“Wah, wah. Lihatlah gadis imut ini. Kemana teman-temanmu itu?”
Sina tak bergeming, ia memasang kuda-kuda bersiap untuk bertarung. Dilihatnya satu-persatu manusia dihadapannya. Ah, tidak-tidak. Ia sendiri tidak yakin apakah mereka manusia atau bukan. Tidak ada yang masuk akal semenjak bibinya diculik. Dan ia tidak dapat mempercayai apapun yang dilihatnya kini.
“Aku sangat ingin bertepuk tangan atas keberanianmu itu, nak. Tapi, kau sendiri yang memotong sebelah tanganku. Huhu”
Sina menelan ludah. Ia bahkan baru tahu jika dirinya memiliki kekuatan dari bangsa Nirrathmure atau apalah itu. Semua hal yang dialaminya masih tidak bisa dicerna oleh otak, dan kini puluhan orang ditambah satu lelaki tua arogan yang berkekuatan besar harus dilawannya. Untung saja, ketiga orang itu sudah berhasil dipindahkannya. Meski ia masih terkejut bahwa teleportasi, merupakan salah satu kekuatannya.
“Daripada tidak ada kerjaan dan mengobrol tidak jelas, bagaimana kalau kita bertarung?”
Sina tersenyum mengejek, “Yang meracau tidak jelas itu siapa? Kau sepertinya tidak pernah bercermin.”
Raut wajah Presdir Choi berubah menjadi garang, “Dasar gadis tidak tahu diri. Akan kupotong kedua tanganmu!”
Sina berlari menuju segerombolan pasukan itu, “Dasar burung beo!!”
Presdir Choi menyingkir dan menonton pertarungan antara anak buahnya dan gadis itu. Ia terus berpikir, sebenarnya kekuatan apa yang dimiliki anak ini? Atau jangan-jangan, gadis ini adalah sang pemersatu yang dikatakan oleh kakeknya dulu? Seorang yang memiliki kekuatan tak terbatas?
“Cih, mikir apa aku ini. Ibunya itu manusia biasa, dia hanya setengah Lemuria dan kebetulan memiliki aura bangsa Nirranthea. Kita lihat saja hasilnya nanti.”
Sina melawan anak buah presdir yang jumlahnya puluhan itu. Sesekali ia hampir roboh karena tak bisa mengira akan serangan dari lawannya. Setengah dari pasukan itu, telah habis ditangannya. Dan kini, ia merasa kelelahan.
Ditengah pertarungan, Sina melihat kearah Presdir yang sedang tersenyum sendiri melihat dirinya kewalahan. Ia tidak ingin jika dirinya harus menghabiskan tenaganya sebelum melawan pak tua itu. Prioritas utamanya adalah, melawan Presdir Choi. Agar dunia kembali aman, seperti sebelumnya.
Gadis itu mencoba menerobos para penjaga yang lengah dan berlari kearah Presdir Choi. Dengan cepat, ia mendekat dan menarik jubah pak tua itu. Presdir sempat hendak meronta dan melawan, namun Sina akhirnya membawa mereka berdua teleportasi ke dalam sebuah ruangan yang cukup besar di dalam instansi.
***
“Hei, bangun!! Ayolah! Bangun dan tolong aku! Atau kutinggalkan saja kalian disini?”
Andrew dan Ghara membuka matanya, setelah berkali kali dicubit, dipukul, dan diteriaki oleh Tiara. Bahkan Tiara sempat bingung, kedua orang itu pingsan, tidur, atau mati.
“Hufftt,, Dingin..”
Andrew memeluk dirinya sendiri, merasakan dinginnya udara malam yang berhembus disekelilingnya.
“Kau bisa merasakan udara dingin? Lalu mengapa tadi setelah berkali-kali kupukul pun kau tidak bangun, hah?”
“Biasa saja bicaranya bisa tidak sih?” Andrew memberenggut, menatap sinis pada Tiara yang terlihat uring-uringan dan murka padanya.
“Hei-hei. Sudahlah,” Ghara menengahi. “Kalian ini sudah dewasa, ayolah.”
Tiara dan Andrew saling memalingkan muka, sedang Ghara menggelengkan kepalanya. Ia menatap kedepan, melihat sebuah kota dibawah naungan bulan. “Bukankah, itu kota kita?”
Tiara menghampiri Ghara yang sedang menatap kearah bangunan kota. Ia lalu menunjuk sebuah bangunan gedung tua yang berada paling jauh dari jangkauan mereka. “Dan disana, tempat kita tadi berada.”
“Hmm, kenapa kita hanya bertiga? Sina mana ya?” Andrew menghampiri mereka dan duduk dibawah pohon.
“Sina, dia adalah satu-satunya Nirrathmure di alam semesta. Dan aku juga baru tahu, bahwa ia bisa berteleportasi sejauh ini.” Suara Tiara terdengar sedih. “Kita harus membantunya. Dia tidak bisa melawan mereka sendirian.”
“Ayo, kita pergi.”
“Hei, tunggu.”Andrew berdiri dan menahan mereka. “Jaraknya sangat jauh, apa kalian akan sanggup berjalan kaki kesana?”
“Kau kan bisa teleportasi, paman.”
Andrew memegangi dadanya yang bidang, “Teleportasi itu perlu banyak tenaga. Sekarang ini, tenagaku tidak cukup untuk membawa kita berteleportasi sejauh itu. Bahkan jika hanya diriku sendiri yang kesana..”
Tiara mengecek keadaan kedua pria itu. Benar saja, benturan yang cukup keras membuat tubuh mereka terluka cukup parah. “Baiklah, kalian berdua disini saja. Aku akan kesana sendiri.”
“Eh, jangan begitu. Aku akan ikut denganmu. Seorang ksatria tidak bisa berdiam diri saja melihat wanita Lemuria pergi bertarung.”
Tiara menenangkan Ghara, “Kau boleh menyusulku, tapi jika lukamu sudah sembuh dan dapat bertarung kembali.”
“Tidak! Hidupku adalah untuk Lemuria, tuan Putri. Meskipun aku mati, setidaknya untuk melakukan hal yang benar.”
Tiara menggeleng, “Tidak, ini perintah. Jangan ikuti aku.”
Ghara murung, mau tidak mau ia harus menuruti kemauan Tiara. Walau bagaimanapun, wanita itu juga salah satu keluarga pemimpin kaumnya
“Tiara, Ghara benar.” Andrew menepuk pundak Tiara dan meyakinkannya. “Aku memang tidak bisa berteleportasi kesana, tapi akan aku coba sebisaku ketempat yang jaraknya tidak begitu jauh dari gedung itu. Kita bisa berjalan kaki selebihnya, setidaknya bisa sedikit menghemat waktu kita.”
Tiara mengangguk lemah. Dalam hatinya, ia juga merasa tak sangup jika berhadapan dengan pasukan penjaga dan Presdir Choi sendirian. Di sisi lain, ia pun tak mau memaksakan keadaan mereka berdua. Tapi, sudah tidak ada waktu lagi untuk menyelamatkan Sina.
waaah kasihan sekali depresi sampai 12 tahun but premisnya oke banget, gimana kisahnya manusia depresi 12 tahunnn bikin penasaran??? 1 bulan ada masalah aja udah kaya org gila hehehe. :( udah kulike dan komen storymu. mampir dan like storyku juga ya. thankyouu
Comment on chapter 1. Lost Then