Saat menjelang malam, entah kenapa aku merasakan sesuatu di dalam tubuhku. Tiba-tiba, ada yang berbisik di telingaku, “Pergilah ke hutan itu!”. Kata-kata itu berulang kali terdengar di telingaku. “Hutan itu? Hutan yang mengerikan itu?”. Lalu, suaraku mendadak berubah berat dan setengah berteriak, “Hutan itu adalah tempat tinggalku!!”.
Sekarang jam 12 malam dan aku berencana akan pergi ke hutan itu sekarang. Di tanganku sudah menggenggam sebuah senter, kertas dan pensil disaku, agar aku bisa menggambarkan apa yang aku bisa lihat yang berada di hutan itu. “Waktunya untuk pergi”, ujarku sambil berjalan keluar rumah dan pergi ke hutan itu. Aku merasakan rasa itu lagi, tidak tahu kenapa, rasa itu selalu ada kalau aku pergi ke hutan itu.
Sesaat sampai di hutan, aku melangkah masuk dan merasakan rasa itu semakin besar. “Rasa apa ini? Kenapa semakin terasa kuat?”, kataku sambil meraba dadaku. Beberapa langkah kemudian, aku melihat sesuatu di dekat pohon yang berada di depanku. “Apa itu?”, aku penasaran sambil mendekat ke pohon itu.
“Oh, itu hanya boneka”, aku bernafas lega sambil mengambil boneka itu. “Hey, bukankah itu boneka... Jeff The Killer?”, aku menjatuhkan boneka itu ke tanah dan tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh dari atas pohon yang ada di sebelahku. Aku menoleh ke samping, dan aku melihat sebuah pisau yang sudah berlumur darah. “Apakah itu pisau dia?”.
Dan tanpa disadari aku mengambil pisau itu, lalu membuka mulutku dan memasukkan pisau itu ke dalam mulutku dan merobekkan setengah dari mulutku. Setelah itu aku kaget dan berkata “A-a-a-apa ya-ya-yang se-sedang a-a-aku la-la-lakukan?!!”.
Aku membuang pisau itu dan lari berusaha keluar dari hutan ini. Aku terus berlari dan berlari dan berlari. Beberapa menit kemudian, aku berhenti berlari untuk beristirahat sebentar. Tiba-tiba ada seseorang yang menuju ke arahku. Aku menaikkan kepalaku dan aku melihat seorang laki-laki yang memakai celana jeans dan sweter putih, tapi aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Dia memberikan tangannya dan berkata “Berikan tanganmu!”.
Tanpa pikir panjang aku meraih tangannya dan dia menarikku untuk berdiri. Dia siapa? Hatiku berdetak cepat. Saat aku sudah berdiri, aku bisa melihat wajahnya sedikit jelas, wajahnya dia itu putih sekali, sangat pucat. Kenapa mukanya putih sekali? Dan aku bisa sedikit lihat mulutnya. Ya ampun mulut dia seperti mulutku, hanya saja kedua sisi dari mulutnya robek. Aku bertanya kepadanya, “Kamu siapa?”.
Dia hanya terdiam dan tersenyum lebar. Sekali lagi, perasaan deg-degan itu terasa lebih kencang dari sebelumnya. Apakah ini artinya aku suka sama dia? Hmm...Mungkin. Kemudian dia menarik tanganku dan menuntunku ke sebuah rumah yang berada di tengah hutan itu, dan aku terkejut. Kayaknya aku tahu rumah itu.
“Welcome home, sayangku”, dia berkata sambil mengangkat tangannya. Sayang? Welcome home? Apa maksudnya? Aku tinggal disini?. Di pikiranku banyak sekali pertanyaan. Tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari rumah itu, “Welcome back BFF”. “Ingat sama aku sayang?”, kata laki-laki disebelahku. Sebentar... kayaknya aku ingat sesuatu. “Wait...., Jeff?”, tanyaku sambil menunjuk kearah dia dan dia mengangguk.
“LJ?”, tanyaku lagi sambil menunjuk ke arahnya dan dia mengangguk. Aku terkejut sekaligus senang dan memeluk Jeff dan LJ. WELCOME BACK THE RIPPER.
Aku bisa membayangkan pisau kemulutnya hmm...