Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Saka Menyapa
MENU
About Us  

Terkadang aku juga begitu. Sekilas menatap sudah envy duluan. Konon rumput tetangga lebih hijau, manusiawi memang. Seperti mereka, perkumpulan manusia di bandara ini. Membidikku penuh cemburu.

Dipikir aku bahagia. Menjemput suami berparas lumayan ditemani buah hati nan imut pula. Terlebih sikap Saka manis sekali. Tangan sebelah kanan mengais Same, sebelah kirinya merangkulku. Sengaja ditarik mepet ke pelukannya, takut hilang katanya. Dia sempat menyapa keningku dengan sentuhan bibir agak kehitamannya.

"Cari bakso malang dulu yuk. Sekalian beli mangga muda, di Jepang ternyata gak ada." ajak Saka.

"Mau, ayok!" semangat Same.

Berdiam diri, Pak Budi juga fokus menyetir, rautnya senang mendapati kegaduhan tengah diciptakan Same dan Saka. Banyak cerita terumbar dari kedua belah pihak.

Tanpa sadar ku amati lekat-lekat bagaimana senyum ceria itu tercetak. Seperti tidak ada beban. Apa Saka belum tahu?  Rasanya Chelsea curang, dia terus menekanku tanpa membeberkan masalahnya pada Saka.

Sisca: Ra, bener ????

Mendadak ponselku bergetar.

Aku: Bener apanya?

Sisca: Apes gue Ra! Harus gitu nganter nyokap check up pake acara ketemu dokter kandungan sengklek itu??

Aku: Ronal?

Sisca: Siapa lagi. Lo harus tahu sih. Si Ronal kedatangan pasien istimewa. Yapz, Vanessa sama Chelsea.

Aku: Ngapain mereka? Sakit?

Sisca: Ya ngapain lagi kalo bukan periksa KANDUNGAN!!!

Aku menghembus napas lelah, memijat sedikit kepenatan sebelum sadar lokasi. Mobil sudah berhenti. Saka membukakan pintu, mencoba menjemputku karena tidak kunjung keluar.

Sementara Same dan Pak Budi sedang duduk menunggu pesanan bakso malangnya di tenda pinggir jalan itu.

"Kenapa? Cerita deh." desak Saka memutuskan menggeser tubuhku, dia bergabung di sebelahku.

Aku ragu menatap manik khawatirnya.  Harus apa aku? Menceritakannya? "Saka,,"

"Aduh Kara kamu kenapa sih sayang?" greget Saka tak sabar langsung menarikku kepelukannya. Membelai pelan kepalaku. "Cerita kalo ada masalah."

"Soal,," aku diam lagi, bingung harus memulainya.

"Same udah sayang sama lo." kataku bangkit dari pelukan.

"Kamu pun gitu kan?" resenya. "Udah sayang sama aku?"

"Ih!" elakku.

"Ra maafin aku ya." seriusnya. "Aku udah ngecewain kamu."

Deg-degan hatiku. Saka sudah bilang seperti itu, kemungkinannya akan menyerepet masalah inti. Dia sama seperti Gibran. Anti transparan, susah ditebak antara sudah tahu atau tidak mengenai Chelsea.

Kembali dia menghadiahi keseriusan. Mulutnya mulai terbuka lagi. Siap menggetarkan ucapannya. Entah, rasa takutku terpacu hadir. Takut Saka mengucap talak.

Kenapa harus begitu? Seolah sanubari ini mengkhianati otak. Pikirku bersikeras tidak apa-apa jika berpisah, tapi hati? Berat. Alibinya tidak mau Same terluka, kecewa, tidak mau menanggung malu menjanda lagi. Di luar itu ada ganjalan aneh di hati ini, jauh dari alasan tersebut.

"Ra, maafin aku." ditatapnya dalam kedua netraku. Sempat tersirat penyesalan. "Kita harus pisah."

"Setelah akad yang gak banget, pernikahan tanpa honeymoon, dan sekarang perpisahan. Gue rasa semua wanita gak pernah mimpiin cerita macam itu. Sial banget gue!" ungkapku.

"Maaf Ra." raut sesalnya kentara. "Cuma sebentar kok."

"Sebentar?" tanyaku.

"Iya. Minggu depan aku harus ke Thailand sembilan hari. Ditinggal lagi deh kamunya." ucapnya meleset drastis. "Puasa lagi-puasa lagi."

Dia menjatuhkan kepalanya di pundakku, hidungnya menepi di leher. Terus tenggelam menelusup di sana. "Kita pisah lagi deh. Kalo kamu gak magang, aku bakal ajak kamu terbang."

"Ini seriusan?" heranku sedang menerka isi kepala Saka. Dia sudah tahu belum sih?

"Iya, sayang. Maafin aku ya, kamu jadi jarang disentuh. Gak dinafkahi batin." ucapnya. "Nanti malam boleh kan minta jatah?"

Dia mulai melingkarkan tangannya, memelukku erat sambil terus menelusupkan kepalanya di leher. Sesekali dia mendongak, menatap wajahku lekat untuk meminta persetujuan.

"Ya, boleh ya?" tanyanya melas. "Kamu gak kasihan apa burung dikurung di sarangnya aja?"

Aku hanya meliriknya ngeri, melirik wajahnya maksudnya. Tapi sekali saja mataku sempat jatuh ke bawah sana.

"Udah tegak Ra." katanya menangkap basah lirikan mataku. Bersemu malu sudah pipiku. "Di sini aja boleh ya?sebentar aja. Katanya beda sensasi kalo dilakuin di mobil, coba yuk."

"Ih Saka!" kataku menjauhkan wajah mupengnya . "Apaan sih!"

.

.

.

***

Disandingkan dengannya hanya membuat minder. Lihat saja bagaimana merk kenamaan LV melekat di tibuhnya. Dress putih selutut, handbag mocca, sampai sandal putih berhak kecil beling-beling.

Pecinta Louise Vuitton sekali, hanya jam tangan permata saja berbeda merk. Itupun rolex, sama-sama bernilai fantastis.

"Kara, kangen!" peluknya hangat. "Apa kabar sayang?"

Aku kembali terpana pada kacamata yang baru dibetulkannya. Bulgaria Flora. Pantas mahal, lensanya terbuat dari emas putih. Safir biru dan berlian menghias rangkanya.

Wanita setipe Camill, pecinta barang bermerk. Jika keduanya diizinkan Tuhan bersama ku yakin akan kompak kebangetan. Sayangnya  takdir berkata lain.

Tante Maya menyeretku ke arah restoran terdekat. Memaksa pesan makanan. Sementara ia memesan secangkir kopi Hacienda La Esmeralada. Kopi yang ku dengar tidak diperbolehkan untuk kalangan non berduit sepertiku.

"Bener kata Gibran kalo Kara makin judes parah, tapi ngegemesin." ketawa kecil ibu sosialita tersebut. "Ditanya kabar aja gak ngejawab."

"Eh, iya maaf tante. Gak nyangka aja bisa ketemu di sini." timpalku. "Kara baik. Tante?"

"Ya begini-begini aja. Kesepian. Punya anak satu malah betah di Jakarta." rautnya mencebib lesu. "Papah Gibran udah gak ada."

Tak bohong aku refleks terperangah. Gibran itu santai, selow kelewatan. Jarang bercerita tentang hidupnya. Dulu papahnya sering memberiku wejangan;  jika jadi istri Gibran, jika berkeluarga dengan Gibran, jika sudah punya anak dari Gibran dan sejenisnya.

Astaga! Bahkan Gibran gak pernah cerita keluarganya konglomerat begini. Tahu gitu dulu gue gak usah  bayarin bakso dia!

"Duh maaf Tante, Kara gak tahu. Turut berduka cita." lirihku.

"Justru Tante yang minta maaf. Duh rasanya kejadian dulu tuh malu-maluin banget sikap tante." bergidiknya ngeri.

Gimana tidak, harusnya jika tidak sepenuhnya merestui paparkan dari awal. Hampir semua orang kecewa. Ijab sudah dekat malah ditentang. Camill mana berdaya melawan. Dengan aibnya diumumkan lantang di khalayak, frustasinya makin memuncak.

Gibran yang ngotot ingin menikahi seketika tak berkutik ketika Camill menolak mentah. Entah alasan Camill mendadak tidak mau itu kenapa. Tapi ku rasa Camill memutuskannya berat hati.

"Gibran, dia bukan anak kamu. Jadi buat apa? Buat apa kamu bertanggungjawab?" emosi tante Maya dahulu.

"Samella bagaimana kabarnya?" tiba-tiba dia bertanya.

"Gibran suka cerita. Katanya Kara sudah menikah dan punya anak." lanjutnya memahami air muka bingungku. "Gilanya tuh anak bilang mau nikahin kamu. Busyet mau digorok Saka apa!"

Salah. Ternyata aku penasaran pada jenis hubungan Saka dan Gibran, apalagi tante Maya mengetahui Saka.

"Dulu banget kami tetanggan." Kenangnya senyum-senyum.

"Pas lagi bocah, keduanya sepakat gak mau macarin cewek yang sama. Gibran anti banget macarin bekas Saka, gitu juga sebaliknya. Lah tapi nyatanya jungkir balik, gak tanggung-tanggung malah langsung  memperistri kamu yang mantannya Gibran, Ra." lanjutnya.

"Eh tapi katanya kamu mau cerai sama Saka? Beneran?"

"Enggak! Hoax itu!"

Saka muncul dengan celana selututnya, atasan santai- kaos putih dibalut kemeja pendek biru langit yang dibiarkan tidak terkancing. Sangat beda stylenya.

Dia bilang honeymoon ekspress. Memanfaatkan Jumat bertanggal merah lalu berlanjut Sabtu dan Minggu yang tergolong weekend untuk berlibur. Lumayan tiga hari.

"Enak aja tante!" sewot Saka. "Kara udah jadi menantu mamah. Ikhlas lah Tan. Lagian jangan sembarangan main bilang cerai-ceraian aja!"

"Samella gak dibawa?" tanya tante Maya beralih topik lagi.

"Mau honeymoon masa dibawa." timpal Saka.

"Yah padahal tante pengen ketemu. Pengen gendong. Kapan coba tante bisa dipanggil nenek?"

"Maksudnya?" tanyaku merasa ambigu. 

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Love in the Past
579      428     4     
Short Story
Ketika perasaan itu muncul kembali, ketika aku bertemu dengannya lagi, ketika aku harus kembali menyesali kisah itu kesekian kali.
Serpihan Hati
11689      1961     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
TWINS STORY
1372      731     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5087      1669     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Kama Labda
556      351     2     
Romance
Kirana tak pernah menyangka bahwa ia bisa berada di jaman dimana Majapahit masih menguasai Nusantara. Semua berawal saat gadis gothic di bsekolahnya yang mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Dan entah bagaimana, semua ramalan yang dikatakannya menjadi kenyataan! Kirana dipertemukan dengan seseorang yang mengaku bahwa dirinya adalah raja. Akankah Kirana kemba...
Rumah Arwah
1036      560     5     
Short Story
Sejak pulang dari rumah sakit akibat kecelakaan, aku merasa rumah ini penuh teror. Kecelakaan mobil yang aku alami sepertinya tidak beres dan menyisakan misteri. Apalagi, luka-luka di tubuhku bertambah setiap bangun tidur. Lalu, siapa sosok perempuan mengerikan di kamarku?
Caraphernelia
1066      553     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
When the Winter Comes
61456      8305     124     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
AILEEN
6112      1304     4     
Romance
Tentang Fredella Aileen Calya Tentang Yizreel Navvaro Tentang kisah mereka di masa SMA
Cinta Tiga Meter
771      481     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...