Bab 1 Hari Senin
Hari ini hari senin, semangat baru terpancar dari luar jendela kamarnya. Banyak orang mengeluh dihari senin katanya hari senin itu menyebalkan harus bangun pagi-pagi setelah hari weekend yang hanya satu hari saja tapi baginya hari senin berbeda. Ya hari senin baginya merupakan awal permulaan untuk memulai kembali mimpi-mimpi yang belum sempat diraihnya.
Pagi itu chaca bangun sholat subuh setelah itu menyiapkan segala perlengkapan sebelum berangkat kerja. Namanya Chaca Ferdiansyah,seorang tenaga kesehatan disalah satu Rumah Sakit di Jakarta . menjalani profesi sebagai Fisioterapis membuatnya sibuk dari hari senin sampai hari sabtu.
Cha,umurmu sudah 25 tahun tapi belum menikah, kata-kata itu sering dilontarkan oleh sahabat dan keluarga.katanya ”aku mau cari uang dulu terus buka praktek kan biayanya cukup mahal”. Memang benar dia hanya gila akan pekerjaan tanpa memikirkan soal menikah. Kalau jodoh tidak akan kemana munkin jodohku akan datang besok atau kapanpun kita tidak pernah tau kapan seseorang itu akan datang.
Setelah pekerjaan rumah selesai, dia berangkat kerja jarak rumah sakit dari rumahnya lumayan dekat tapi hari ini dia cukup repot sehingga dia memutuskan untuk naik motor kerumah sakit tersebut. Di Jakarta dia tinggal sendiri sedangkan orang tuanya ada di Makassar. Pekerjaan ini yang membuatnya LDR-an dengan keluarga, di Jakarta setahun yang lalu dia membeli sebuah rumah yang sederhana .
Hari ini macet sekali, Jakarta memang terkenal dengan kota metropolitan, macet sudah menjadi makanan sehari-hari orang disini. Biasanya dia jalan kaki kerumah sakit tapi hari ini banyak barang bawaan ditambah hari ini ada seorang dokter spesialis baru yang mengharuskan datang lebih awal.
Tanpa pikir panjang dia menghela napas berat untuk melewati macet. Setelah beberapa menit akhirnya sampai,dia melihat jam tangan yang bertengker dipergelangan tangannya, chaca segera berlari meninggalkan motornya yang sudah dia parkir ,akibat ketergesa-gesahannya tanpa sengaja dia menambrak seseorang dikoridor tapi dia langsung lari karena bella sudah berkali-kali menelponnya supaya cepat datang karena dokter baru akan segera datang, dia berharap hari seninnya baik-baik setelah pagi tadi.
“cha sini cepetan dokternya udah mau datang”. Muka bella udah kayak orang kesurupan teriak-teriak diantara staff lainnya. Alhasil aku jadi pusper alias pusat perhatian hehehe.
“maaf bel,tadi pagi aku lupa kalau pagi ini ada agenda begini,belum lagi catatan medis pasien yang mesti kubawa”. Saat ditengah menjelaskan atas keterlambatannya pagi ini dengan bella tiba-tiba semua orang diam dari aktivitas berbicaranya, sekarang semua orang berada diruangan itu berlarian membentuk barisan untuk menyambut seseorang, pikirku pasti dokternya sudah datang.
“selamat pagi semua”. Suaranya hmm bisa kubilang menyejukkan hati eh tidak-tidak hehehe katanya dalam hati.
“Nama saya Muhammad alfandi umur saya 27 tahun, mohon kerjasamanya”. Kemudian dokter tersebut setelah memperkenalkan dirinya dia menuju ruangannya tapi saat melewati chaca kakinya tiba-tiba berhenti dan mundur tepat berada didepannya kemudian melanjutkan langkahnya.
Chaca sedikit heran”ada apa dengannya,apakah dia mengenalku,perasaan baru pertama kali aku melihatnya”. Chaca tidak mau ambil pusing soal kejadian tadi karena ini saatnya bukan untuk berpikir yang tidak penting. Hari ini dia memiliki pasien yang harus di terapi jadi dia segera menuju ruangan rehabilitas medik.
Didalam ruangan yang berdimensi 5x4 seorang laki-laki sibuk dengan kertas-kertas yang ada didepannya tiba-tiba berhenti menbolak-balikkan kertas tersebut, dia sibuk dengan pikiran lain.
“ternyata kamu tidak pernah berubah cha”. Dokter itu bergumam tak sengaja sudut bibirnya naik membentuk senyuman kemudian dia melanjutkan membaca kertas yang ada didepanya.
Wkwkwk thanks udah di kritik tengah malam aku nulisnya hehehe
Comment on chapter Bab 1 Hari Senin