apa yang ada dalam pikirannya itu.

Setelah disuruh, Saika lalu menarik bangku di samping bangku Antoni dan duduklah ia di sana. Ia lalu mengeluarkan novel karya Antoni dan mulai membacanya. Sembari membaca, Saika bertanya,"Si Deni ke mana ? Kok dia gak ada di sini ?".

"Pulang ke kosan. Katanya, dia mau marathon nonton satu season kartun Jepang (Anime)." Jawab Antoni tanpa menengok.

"Oooh !" Saika hanya menanggapi begini.

Mereka lalu hening 10-15 menit. Antoni lalu menengok ke arah Saika dan mendapati bahwa ia sedang membaca novel karyanya lagi.

"Novel itu lagi ? Gak bosen-bosen apa ? Emang lu belum selesai bacanya ?" Tanya Antoni sambil memandanginya.

"Udah ! Gua udah selesai baca. Ini mungkin keempat atau kelima kalinya gua baca ulang novel ini." Jawab Saika tanpa menengok.

"Ngapain baca novel sampai diulang 4 atau 5 kali. Baca mah sekali aja terus lempar ke toko online buat dijual lagi."

Mendengar itu, Saika langsung menengok ke arahnya dan berkata sedikit berteriak,"ENAK AJA ! Novel masterpiece gini mau dijual online habis sekali baca ? Jangan pernah berharap !".

Antoni kemudian menambahkan,"Emang apa bagusnya novel itu ?".

"Semuanya ! Terutama ceritanya itu yang beda daripada yang lain." Jawab Saika cepat tanpa jeda.

"Oh ! Terus, gak ada kurangnya gitu ?" Tanya Antoni kepo. Ia sebagai penulis juga ingin tahu pendapat dari para pembacanya tak terkecuali si Saika ini.

Saika lalu diam sejenak untuk berpikir. Tak berapa lama, ia menutup novelnya dan menjawab,"Hmmm...Kalo soal cerita sih udah oke ! Cuma gua bingung aja ! Kenapa semua karakter di dalam novel ini jomblo. Harusnya, kalau ada adegan percintaannya itu jadi sempurna. Makanya, gua sebagai seorang fans yang peduli pada penulisnya mengirimi feedback agar beliau menambahkan adegan percintaan itu di novel selanjutnya. Gua yakin beliau akan senang dengan feedback dari gua dan gua harap di novel selanjutnya sudah ada tema yang gua minta itu.".

JADI INI SI KAMPRET YANG MENGIRIMI FEEDBACK SIAL ITU ? SENANG ? OOOH...SANGAT ! AWAS KAU, YA ! WAKTUNYA PEMBALASAN DIMULAI! Gumam Antoni dalam pikirannya sambil memberikan tatapan membunuh pada Saika.

"Lu harus traktir gua minum es kopi susu di warung kopi sebelah kampus untuk menebus dosa !" Ucap Antoni penuh kebencian.

"Hah ? Apa ini perasaan gua atau lu sedang marah ke gua ? Emang gua buat salah apa ke lu ?" Tanya Saika bingung.

"Banyak ! Hiduplu udah salah semua ! Udah ! Cepat sini traktir gua kalo lu masih mau ketemu idaman lu itu !" Seru Antoni sambil bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu keluar perpustakaan.

"Hah ? Tungguin gua, woi !"

Tak ada selang berapa lama mereka berjalan, sampailah mereka di depan sebuah cafe dengan bangunan yang khas. Antoni langsung masuk ke dalam cafe tersebut dan mengantri pada barisannya. Saat itu, cafe sedang dalam kondisi ramai-ramainya sehingga untuk memesan saja perlu mengantri. Saika yang mengekor Antonipun juga ikut mengantri.

"Oi, gua bilang tunggu ! Lu jalan cepet-cepet banget, sih ! Gagal lu kalo jadi pacar gua !" Protes Saika sambil mengambil napas pendek tanda ia letih mengikuti cara jalan Antoni yang udah kayak dikejar setan.

"Baru jalan segitu aja udah capek. Katanya model. Kan model mesti punya fisik yang kuat." Antoni menanggapi dengan sedikit malas mengingat bahwa ia masih sedikit kesal akibat ulah Saika.

"Model sih model. Cuma mana pernah gua latihan fisik berat-berat ! Gua kan cuma dateng ke tempat foto terus bergaya dan selesai gitu." Ucap Saika sambil melap keringat yang mengalir dari pelipis kepalanya dengan sebuah sapu tangan.

Antoni hanya menengok padanya tanpa menanggapi ucapannya itu. Ia lalu melihat ke sekeliling dan mendapati bahwa mereka sedang diperhatikan oleh bangak orang khususnya para cowok. Tak perlu pikir panjang, Antoni sudah mengetahui akibat ulah siapa situasi ini terjadi.

"Haaah... Memang kalo jalan ama model itu merepotkan." Ucap Antoni sambil menghela napas pendek.

"Hah ? Apaan, woi ? Salah gua apalagi coba ?" Tanya Saika yang merasa bahwa dirinya sedang disalahkan oleh manusia aneh di sampingnya ini.

"Wah, kalian pasangan yang akrab sekali, ya ? Sudah tau mau pesan apa ?" Tanya mbak kasir yang daritadi sudah memandangi mereka. Ternyata, saking serunya mereka berdebat sampai tak tahu bahwa ini sudah giliran mereka memesan.

"Oh, maaf ! Saya es kopi susu saja. Lu ?" Tanya Antoni cepat pada Saika.

"Saya Dolce Latte dengan cinamon, ya !"

"Oke ! Saya ulangi lagi, pesanannya es kopi susu satu dan Dolce Latte dengan cinamon topping satu. Atas nama siapa ?" Mbak kasir bertanya sambil memencet-mencet tombol yang muncul di layar komputernya.

Antoni menengok ke arah Saika dan memberi kode agar Saika yang bayar. Otomatis jadi nama Saikalah yang digunakan untuk memesannya.

"Saika, ya !"

Mendengar jawaban Saika, mbak kasir tampak kaget dan sepertinya saat itu ia mendapatkan pencerahan. "Oooh... Mbak Saika yang sering muncul di tv itu, ya ? Yang jadi model di majalah Plus, kan ?" Tanya mbak kasir sambil memasang wajah kaget dan tak percayanya.

"Ah, iya. Saya orang yang anda maksud itu." Jawab Saika sambil memberikan senyuman modelnya itu.

Otomatis, mbak kasir menjadi senang gitu. Ia lalu tampak memanggil beberapa temannya untuk datang dan berkata,"Mbak, boleh foto sebentar ? Jarang-jarang ada artis dateng ke tempat ini, nih.".

Saikapun mengangguk dan kemudian ia bersama beberapa karyawan cafe itu berfoto bersama. Antoni ? Dia hanya menjadi juru potret bagi mereka.

"Ini sudah bagus ?" Tanya Antoni pada mbak kasir itu.

"Mana-mana ?" Tanya mbak kasir sambil sedikit berlari melihat hasil fotonya. "Wah, ini saya lagi merem, mas. Bisa diulang sekali lagi, gak ?" Pinta mbak kasir yang kembali berlari kecil ke arah Saika dan teman-temannya untuk difoto ulang.

Ini sudah keempat kalinya ! Memang merepotkan. Gumam Antoni dalam hati.

Beberapa kali percobaan pemotoan berikutnya, akhirnya mbak kasirpun puas dengan hasilnya. Dia lalu berterimakasih pada Antoni yang sudah memfoto mereka dan tentunya pada Saika yang sudah mau difoto. Tak lupa, mbak kasir meminta tanda tangan dari Saika dan lalu memajangnya di dinding setelah dibingkai rapih.

"Akhirnya gua bisa duduk dengan tenang dan menikmati minuman gua. Energi gua sudah terkuras percuma akibat mahluk di depan gua ini. Model memang merepotkan !" Keluh Antoni setelah ia duduk pada bangku kosong di cafe itu.

"Maaf, lah ! Lu harus tau gua juga gak terlalu nyaman dengan hal itu kadang-kadang. Cuma ya mau gimana lagi ? Memang agak sedikit mengganggu privacy, sih. Sekarang, privacy gua itu cuma pas di toilet dan rumah." Jawab Saika yang sudah duduk di depan Antoni sembari menyedot Dolce Lattenya.

"Makanya ! Jadi penulis aja ! Yang dikenal cuma nama penalu. Lihat gua, kemana aja gak ada kan yang minta tanda tangan dan foto, kan ?" Dengan bangga, Antoni mengatakan hal ini seolah-olah mengatakan pada Saika bahwa dia adalah penulis terkenal.

"Emang nama penalu apa ?" Tanya Saika mulai kepo.

 Antoni menjawab, "Kenapa ? Kepo ? Mau tau banget nama pena gua ?" Dengan sok Antoni bertanya balik membuat Saika menjadi kesal.

"Gak ! Sekarang gua jadi gak mau tau malahan !" Ucap Saika cepat.

"Oh ! Ya sudah !"

                                                                                                               J

Sore harinya di kediaman rumah Tetsuya, Antoni sedang duduk di atas sofa cokelat tuanya yang diletakkan di ruang tamu. Ia memangku laptopnya dan mengetik novelnya di Wattpad. Saat itu, suasana di rumah sedang sepi-sepinya.

Kreeek... Suara pintu kamar mandi yang dibuka. Dari balik pintu, terlihat seorang wanita seumuran dengan Antoni yang keluar masih mengenakan handuk yang melingkari rambutnya tanda ia baru selesai mandi. Ia menekan handuk tersebut dengan kedua tangannya agar ranbutnya cepat kering dan kemudian melihat Antoni yang sedang berada di atas sofa.

"Ah, kakak sudah pulang ?" Ucap wanita tersebut yang ternyata merupakan adik perempuan Antoni.

Sayaka Amanda, adik perempuan Antoni yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA. Merupakan satu-satunya keluarga Antoni yang tinggal serumah dengannya. Orangtua Antoni bekerja di Singapore dan hanya mengirimkan uang kepada mereka untuk biaya hidup sehingga Antoni menganggap bahwa mereka tidak peduli lagi pada anak-anaknya.

"Ya, aku pulang. Ada telepon dari mami papi, gak ?" Jawab Antoni tanpa menengok padanya.

"Gak. Seperti biasanya." Ucap Sayaka.

"Oooh..." Antoni hanya menjawab demikian.

"Kakak kenapa ? Kerasukan apa sampai bisa ketawa-ketawa gini?" Tanyanya bingung melihat kakaknya yang daritadi senyum-senyum sendiri sambil mengetik naskahnya.

Antoni  menjawab dengan ketus,"Heh ? Perasaan tiap hari gua gini. Apanya yang beda ?" Tanya Antoni. 

"Beda pokoknya. Senyumnya jadi agak lebar dari biasanya walau dikit. Ada kejadian apa di kampus ? Atau di kantor ?". Tanya adeknya itu yang sangat peka terhadap kakaknya.

"Gak ! Gak ada apa-apa ! Sok tau kamu !". Sayaka cuma cemberut aja tak puas dan lalu duduk di sebelah Antoni lalu mulai menyetel tv. Ia lalu melirik ke arah layar laptop kakaknya dan membaca sedikit apa yang dia tulis.

"Hooo...Sudah lama kamu nunggu ? Gak, kok ! Baru sejam aja ! Tumben banget nih ada adegan beginian sekarang ? Kakak lagi jatuh cinta ? Hahaha" ledek adeknya itu. 

Antoni langsung menjawab,"Gak ! Menurut kamu aja ! Cewek tuh gak ada yang bener ! Kamu harus tau itu !".

"Masih blom move on dari si..."

"JANGAN KAU SEBUT NAMA DIA LAGI !" Teriak si Antoni dengan cepat. 

"Oh...Ya sudahlah ! Tapi...Kakak harus tau kalo gak semua cewek itu kayak dia. Akan ada saatnya kakak ketemu cewek yang bisa buat kamu mikirin dia tiap detik tanpa henti. Tunggu saja waktunya !" Si Antoni hanya diam saja sambil sambil mengintip Sayaka yang pergi masuk ke kamarnya dari sudut matanya. Setelah Sayaka pergi, Antoni melihat sebuah boneka teddy bear yang berukuran cukup besar yang terlihat indah menghiasi lemari di ruang tamu itu. 

"Sudah setahun ya sejak hari itu lewat. Sungguh tak terasa..." Ucap Antoni pelan yang kemudian ia mulai mengetik kembali.

                                                                                                          J

Hari sudah menjelang malam, Saika sedang berada di atas ranjangnya di dalam kamar yang penuh sekali dengan boneka dimana-mana. Ia sedang merebahkan badannya melepas lelah yang ia rasakan hari ini.

Ia lalu menenggelamkan kepalanya di bantalnya sambil berkata dalam hati,"Hari ini banyak sekali kejadian baru ya. Pertama kali gua ketemu cowok seaneh dia.".  

Tiba-tiba hpnya berbunyi tanda ada yang menelpon. Saika langsung mengangkat tanpa melihat dari siapa dan,"Hooo...Tumben kau cepat Saika !" Terdengar suara perempuan yang langsung membuat Saika kaget hingga terloncat dari ranjangnya. "Ma...Manager !!!" Ucapnya kaget dan agak kencang.

"Kamu tak lupa kalo lusa ada pemotretan tuk majalah, kan ?" Ucapnya dengan nada yg sedikit mengancam. Saika langsung gelagapan gitu dan bilang,"Eee...Anuu...KAMU MASUK KE DALAM INBOX SAIKA ! SILAHKAN TINGGALKAN PESAN DAN SELAMAT TINGGAL !" Ucapnya sambil menirukan suara mailbox gitu. Tapi sebelum ditutup terdengar teriakkan dari handphone Saika,"SAIKAAA !!!" Kemudian tut tut tut... Saika lalu merebahkan badannya lagi ke kasur dan berkata,"Ganggu aja !".

How do you feel about this chapter?

2 1 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (6)
  • yurriansan

    Tetsuya? Jadi inget tatsuya fujiwara. Nice story, pmilihan katanya jga menarik. Kunjungi jga storyku ya..

    Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal
  • playmaker

    mantap

    Comment on chapter Bab 1 Penulis dan Model Terkenal
  • BudiawanSastro

    mending gua jadi saika aja dah biar ditembak di depan rektor hahaha... gak dikeluarin dari kampus udah bagus itu

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • agusharyanto

    Anniversary yang bagus ya di igd hahaha

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • Herman

    Mantap ceritanya !! Terus maju, kak !

    Comment on chapter Side : Anniversary
  • Drago

    Ceritanya bagus. Suka banget ama Antoni yang perjuangin cintanya dari SMA itu walaupun akhirnya seperti itu. Tapi tetap aku suka banget ama karakter Deni. Memang contoh sahabat yang baik :)

    Comment on chapter Side : Anniversary
Similar Tags
Carnation
468      338     2     
Mystery
Menceritakan tentang seorang remaja bernama Rian yang terlibat dengan teman masa kecilnya Lisa yang merupakan salah satu detektif kota. Sambil memendam rasa rasa benci pada Lisa, Rian berusaha memecahkan berbagai kasus sebagai seorang asisten detektif yang menuntun pada kebenaran yang tak terduga.
Dalam Waktu Yang Lebih Panjang
462      356     22     
True Story
Bagi Maya hidup sebagai wanita normal sudah bukan lagi bagian dari dirinya Didiagnosa PostTraumatic Stress Disorder akibat pelecehan seksual yang ia alami membuatnya kehilangan jati diri sebagai wanita pada umumnya Namun pertemuannya dengan pasangan suami istri pemilik majalah kesenian membuatnya ingin kembali beraktivitas seperti sedia kala Kehidupannya sebagai penulis pun menjadi taruhan hidupn...
The pythonissam
392      308     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Senja Belum Berlalu
4167      1463     5     
Romance
Kehidupan seorang yang bernama Nita, yang dikatakan penyandang difabel tidak juga, namun untuk dikatakan sempurna, dia memang tidak sempurna. Nita yang akhirnya mampu mengendalikan dirinya, sayangnya ia tak mampu mengendalikan nasibnya, sejatinya nasib bisa diubah. Dan takdir yang ia terima sejatinya juga bisa diubah, namun sayangnya Nita tidak berupaya keras meminta untuk diubah. Ia menyesal...
Dia Dia Dia
13799      2200     2     
Romance
Gadis tomboy yang berbakat melukis dan baru pindah sekolah ke Jakarta harus menahan egonya supaya tidak dikeluarkan dari sekolah barunya, saat beberapa teman barunya tidak menyukai gadis itu, yang bernama Zifan Alfanisa. Dinginnya sikap Zifan dirasa siswa/siswi sekolah akan menjadi pengganti geng anak sekolah itu yang dimotori oleh Riska, Elis, Lani, Tara dan Vera. Hingga masalah demi masalah...
Koma
19582      3559     5     
Romance
Sello berpikir bisa menaklukkan Vanda. Nyatanya, hal itu sama halnya menaklukkan gunung tinggi dengan medan yang berbahaya. Tidak hanya sulit,Vanda terang-terangan menolaknya. Di sisi lain, Lara, gadis objek perundungan Sello, diam-diam memendam perasaan padanya. Namun mengungkapkan perasaan pada Sello sama saja dengan bunuh diri. Lantas ia pun memanfaatkan rencana Sello yang tak masuk akal untuk...
Premium
Cinta Dalam Dilema
38990      4853     0     
Romance
Sebagai anak bungsu, Asti (17) semestinya menjadi pusat perhatian dan kasih sayang ayah-bunda. Tapi tidak, Asti harus mengalah pada Tina (20) kakaknya. Segala bentuk perhatian dan kasih sayang orang tuanya justru lebih banyak tercurah pada Tina. Hal ini terjadi karena sejak kecil Tina sering sakit-sakitan. Berkali-kali masuk rumah sakit. Kenyataan ini menjadikan kedua orang tuanya selalu mencemas...
XIII-A
977      692     4     
Inspirational
Mereka bukan anak-anak nakal. Mereka hanya pernah disakiti terlalu dalam dan tidak pernah diberi ruang untuk sembuh. Athariel Pradana, pernah menjadi siswa jeniushingga satu kesalahan yang bukan miliknya membuat semua runtuh. Terbuang dan bertemu dengan mereka yang sama-sama dianggap gagal. Ini adalah kisah tentang sebuah kelas yang dibuang, dan bagaimana mereka menolak menjadi sampah sejar...
CEO VS DOKTER
270      225     0     
Romance
ketika sebuah pertemuan yang tidak diinginkan terjadi dan terus terulang hingga membuat pertemuan itu di rindukan. dua manusia dengan jenis dan profesi yang berbeda di satukan oleh sebuah pertemuan. akan kah pertemuan itu membawa sebuah kisah indah untuk mereka berdua ?
She Is Falling in Love
550      346     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.