PAN P.O.V
Sekarang sedang pelajaran sejarah. Bagiku pelajaran paling membosankan. Tapi semua orangtua pasti bilang kalau ini diperlukan.
Mereka akan bilang, ’Jika kau tidak belajar sejarah. Bagaimana kau akan tahu tentang pahlawan dulu.’. Selalu itu yang mereka katakan.
Aku menguap, dan melihat sekelilingku. Ash juga sepertinya bosan. Dia sedang melihat keluar jendela, memang itu yang selalu dilakukannya. Tapi aku menangkap dia menguap tadi dan aku tertawa sedikit. Dia mendengarku tertawa dan langsung menatapku, aku langsung mengalihkan mataku. Berpura- pura tidak tahu apa- apa.
Guruku memberi tugas kelompok, yang sangat aku benci. Tugasnya beranggotakan 2 orang, kita disuruh mencari sejarah Indonesia yang paling kita sukai. Masalahnya, aku tidak suka apa- apa tentang sejarah. Mengingat masa lalu itu sakit, benarkan? Aku baru ingin tidur tapi bu Rena menyebut nama orang yang akan bekerja sama denganku dan saat aku mendengarnya aku langsung senang dan semangat lagi. Aku akan bekerja sama dengan Ash.
Aku langsung melihatnya mataku membulat sempurna dan aku tersenyum seperti orang gila. Dia sepertinya pura- pura tidak tahu. Aku menoelnya, "Aku menantikan kerja sama denganmu, teman."
Dia hanya melihatku dengan ekspresi datarnya dan memalingkan wajahnya lagi. Aku tertawa kecil karena itu. Sekarang sejarah jadi sedikit lebih menarik, hanya sedikit.
~~~
"Arrggghhhh," gerutuku pelan dan membanting kepalaku ke meja.
Kenapa pelan karena aku, Ash, Tim, Gary, John, dan Peter yang ada di video call sedang berada di perpustakaan. Iya meskipun dia ada urusan bisnis dia tetap mengerjakan tugas yang bisa dia kerjakan dari New York. Terlalu rajin? Memang. Katanya dia tidak mau tugasnya terlalu menumpuk saat dia kembali nanti. Gary sekelompok dengan Peter, John dengan Tim. Kenapa bisa seperti itu? Sebenarnya hanya betul- betul kebetulan atau mungkin gurunya memang sedang baik.
"Kau kenapa lagi?" tanya Tim bosan. Dia pasti sudah tahu kenapa aku begini, ini bukan pertama kalinya kita mengerjakan tugas sejarah bersama. "Kau harusnya lebih banyak bekerja. Kasian Ashelyn, dia yang mengerjakan semuanya daritadi."
"Urghhh," gerutuku.
"Dia benar kau tahu," kata Ash tiba- tiba. Aku langsung terbangun dan melihatnya dengan tidak percaya. Dia hanya melihatku dan mengangkat alisnya.
"Kenapa kau bilang seperti itu?" kataku merengek.
"Urghh," sekarang gantian dia yang menggerutu, "Cepat kerjakan. Jika kau seperti ini terus, kita tidak akan selesai."
"Urrrggghhh," gerutuku lagi tapi aku tetap mengerjakan. Aku mendengar bisikkan di sekeliling kami. Saat aku melihatnya semua orang sedang berbisik- bisik selagi melihat meja kami, menunjuk Ash.
Aku mendengar sedikit apa yang mereka bilang. ’Hei, dia bicara.’ ’Hei, malaikat salju itu ternyata bisa bicara.’ ’Wow dia hanya mau bicara dengan yang terkenal? Ternyata.’
Aku melihat mereka dengan tatapan tajam dan langsung berteriak, "Apa yang kalian bicarakan?"
Tentu saja penjaga perpustakaan langsung menegurku tapi aku tidak peduli. Mereka sudah bicara macam- macam tentang Ash, aku tidak akan terima itu. Aku masih menatap mereka yang bicara yang macam- macam dan yang menunjuk- nunjuk. Mereka langsung memalingkan wajah mereka tentu saja dan pura- pura tidak melakukan apa- apa.
"Kau kenapa sih?" Tanya Gary terkejut. Dia juga sama sepertiku malas mengerjakan tugas. Daritadi dia tertidur. Jadi teriakkanku membangunkannya.
Semuanya melihatku dengan penasaran, begitupula Ash. Aku menggeleng dan memberi tahu mereka tidak apa- apa. Mereka kembali mengerjakan tugas masing- masing, begitu pula denganku, tapi aku masih memberi mereka semua tatapan sinis.
Saat tugas kami sudah selesai, kami semua langsung kembali ke kelas untuk mengumpulkannya. Sampai di kelas, ternyata sudah banyak anak yang berkumpul. Saat kami sudah ke tempat duduk masing- masing Wendy tiba- tiba mendatangi Ash, "Hei," katanya, "Aku tahu siapa kau. Ternyata kau hidup? Apa rumor itu benar kalau kau adalah alasan ’kecelakaan kebakaran’ itu?" Dia mengutip 2 kata itu dengan jarinya.
Aku bingung dengan pertanyaannya. Sedangkan Ash hanya melihatnya. Wajahnya datar tapi matanya sangat terlihat jelas ingin mencekik Wendy.
"Apa itu benar?" Wendy bertanya lagi. "Apa karena kecelakaan itu kau menjadi bisu? Atau itu hanya caramu untuk kabur dari kesalahan? Berpura- pura kalau kau itu korbannya. Saat kenyataannya adalah kau dalang di balik itu semua."
Mata Ash membesar lagi. Dia benar- benar kesal dan aku tahu itu. Aku sudah tidak tahan mendengarnya.
"Wendy! " kataku dan Wendy menatapku, "Sudah cukup. Apa yang sebenarnya kau ingin katakan?"
Dia mengangkat bahu, "Aku hanya ingin tahu kebenarannya."
"Apa untungnya bagimu?" tanya Ash tiba- tiba menatap Wendy dalam- dalam. Sepertinya ini pertama kali suaranya didengar semua orang jadi semuanya terkejut.
Sedangkan Wendy hanya menyeringai, "Ternyata kau bisa bicara."
"Kutanya sekali lagi," kata Ash tegas dan berdiri, "Apa untungnya bagimu untuk mengetahui kebenarannya?"
"Agar semua orang tidak tertipu dengan wajahmu," jawabnya, "Aku tidak mau semua orang kasihan padamu saat kau lah yang seharusnya disalahkan."
"Hanya itu?" balas Ash, "Untuk apa kau mencampuri urusan orang saat kau sendiri tidak tahu kebenarannya?"
Wendy mencemooh, "Siapa bilang aku tidak tahu kebenarannya?"
"Kau baru saja bertanya padaku."
"Itu karena aku ingin semua orang mendengarnya dari mulut manismu itu," jawab Wendy dengan sarkastik.
Ash hanya menatapnya, "Untuk apa?"
"Hei wendy," teriak Gary, salah satu anak kelasku, "Jika kau sudah tahu kebenarannya langsung saja berbagi dengan kita."
Semua orang langsung setuju dengan kata- katanya, kecuali teman- temanku dan aku yang tetap diam. Karena menurut kami Ash belum siap. Seperti kata Peter, Ash pasti akan memberi tahu jika dia sudah siap. Tapi menurut Ash biarkan waktu saja yang bekerja. Mungkin ini yang dimaksud Ash?
"Jadi," mulai Wendy, "Kalian semua tahu ’RD’?"
RD? Merek makanan yang sudah terkenal itu? Sudah pasti aku tahu. Jika aku tidak salah kepanjangannya...
Reshton Dominance?
Reshton?
Pabrik itu milik Ashelyn? Tunggu aku sudah tahu ini. Ayolah dia itu teman lamaku. Sudah pasti aku tahu. Yang aku bingung apa maksud dari pertanyaan- pertanyaan Wendy. Apa kaitannya dengan Ash?
"Kalau kalian tahu dan kalian melihat berita," lanjut Wendy, "Kalian pasti tahu bencana apa yang terjadi di pabrik terkenal itu."
Anak- anak kelas mulai berbisik satu sama lain. Mungkin membahas apa yang terjadi. Aku juga mulai mengingat apa maksudnya. Bencana yang terjadi di pabrik RD? Yang aku tahu itu keluarga pemiliknya meninggal. Tung... tunggu itu berarti. Kenapa aku baru sadar sekarang?
Aku langsung melihat Ash kepalanya tetap tidak turun dia masih mendongak dengan harga diri. Meskipun matanya berkaca- kaca. Pasti dia mengingat apa yang terjadi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya kehilangan keluargamu. Apa ini alasan kenapa Ash menjadi seperti ini?