Loading...
Logo TinLit
Read Story - May be Later
MENU
About Us  

Mobil sport mewah keluaran terbaru, tampak berhenti di sebuah rumah mewah di sebuah kompleks elit. Pemuda manis, tampan dan berkaca mata hitam itu  tersenyum manis menyapa lelaki paruh baya yang tak sing lagi baginya, lelaki paruh baya itu kini membukakannya pintu gerbang rumah itu.

“Mau ketemu Nona Gify ya Den?”  tanya lelaki paruh baya itu sambil meraih gunting taman yang tadi ditinggalinya di pinggir paving block.

“Iya Mang Ujang, Gify udah bangun?”

“Ya belum atuh Den, Non Gify kan kalo liburan gini nunggu orang dhuhaan dulu baru bangun,” Rion hanya tertawa renyah mendengar guyonan salah satu pekerja di rumah kekasihnya itu.

“Masuk aja Den, Nyonya ada di dalam paling lagi masak, kalo Tuan lagi keluar kota,”

“Ya udah aku langsung masuk ya Mang, makasih,” Pemuda itu lalu melepaskan kaca mata hitamnya, lalu tersenyum manis meraih dua totebag pink dan meraih dan menghirup sebuket bunga segar berwarna biru, warna yang disenangi kekasihnya itu, ah rasanya kangen sekali dengan gadis itu, lama juga tidak bertemu.

***

“Assalamualaikum Ma, selamat pagi,” wanita cantik paruh baya yang sangat amat mirip dengan kekasihnya itu sontak terkejut saat melihat seorang pemuda yang tiba-tiba datang sepagi ini.

“Rion? Ko ga bilang-bilang mau dateng, lama banget ga ke sini, Mama sampai kangen,” Rion hanya tersenyum meninta maaf karena kesibukannnya akhir-akhir ini, sedang wanita paruh baya itu sudah sibuk menyuruhnya duduk untuk sarapan. Karena sudah lama kenal bahkan Mama Ify sudah menganggap Rion seperti anaknya sendiri, sehingga tak heran kalau wanita itu akan heboh bila Rion bertandang ke rumahnya dengan santai.

“Papanya Gify lagi keluar kota jadi ga ada, kalo Gify ya kamu tahu sendiri masih berlayar ke pulau kapuk,”

“Iya Ma, Oh iya ini Ma, ada sedikit oleh-oleh buat Mama sama Papa,” ucap Rion sambil menyerahkan sebuah totebog pink yang sedari tadi digenggamnya, Mama Gify berterima kasih lalu menyeringai jahil saat melihat ada totebag lain dan sebuket bunga di dekat pemuda itu.

“Kamu romantis banget sih, sayang anak Mama cuek banget ya?” Rion hanya tersenyum kecil baginya Gify adalah pasangan paling sempura untuknya, dia tak akan sampai ke tahap ini kalau bukan Gify yang membuka matanya, kalau bukan Gify yang mengenalkannya pada dunia, kalau bukan Gify yang mengulurkan tangan terlebih dulu.

***

Mama Gify hanya menggeleng pasrah melihat putri semata wayangnya yang masih nyenyak di atas kasur, ah kalau calon menantunya melihat bisa--bisa Gify jomblo kali sekarang, kok bisa punya anak cewek cuek pake banget.

“Fy bangun Fy,” Gify hanya menggeliat saat tangan sang mama mencoba membangunkannya, dengan santai ia berbalik melanjutkan tidurnya. Sedang Mama Gify tak patah arang tetap mencoba membangunkan anak gadisnya itu dengan berbagai cara sampai menggunakan cara yang katanya ampuh, mata wanita itu menyeringai menatap gelas yang terisi setengah.

“Ya ampun ga bangun juga kamu Fy, liat tuh matahari udah tinggi, heran anak gadis hobi banget bangun siang,” omel wanita paruh baya itu sambil menciprat-cipratkan air, sedang Gify dengan santai malah menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya sampai ke kepala.

“Gify ya ampun malah narik selimut lagi, ga malu itu Rion udah nunggu di bawah,”

Please Ma aku ngantuk ini kan libur, Rion mana sih ganggu aja ah,” gerutu gadis itu di balik selimut tebalnya, khas sekali suara orang setengah sadar.

“Rion pacar kamu lah, Rion mana lagi,” Seketika Gify membuka matanya dan terduduk, serius nih Rion?

“Rion Ma? Dafrion Adrian? Cowok berkaca mata yang dari dulu satu sekolahan mulu sama aku, yang sekarang pacar aku, tapi udah beberapa minggu penampakannya ada tapi kabar tak terdengar?” Mama Gify hanya menggeleng pasrah kelakuan absurd putrinya, oh ini juga salahnya sepertinya tingkah anehnya di masa remaja menurun pada putrinya, seharusnya tidak hanya otak encer suaminya yang menurun pada putrinya tapi juga kelakuan normal suaminya cukup kecantikannya saja yang menurun pada putri tunggalnya ini.

“Mending kamu cepet siap-siap mandi, kasian Rion nunggu lama.”

***

Rion hanya tersenyum melihat gadisnya yang kini malah sibuk memberi makan ikan-ikan peliharan papa gadis itu, kini mereka sedang berada di gazebo belakang rumah gadis itu.

“Ini buat kamu,” Rion menyerahkan totebag dan sebuket bunga yang sedari tadi di pangkuannya.

“Kemarin ada premier film rekan aku, kebetulan aku ketemu sama penulis filmnya, aku tahu kamu suka banget sama penulis itu jadi aku minta deh tanda tangannya,” Gify tersenyum senang melihat novel yang telah sebulan ini sedang diincarnya dengan menabung ongkos angkutan umum yang tak terpakai karena selama ini diantar jemput Papanya, kini sudah berada dipelukannya beserta tanda tangan penulisnya lagi.

“AAA makasih banyak, tapi, itu bunga buat apa, tumben-tumbenan ngasi bunga, mau kaya adegan-adegan sinetron yang kamu bintangin, masih aja ya suka ngikutin saran ga mutu si Farhan,” ejek gadis itu. Rion hanya terkekeh renyah sambil mengacak gemas rambut gadisnya,  ia sudah menduga reaksi gadis itu seperti apa, ah salahnya juga yang sampai sekarang masih saja mau mengikuti ajaran sesat Farhan sahabat SMA nya itu kemarin malam, sudah tahu kekasihnya ini memiliki standar romantis yang berbeda dari gadis biasanya.

“Kamu kalau disuruh lari keliling komplek sepuluh kali kuat kan?” Rion tersenyum manis mendengar pertanyaan aneh kekasihnya, ya mungkin orang lain akan menganngap gadisnya aneh, bagaimana bisa setelah tidak bertemu berminggu-minggu malah mengeluarkan pertanyaan tak masuk akal seperti itu. Tapi Rion bukan satu dua tahun mengenal gadis itu, ia sangat paham gadis itu terlalu malas untuk merangkai kata yang indah, pertanyaan itu sama saja dengan ekspresi kekhawatiran dari gadis itu, gadis itu sedang menanyakan kabarnya. Gadis itu pasti khawatir dengan kesehatannya mengingat jadwalnya yang sangat padat sampai tak sempat memberi kabar.

I’m really okay, dan sekarang aku dalam keadaan sangat sehat,” mata pemuda itu tak lepas menatap gadis dihadapannya seolah seperti tak ada hari esok untuk menatap gadis itu, sedang gadis itu tampak sibuk membaca novel barunya, walau Rion tahu gadis itu tak fokus pada apa yang dibacanya itu, gadisnya hanya sedang mengontrol perasaannya.

“Kamu pernah sakit tifus waktu SMP, jangan forsir kegiatan kamu, nanti kambuh lagi, kamu tahu? Aku bakal bawa sop pare sama jus daun papaya kalau kamu sampai sakit,” ancam gadis itu dengan lirikan sinis, Rion hanya meringis membayangkan menu makanan itu, ia sudah pernah merasakan sop pare dan jus daun papaya buatan gadis itu saat ia sakit tifus waktu SMP dulu, dan itu benar-benar menyiksa.

“Kamu ga perlu khawatir, dokter pribadi aku udah ngurus semuanya,” ucap pemuda itu ketakuatan membuat gadis itu terkekeh kecil dan menular pada pemuda itu, Rion senang melihat gadis itu kini tersenyum di depannya.

“Aku minta maaf, sudah mengabaikan kamu beberapa minggu ini,” sontak senyum gadis itu luntur, inilah yang sedari tadi ditahan pemuda itu, rasa bersalahnya, ia tahu ia salah karena terlalu sibuk dan tak memberi kabar untuk kekasihnya ini, padahal kekasihnya sudah beberapa kali menghubunginya.

Gify hanya tersenyum kecil , sejak Rion terjun ke dunia gemerlap itu, setiap mereka bertemu, pasti mereka akan menemukan situasi seperti ini, dirinya yang sedih merindukan pemuda itu, sedang pemuda itu yang merasa bersalah lalu meminta maaf, atau pemuda itu yang meminta maaf karena adegan mesra atau gosip-gosip tentang pemuda itu dengan rekan wanitanya, selanjutnya keadaan yang menjadi canggung, lalu pemuda itu akan pamit hilang kembali tenggelam dalam kesibukannya.

“Iya aku paham, itu kan memang risiko pekerjaan kamu,” Rion tersenyum lega melihat senyum gadisnya yang kembali terbit, gadisnya yang slalu memahaminya dari dulu sampai sekarang, tapi yang tak pernah lelaki itu tahu sampai kapan gadis mungil itu akan tahan terus memahami.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • camarseptakum

    @aryalfaro terima kasih sudah mampir

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
  • aryalfaro

    Chapter 1 saya sudah menyenangkan ceritanya ^^ Saya akan membaca chapter selanjutnya ^^

    Comment on chapter Bingkai 1 : Anak itu
Similar Tags
Rindu Yang Tak Berujung
579      408     7     
Short Story
Ketika rindu ini tak bisa dibendung lagi, aku hanya mampu memandang wajah teduh milikmu melalui selembar foto yang diabadikan sesaat sebelum engkau pergi. Selamanya, rindu ini hanya untukmu, Suamiku.
TRIANGLE
347      228     1     
Romance
Semua berawal dari rasa dendam yang menyebabkan cella ingin menjadi pacarnya. Rasa muak dengan semua kata-katanya. Rasa penasaran dengan seseorang yang bernama Jordan Alexandria. "Apakah sesuatu yang berawal karena paksaan akan berakhir dengan sebuah kekecewaan? Bisakah sella membuatnya menjadi sebuah kebahagiaan?" - Marcella Lintang Aureliantika T R I A N G L E a s t o r ...
DIAMNYA BAPAK
516      352     5     
Short Story
Kata Bapak padaku bahwa hidup itu ibarat senja, hadirnya selalu ada walau hanya sementara. Harus kutelusuri jejaknya dengan doa.
TERSESAT (DILEMA)
17444      3440     27     
Mystery
Cerita TERSESAT ( DILEMA ) ini ada juga di situs Storial.co, lho. Sedang diikutkan dalam kompetisistorialmei19, nulissukasuka, ceritainaja. Isi Sinopsis dan beberapa Episode di dalamnya sudah direvisi ulang agar lebih berbeda dengan isi sebelumnya. Bagi yang penasaran, yuk ikuti di link ini: https://www.storial.co/book/tersesat-dilema/ Ditunggu ulasan, saran, masukan, dan kritik kalian di s...
Gadis Kopi Hitam
1126      789     7     
Short Story
Kisah ini, bukan sebuah kisah roman yang digemari dikalangan para pemuda. Kisah ini, hanya sebuah kisah sederhana bagaimana pahitnya hidup seseorang gadis yang terus tercebur dari cangkir kopi hitam yang satu ke cangkit kopi hitam lainnya. Kisah ini menyadarkan kita semua, bahwa seberapa tidak bahagianya kalian, ada yang lebih tidak berbahagia. Seberapa kalian harus menjalani hidup, walau pahit, ...
For Cello
3166      1065     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Story of Love
291      253     0     
Romance
Setiap orang memiliki kisah cintanya masing-masing. Ada perjalanan cinta yang sepahit kopi tanpa gula, pun ada perjalanan cinta yang semanis gula aren. Intinya sama, mereka punya kisah cintanya sendiri. Kalian pun akan mendapatkan kisah cinta kalian sendiri. Seperti Diran yang sudah beberapa kali jatuh tempo untuk memiliki kisah cintanya
Broken Promises
956      631     5     
Short Story
Janji-janji yang terus diingkari Adam membuat Ava kecewa. Tapi ada satu janji Adam yang tak akan pernah ia ingkari; meninggalkan Ava. Namun saat takdir berkata lain, mampukah ia tetap berpegang pada janjinya?
Broken Wings
1337      789     0     
Inspirational
Hidup dengan serba kecukupan dan juga kemewahan itu sudah biasa bagiku. Jelas saja, kedua orang tuaku termasuk pengusaha furniture ternama dieranya. Mereka juga memberiku kehidupan yang orang lain mungkin tidak mampu membayangkannya. Namun, kebahagiaan itu tidak hanya diukur dengan adanya kekayaan. Mereka berhasil jika harus memberiku kebahagian berupa kemewahan, namun tidak untuk kebahagiaan s...
Sunset In Surabaya
381      276     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...