Read More >>"> Kala Saka Menyapa (Peran Ratu Semalam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kala Saka Menyapa
MENU
About Us  

Sweet Desert Corner, mereka tidak lagi di sana. Keduanya kompak berlari kecil ke arah toilet.  Mual-mual, ku rasa begitu. Vanessa yang masih percaya diri bergaun ketat meski bagian perutnya mengembang tertatih menerobos kerumunan.

Matinya, dia menubruk Sisca. Secercah senyum Sisca otomatis pudar. Bagaimana tidak, Ronal sigap menuntun tanpa peduli sekitar, jangankan menyapa, senyum pada Sisca pun tidak.

"Aih selamat ya Pak Bos." meriah bu Rose menaiki pelaminan. "Samawa, cepet dapet momongan."

"Makasih Bu." seru Saka menyalami bu Rose. "Doakan kami biar bisa langgeng kayak bu Rose sama Pak Aji."

"Pastinya." tulus Bu Rose bercipika cipiki bersamaku. "Gimana Ra, udah dibaca bukunya?"

Benar saja, kotak bersampul hijau tosca yang diberikannya kemarin mengundang tawa Saka. Buku tentang malam pertama.

"Udah dong Bu. Terima kasih loh Bu, berkat buku itu Kara mainnya agresif." cekikian Saka.

"Wihh kuat berapa ronde Pak?" bisik Bu Rose.

Saka mengacungkan kelima jarinya, perlahan menekuk jemarinya satu persatu menandakan ia sedang berhitung. "Ah, banyak deh pokoknya. Tapi anehnya saya gak pernah puas, mau dan mau lagi."

"Ih!" refleksu bergedik ngeri. Obrolan tak bermutu!

"Hahaa!" tawa Bu Rose. "Gak papa gempur terus Pak sampe ngisi!"

Duduk menselonjorkan kaki, hal terakhir yang aku inginkan. Betapa pegalnya meladeni tamu undangan Saka, minta salaman lah, minta cipika-cipiki lah, sampe minta foto berpuluh pose.

My guest can be counted finger. Mengingat SMA pun aku hanya setahun, selebihnya dilanjut di Amerika. Insiden hamil diluar nikah mengharuskanku fakum dua tahun. Mirisnya aku harus mengulang dari awal, kelas sepuluh lagi.

"Percaya deh gak ada yang lebih cantik dan menarik selain kamu, Ra." bisik Saka.

Bu Rose sudah berlalu, aku bisa duduk sejenak menyimpan beban ball-gown yang ukurannya besar dengan buntut panjang dan tambahan detail embroidery, pearlswarovski, dan sentuhan laser-cut flowers

Iya, gaun yang cantik tapi lama kelamaan terasa risih. Berat, menambah kadar lelah saja.

"Apasih!" kataku menoyor kepala Saka yang mulai nyosor mengendus leher.

"Tadi kenapa liatin mulu Vaness, dih!" tegur Saka. "Ini pesta kita loh."

"Dia cantik." bohongku.

"Kan sudah ku bilang tidak ada yang cantik selain kamu." dia menggenggam tanganku dan mengecupnya.

Ku biarkan Saka melakukan apapun. Dia mendekatiku, curi-curi pandang arah bibir yang ku gigit resah. Kasihan rasanya, hasrat Saka untuk memagut tidak terealisi.

Badanku menegak, cepat sekali Vanessa dan Ronal keluar dari toilet. Detik ini keduanya mengarah pelaminan. Izin pamit pulang setelahnya mengucap selamat.

Aku menyambut pipi Ronal, bercipika cipiki, satu hal yang menurutku lumrah dilakukan dengan teman. Lain ceritanya Vanessa, dia nemplok-nemplok peluk Saka membisikan selamat. Tipe teman tapi mesra.

Terpotong cepat kemesraan tersebut, Vanessa mual-mual seperti tadi. Ya Tuhan jika begini siapapun manusianya pasti ada saja yang berpikiran negatif. Berfikir hamil misalnya.

"Kayak morning sicks gitu." ceplosku.

"Siapa? Vanessa?" tanya balik Saka.

"Iya. Dia lagi hamil?" tanyaku.

"Gak mungkinlah! Pasangan aja belum ada masa hamil." lucu Saka.

"Ronal sih?" tanyaku mengorek informasi.

"Kamu kan temennya Ronal. Tanya langsung orangnya aja." jawab Saka menutup rapat.

"Temen biasa sih, gak deket nemplok-nemplok kayak pertemenan kalian." ujarku sedikit menyindir.

"Cemburu?" tanya dia terkekeh geli. "Tapi Nenes tuh lucu tahu, masa dia dateng ke sini mau bawa Ronal izin dulu ke aku."

Aku melirik Saka sekilas. Selera humor dia receh sekali, murahan. Dengan hal begitu saja bisa tertawa geli. Ku harap kegeliannya cepat menular arah Sisca. Sedari tadi ku perhatikan Gibran belum juga berhasil menghapus raut menekuk Sisca.

.

.

.

***

Mari tinggalkan The beauty of modern classik, kristal-kristal,  serta apapun yang berbau broken white, peach dan pink, karena pesta telah usai. Peran ratu semalam sudah tertanggal.

Aku ialah aku, peran ibu rumah tangga selalu bisa semesta saksikan. Hari ini repotnya bertambah, bukan lagi Samella yang mesti diurusi. Ada bayi gede kelewat manja.

Menyebalkannya Saka! Dia minta dikancingi kemeja, dipasangi dasi, seolah urat-uratnya melumpuh saja. Belum lagi segala urusan rumah aku yang handle. ART-nya sedang diliburkan Saka sampai sebulan mendatang.

"Bib dateng kan ke acara sekolah Same?" tanya Same mengunyah nasi gorengnya.

"Papapmu sendiri aja kan gak papa." jawabku.

Pernah sekali aku menghadiri acara Same, rasanya membosankan. Dipidatoi tanpa selingan musik atau candaan itu bagai dikasih obat tidur, mengantuk parah.

Kebetulan dulu berkenaan dengan rapat orang tua, sekarang momennya memperingati ulang tahun sekolah. Ku yakin ada hiburan, lomba-lomba yang menarik.

Seseru apapun, tetap nilai magang menjadi alasan terpenting. Terlalu banyak absen hanya akan memperburuk nilai akhir.

"Bibunmu nanti nyusul pas istirahat. Jadi pagi sama papap dulu." beber Saka seenaknya.

Tahu dia bisa semenyebalkan ini, aku merasa sesal sempat menaruh hati padanya. Tuhan itu maha membolak-balikan hati, aku lega bisa melepas rasa suka pada Saka. Tidak lagi ada rasa.

Lagi, tugasku melambai minta dijamah. Piring kotor keduanya ku tumpuk, mencuci sebentar. Saka bilang aku harus jadi ibu rumah tangga saja, biar urusan mencari materi jadi tanggung jawabnya.

Untuk ukuran aku yang sempat gagal menata masa depan dan kini sedang berjuang bangkit jelas menolak keras. Capek-capek sekolah harus dianggurkan, bukan prinsip aku banget.

"Ra, kamu jangan lupa dateng!" dia memelukku dari belakang. Kesukaan Saka memang begitu, menjadikan pundakku sebagai topangan dagunya.

"Apa sih?" kesalku.

"Nanti istirahat dateng." lembut Saka.

"Ada tugas di lapangan. Kayak gak tahu aja gue anak buah siapa. Bu Rose kan tugasnya blusukan cari kandidat ke sekolah-sekolah." terangku.

Saka mempererat lingkar tangan di perutku. "Aku yang nanti minta dispensasi hari ini."

"Nepotisme!" cibirku

"Ra, kasihan Same lah. Nanti sedih, sehari ini aja." bujuknya lagi.

Aku kendurkan peluk eratnya, tangan sebelah kananku menoyor jidat mulusnya agar berpindah topangan. Dia pikir tidak berat. "Kalo sempet."

"Gue suka gaya lo." seseorang dari sudut kiri tepatnya di mana rak sepatu bertengger menyahut keras.

Santai sekali dia meraih stiletto hitam dari rak lantas menarik kursi meja makan, memakainya di sana sambil menatapku penuh makna.

Apa maksudnya? Maksud ucapan dan tindakannya? Sepagi ini menghadap dengan gelagat seperti dia salah satu penghuni rumah.

"Gitu dong jadi wanita. Punya pendirian." senyumnya. "Jangan mau diperdaya gadis kecil yang katanya anak lo."

"Bee, kamu gak dateng semalam ke resepsi kenapa?" tanya Saka.

"Lebih enak tidur di kamar lo." jawabnya. "Tempat di mana lo mendesah-desah gila. Tiap malam gue denger dari mulut lo. Gue rasanya kangen."

Chelsea semalam tidak terlihat seliweran di gedung. Dan apa katanya? Tidur di kamar Saka? Jadi benar semalam dia menginap?  Membandelnya rasa lelah buatku terlelap payah.

Bagian dari mendesah-desah yang tertuturkan Chelsea, aku rasa apa harus jiwaku terhenyak? Saka memang suka main ranjang kan? Di ruang dosennya juga begitu.

"Ra," lirih Saka mencoba menjelaskan padaku. "Ini gak seperti yang kamu fikir."

"Apa? Lo mau bilang gue bohong?" lantang Chelsea. Untung Same berada di kamarnya tengah mengambil tas. "Lo mau lupain kejadian-kejadian itu? Brengsek lo!"

"Dan lo!" tunjuk dia tepat di wajahku. "Perihal nolak permintaan Same ke sekolah bareng Saka aja lo bisa, tapi kenapa giliran anak lo nyuruh ke pelaminan lo mau? Lo gak nolak?"

"Gak seharusnya lo nikah sama Saka!" teriaknya lebih dahsyat. "Gak seharusnya lo nurutin anak peliharaan lo yang sok kuasa itu!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 1 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Cinta dibalik Kebohongan
730      496     2     
Short Story
Ketika waktu itu akan datang, saat itu kita akan tau bahwa perpisahan terjadi karena adanya sebuah pertemuan. Masa lalu bagian dari kita ,awal dari sebuah kisah, awal sebuah impian. Kisahku dan dirinya dimulai karena takdir ataukah kebohongan? Semua bermula di hari itu.
Raha & Sia
2602      1056     0     
Romance
"Nama saya Sia Tadirana. Umur 17 tahun, siswi kelas 3 SMA. Hobi makan, minum, dan ngemil. Sia nggak punya pacar. Karena bagi Sia, pacaran itu buang-buang waktu." *** "Perkenalkan, nama saya Rahardi. Usia saya 23 tahun, seorang chef di sebuah restoran ternama. Hobi saya memasak, dan kebetulan saya punya pacar yang doyan makan. Namanya Sia Tadirana." Ketik mereka berd...
Wedding Dash [Ep. 2 up!]
2630      996     8     
Romance
Arviello Surya Zanuar. 26 tahun. Dokter. Tampan, mapan, kaya, dan semua kesempurnaan ada padanya. Hanya satu hal yang selalu gagal dimilikinya sejak dulu. Cinta. Hari-harinya semakin menyebalkan saat rekan kerjanya Mario Fabrian selalu mengoceh panjang lebar tentang putri kecilnya yang baru lahir. Juga kembarannya Arnaferro Angkasa yang selalu menularkan virus happy family yang ti...
Drifting Away In Simple Conversation
262      179     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
Konspirasi Asa
2146      684     3     
Romance
"Ketika aku ingin mengubah dunia." Abaya Elaksi Lakhsya. Seorang gadis yang memiliki sorot mata tajam ini memiliki tujuan untuk mengubah dunia, yang diawali dengan mengubah orang terdekat. Ia selalu melakukan analisa terhadap orang-orang yang di ada sekitarnya. Mencoba untuk membuat peradaban baru dan menegakkan keadilan dengan sahabatnya, Minara Rajita. Tetapi, dalam mencapai ambisinya itu...
Teater
18667      2739     3     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.
Got Back Together
297      245     2     
Romance
Hampir saja Nindyta berhasil membuka hati, mengenyahkan nama Bio yang sudah lama menghuni hatinya. Laki-laki itu sudah lama menghilang tanpa kabar apapun, membuat Nindyta menjomblo dan ragu untuk mempersilahkan seseorang masuk karna ketidapastian akan hubungannya. Bio hanya pergi, tidak pernah ada kata putus dalam hubungan mereka. Namun apa artinya jika laki-laki hilang itu bertahun-tahun lamanya...
Journey to Survive in a Zombie Apocalypse
1187      552     1     
Action
Ardhika Dharmawangsa, 15 tahun. Suatu hari, sebuah wabah telah mengambil kehidupannya sebagai anak SMP biasa. Bersama Fajar Latiful Habib, Enggar Rizki Sanjaya, Fitria Ramadhani, dan Rangga Zeinurohman, mereka berlima berusaha bertahan dari kematian yang ada dimana-mana. Copyright 2016 by IKadekSyra Sebenarnya bingung ini cerita sudut pandangnya apa ya? Auk ah karena udah telan...
Power Of Bias
1048      600     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
For One More Day
433      296     0     
Short Story
Tentang pertemuan dua orang yang telah lama berpisah, entah pertemuan itu akan menyembuhkan luka, atau malah memperdalam luka yang telah ada.