Loading...
Logo TinLit
Read Story - Popo Radio
MENU
About Us  

“Biar nggak bete, meding kita denger aja yang rame, bareng Poni sama tamu yang kece, Popo Radio bikin Sabtu oke!” jingle Popo Radio kembali mengudara di awal tahun.

“Hai Sobat Bhineka..!! Selamat tahun baru….,” sapa Poni penuh semangat. “Boleh pantun nggak?”

“Bolehhh…,” sahut anggota BHINEKA FM.

“Malam taun baru pergi jalan-jalan. Liat kembang api warna warni. Siapa yang lagi kangen gebetan? Sama dong kayak temen kite dimari. Iya nggak Da?”

Aida melirik Poni sambil cemberut. Kena dia diledek Poni. Aida emang lagi keingetan Jay. Kangen lagi deh jadinya. Jay nun jauh di negeri para artis Bollywood. Entah sedang apa dia di sana.

Di siaran Popo Radio kali ini, Poni jadi pingin cerita sedikit tentang liburannya ke Pulau Macan. “Cerita pengalaman liburan BHINEKA FM ke pulau, gue jadi metik pembelajaran dari liburan itu. Satu nih yang paling penting, mintalah ijin orang tua dengan cara yang benar. Biar perjalanan diridhoi dan lancar sampai tujuan. Dua, pergilah liburan dengan perasaan senang, sayang udah bayar mahal soalnya. Yang terakhir, nikmatilah setiap momennya, terutama momen yang menyenangkan. Kalau ada yang nggak menyenangkan jangan kelamaan diambil hati, mending dibikin happy. Lagian kalau liburan nggak happy kan cuma jadi ujian kesabaran. Iya nggak Pak?”

Kali ini Pak Black yang melirik Poni sambil cemberut. Dia emang rada kapok pergi liburan bareng murid-murid semprulnya ini. Ada aja kelakuannya yang bikin Pak Black keki.

“Setuju…,” sahut anggota BHINEKA FM lagi.

“Makin rame tuh kayaknya yang nyautin,” komentar Poni.

“Nah! tamu Popo Radio di awal taun baru ini juga makin rame. Nggak cuma satu tapi tiga sekaligus. Di ruang siaran sekarang udah ada Sania, Jason, dan Rania. Kalau Sania ini udah pada tau kan, suaranya yang merdu sering kita denger di acara sekolah. Baru-baru ini Sania menang lomba menyanyi mewakili sekolah kita di tingkat provinsi, se-DKI Jakata. Tepok tangan dong! Daripada tepok-tepok kantong kosong,” penonton nurutin Poni. Riuh tepuk tangan terdengar.

“Tamu ke dua ada Jason. Jason ini senengnya main bola, saking senengnya, semua makanan kesukaannya berbentuk bola, ada bakso, cilok, kue klepon, onde-onde, sampe kalau iseng ngemutinnya kelereng dia,” cerita Poni yang udah pasti sisanya ditambah dengan karangannya sendiri. “Bersama klubnya, Jason juga banyak meraih pretasi di berbagai kejuaraan. Tepok tangan lagi dong,” lagi-lagi penonton menuruti Poni.

“Satu lagi namanya Rania. Lagi eksis namanya di dunia persilatan. Beneran! Dia atlet nasional untuk pencak silat. Tahun ini akan berangkat mewakili Indonesia mengikuti SEA Games di Thailand. Ayo biar makin terlatih, tepok tangan lagi!” untuk kesekian kalinya suara riuh tepuk tangan terdengar. Anggota BHINEKA FM yang sering menonton dan mendengarkan siaran memang semakin terlatih tepuk tangan mengalahkan anjing laut.

“Hai Sania, Hai Jason, Hai Rania,” sapa Poni ke tamu-tamunya.

“Hai Po, Hai Sobat Bhineka,” sapa Sania, Jason, dan Rania.

“Makasih banget kalian mau nyempetin dateng ke Popo Radio hari ini,” kata Poni.

“Sama-sama Po. Sorry yang tempo hari nggak jadi dateng,” kata Sania.

“Nggak apa-apa, hari ini kan kalian bisa dateng,” sahut Poni. “Sebelum ngobrol-ngobrol sama tamu kece Popo Radio hari ini. Ada request dari Sobat Bhineka yang pingin banget dengerin Sania nyanyi live di radio. Boleh dong?”

“Boleh.”

“Buat ngiringin Sania nyanyi, di ruang siaran juga udah ada Ali dengan gitar saktinya,” kata Poni.

Ali udah mulai percaya diri memainkan gitarnya. Sania coba tes mic dulu, “Cek..cek..cek, satu tambah satu, satu kali dua, dua ratus empat kali lima ratus empat puluh tiga ribu dua ratus koma satu satu satu.”

“Siap?” tanya Poni.

Sania mengajungkan jempol. “Oke.”

“You know all the things I’ve said. You know all the things that we have done. And things I gave to you. If there’s chance for me to say. How precious you are in my life. And you know that is true. To be with you is all that I need. Cause with you my life seems brighter. And these are all the things I wanna say. I will fly into your heart. And be with you till the end of time. Why are you so far away. You know it’s very hard to me to get my self close to you..,” Sania mampu melarutkan suasana lewat suara merdunya. Di bagian reff bahkan semua yang ada di ruang siaran ikut nyanyi bersama.

Selesai Sania menyanyikan lagu Ten 2 Five – I Will Fly, obrolan makin seru membahas topik seputar masa remaja mereka. Kalau kata Sania, “Masa remaja itu ibarat lagu yang melegenda. Sampai kapanpun akan terus dikenang dan punya tempat tersendiri di hati.”

Kalau kata Jason beda lagi. “Masa remaja itu ibarat latihan sebelum pertandingan. Dimana bukan hanya fisik, tapi juga mental kita ditempa untuk pertandingan yang sesungguhnya.”

Kalau kata Rania. “Masa remaja itu adalah harga mati, karena siapapun tidak mau kehilangannya dengan sia-sia.”

Kenapa sih bisa begitu istimewa? Jujur aja, entahlah. Tidak ada rumusan tercatat untuk menjawab. Tapi faktanya kenapa banyak orang di luar sana rindu akan masa-masa remajanya? Mungkin ketika jiwa dan raga ini bisa menikmati banyak hal dengan cara sederhana. Begitu bahagia bila ada jam pelajaran kosong, ngobrol ngalur ngidul di kantin atau warkop tongkrongan, ngeceng di mall hanya berbekal beli ice cream sundae, ngegosip sambil belajar kelompok, nongkrongin komputer cuma buat main game, paling standart main solitaire, dengerin song list di winamp sambil ubah-ubah warna skin, beli gelang persahabatan, dan berbagai hal sederhana dan murah bagi kantong anak sekolahan. Tapi kesederhanaan dan kemurahaan itu udah mampu menghibur hati.

Di era Poni SMA itulah yang terjadi. Melewati berbagai macam transisi kehidupan. Di masa kanak-kanak, remaja-remaja ini harus menyaksikan gejolak politik yang luar biasa, krisis moneter, ikut meneriakkan reformasi seperti yang mereka lihat di tv walau belum mengerti apa artinya, dan akrab dengan candaan politik khas anak-anak. Memasuki usia belasan, mengenal teknologi telepon genggam, hidup bergantung dengan pulsa, dan sinyal. Remaja yang merasakan peralihan dari friendster ke facebook, dan lain sebagainya. Remaja-remaja ini juga yang mengalami perubahan sistem kelulusan menjadi Ujian Nasional dengan standar nilai kelulusan dan ploblematika komputerisasi.

Memang, di setiap era, problematika itu selalu ada. Apa dan bagaimana yang terjadi, remaja adalah segolongan dari masyarakat yang mampu melewatinya dengan semangat jiwa muda. Hak dan kewajiban mereka juga pada dasarnya tetap sama. Bagaimanapun kondisinya, mereka tetap memiliki satu kesamaan. Sama-sama memiliki darah muda! Darah muda, darahnya para remaja, kalau mengutip lirik lagu dari Rhoma Irama.

“Hidup darah muda!” Aida nggak sengaja nyeletuk di akhir siaran dan masih terdengar.

“Iye Da, iye! Abis ini siap nyampein salam-salam kan?” tanya Poni.

“Siap selalu,” jawab Aida.

Di akhir siaran Popo Radio semua sepakat mendengar apa yang Poni sampaikan. “Gue remaja, ya.. yang gue nikmatin masa-masanya. Nikmatin selayaknya kita sebagai remaja. Nggak usah maksa jadi orang lain, jadi diri sendiri aja yang paling bikin nyaman. Nggak perlu ikutin semua trend yang ada, tapi ngikutin trend juga tetep perlu untuk mengenal perkembangan jaman. Pokoknya salam damai aja semuanya, Sobat Bhineka dimanapun berada,” kata Popo. “Sampai jumpa di siaran Popo Radio sabtu depan di jam yang sama. Terus pantengin BHINEKA FM di setiap siarannya. Lagu penutup siaran yang mau diputerin ini dari band favorite gue, Shela on 7 – Melompat Lebih Tinggi.”

“Kita berlari dan teruskan bernyanyi. Kita buka lebar pelukan mentari. Bila ku terjatuh nanti, kau siap mengangkat aku lebih tinggi. Seperti pedih yang telah kita bagi. Layaknya luka yang telah terobati. Bila kita jatuh nanti, kita siap tuk melompat lebih tinggi. Bersama kita bagai hutan dan hujan. Aku ada karena kau telah tercipta. Aaaahh…. Ku petik bintang untuk kau simpan. Cahayanya tenang. Berikan kau perlindungan. Sebagai pengingat teman. Juga sebagai jawaban. Semua tantangan.”

………………………………………………………………………………………

Sore itu melewati jalanan padat menuju Pasar Minggu, Danis kembali mengantar Poni pulang. Sebelumnya sampai rumah Poni, mereka mampir membeli es krim di pinggir jalan.

“Kamu suka es krim yah?” tanya Danis ke Poni.

“Suka,” jawab Poni. “Kamu suka saya yah?” tanya Poni balik.

“Sukaaaaa sekali, sayang juga,” jawab Danis berbisik.

“Sama dong,” balas Poni berbisik juga.

Abang yang jualan es krim jadi curiga itu anak berdua lagi ngomongin dirinya. Si Abang jadi penasaran mendekatkan diri ke Poni dan Danis.

“Ehh abang mau nguping yah?” tanya Poni agak kaget tiba-tiba didekati penjual es krim.

“Nggak Neng, cuma mau denger aja dikit. Bisik-bisiknya bukan ngomongin saya kan?” tanya Abang penjual es krim.

“Abang maunya diomongin atau nggak?” tanya Poni lagi.

“Boleh deh, biar kesannya saya dikenal banyak orang,” jawab Abangnya.

“Boleh deh, kalau kita beli es krim di sini lagi kita bisik-bisiknya ngomongin Abang, tapi beneran diijinin kan? Biar kita nggak dosa bisik-bisiknya,” kata Poni.

Danis cuma cekikikan aja dengerin Poni ngobrol sama Abang penjual es krim.

Danis geleng-geleng kepala lagi lihat kelakuan Poni. Si Abang yang senang ngobrol dengan Poni jadi memberikan mereka tambahan es krim gratis. Poni sama Danis tambah senang menerimanya. Rezeki buat mereka yang emang doyan makan es krim.

“Kamu tau nggak apa bedanya es krim sama kamu?” tanya Poni ke Danis.

“Es krim itu gampang disemutin, kalau aku gampang disenengin,” jawab Danis penuh percaya diri.

Poni tertawa mendengarnya. Boleh juga rasa percaya diri Danis.

“Kurang tepat. Bedanya kamu sama es krim itu. Kalau es krim ada yang dua rasa kalau kamu berjuta rasanya,” kata Poni cekikikan.

Dua remaja ini masih terus berbincang, bergurau, dan bercanda sesampainya di rumah Poni. Ambu senang bisa melihat Danis lagi. Kali ini Abah juga sempat ngajak Danis main catur, sambil nunggui Poni bantuin Ambu gorengin combro di dapur. Ditemani kopi hitam yang abah seruput lewat piring kecil, Abah meminta Danis untuk mencoba caranya minum kopi. Danis sih kayaknya tidak terlalu suka minum kopi hitam. Tapi demi kelancaran apel malam minggunya, Danis rela deh.

Tidak lama rumah Poni makin ramai kedatangan Aida, Fani, Alya, Ali, Rahmat, dan Lukman. Mereka emang udah janjian, malam minggu ini mau nonton konser NIDJI di daerah Senayan. Tidak hanya NIDJI, tapi juga ada band lainnya, seperti SAMSONS, Andra and The Backnone, serta Steven and Coconuttrezz.

Mereka juga berharap di tengah-tengah serunya konser berlangsung, suatu hari nanti radio sekolah kesayangan mereka, BHINEKA FM, bisa menghadirkan band-band favorite mereka siaran langsung di radio. Semoga saja. Salam Kompak dan Salam Damai untuk semua sobat!!

-Sampai Jumpa di Popo Radio Tahun Ajaran Baru -

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • trinurismi

    @dede_pratiwi ok sipp. Sorry telat respon

    Comment on chapter SMA Bhineka
  • dede_pratiwi

    judulnya menarik banget. ku udah like and komen. tolong mampir ke ceritaku juga ya judulnya 'KATAMU' jangan lupa like. makasih :)

    Comment on chapter SMA Bhineka
Similar Tags
Aku Lupa
661      459     3     
Short Story
Suatu malam yang tak ingin aku ulangi lagi.
Perjalanan Kita: Langit Pertama
1905      906     0     
Fantasy
Selama 5 tahun ini, Lemmy terus mencari saudari kembar dari gadis yang dicintainya. Tetapi ia tidak menduga, perjalanan panjang dan berbahaya menantang mereka untuk mengetahui setiap rahasia yang mengikat takdir mereka. Dan itu semua diawali ketika mereka, Lemmy dan Retia, bertemu dan melakukan perjalanan untuk menyusuri langit.
Memoria
344      287     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
No, not love but because of love
3515      776     2     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
Mata Senja
666      451     0     
Romance
"Hanya Dengan Melihat Senja Bersamamu, Membuat Pemandangan Yang Terlihat Biasa Menjadi Berbeda" Fajar dialah namaku, setelah lulus smp Fajar diperintahkan orangtua kebandung untuk pendidikan nya, hingga suatu hari Fajar menemukan pemandangan yang luarbiasa hingga dia takjub dan terpaku melihatnya yaitu senja. Setiap hari Fajar naik ke bukit yang biasa ia melihat senja hingga dia merasa...
seutas benang merah
2174      872     3     
Romance
Awalnya,hidupku seperti mobil yang lalu lalang dijalan.'Biasa' seperti yang dialami manusia dimuka bumi.Tetapi,setelah aku bertemu dengan sosoknya kehidupanku yang seperti mobil itu,mengalami perubahan.Kalau ditanya perubahan seperti apa?.Mungkin sekarang mobilnya bisa terbang atau kehabisan bensin tidak melulu berjalan saja.Pernah mendengar kalimat ini?'Jika kau mencarinya malah menjauh' nah ak...
One Step Closer
2352      985     4     
Romance
Allenia Mesriana, seorang playgirl yang baru saja ditimpa musibah saat masuk kelas XI. Bagaimana tidak? Allen harus sekelas dengan ketiga mantannya, dan yang lebih parahnya lagi, ketiga mantan itu selalu menghalangi setiap langkah Allen untuk lebih dekat dengan Nirgi---target barunya, sekelas juga. Apakah Allen bisa mendapatkan Nirgi? Apakah Allen bisa melewati keusilan para mantannya?
Jika Aku Bertahan
12722      2691     58     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
Tembak, Jangan?
254      213     0     
Romance
"Kalau kamu suka sama dia, sudah tembak aja. Aku rela kok asal kamu yang membahagiakan dia." A'an terdiam seribu bahasa. Kalimat yang dia dengar sendiri dari sahabatnya justru terdengar amat menyakitkan baginya. Bagaimana mungkin, dia bisa bahagia di atas leburnya hati orang lain.
Tepian Rasa
1380      687     3     
Fan Fiction
Mencintai seseorang yang salah itu sakit!! Namun, bisa apa aku yang sudah tenggelam oleh dunia dan perhatiannya? Jika engkau menyukai dia, mengapa engkau memberikan perhatian lebih padaku? Bisakah aku berhenti merasakan sakit yang begitu dalam? Jika mencintaimu sesakit ini. Ingin aku memutar waktu agar aku tak pernah memulainya bahkan mengenalmu pun tak perlu..