Loading...
Logo TinLit
Read Story - Neverends Story
MENU
About Us  

Taman Kota, Sabtu 14

Café, 21:00 PM

 “ Seperti hari – hari biasanya, selalu saja ramai “ Seorang pemuda menghela nafas sembari duduk di bangku pengunjung.

“ Seperti biasa kamu benar benar bekerja keras “ ucap seorang owner café yang sedang mengelap meja.

“ Padahal masih ramai kenapa sudah tutup sih bos?, kan jika buka sampai lebih larut akan ada lebih banyak pengunjung “ Seorang pegawai laki – laki menyeletuk.

“ Hahaha … Vain jangan duduk saja, sana keluar bawa masuk papan menu di depan “ mendengar ucapan pegawainya sang owner tertawa kecil.

Café tempat Vain bekerja tidak begitu besar, seperti halnya café pada umumnya, Ketika Vain mengangkat papan menu yang ada di luar, seolah tiba – tiba pandanganya berubah, pandanganya terpaku kepada seorang gadis di ujung jalan di bawah lampu taman. Vain tidak dapat mengucapkan satu katapun seolah – olah badanya terbeku waktu.

“ Woi! Kenapa bengong?, seperti melihat hantu saja “ Seorang Pegawai datang dan  menepuk pundak Vain.

“ Tidak .. Sudahlah. “ Vain melihat ke arah gadis tadi, namun dia sudah tidak ada.

“ Kalau begitu aku pulang duluan, Owner bilang jika sudah selesai lansung pulang saja “

Vain kemudian menyelesaikan beberapa hal – hal kecil di café.

“ Owner, terima kasih untuk hari ini, saya pamit pulang dulu “ Vain pamit izin pulang ke Owner café.

“ Ya terima kasih, Hati – hati di jalan “

Jalan – jalan kota masih saja ramai, bintang pun bertebaran di mana – mana, Vain yang sedang menuju rumahnya tiba – tiba merasakan hal aneh.

“ ( Kenapa tempat ini warnanya memudar, apa mereka telah mengganti catnya ) “ Vain yang sedang melewati jembatan penyebrangan jalan, berbicara di dalam hati.

Karena keanehan ini, Vain curiga sesuatu yang tidak beres terjadi, Vain berjalan menuruni tangga namun dia kembali lagi ke awal dia naik jembatan penyebrangan jalan tadi.

“ ( Sudah kuduga, ada yang tidak beres ) “

Vain berlari menuruni tangga penyebrangan jalan yang ada di belakangnya, namun dia hanya kembali lagi di jembatan penyebrangan jalan dan di posisi yang berlawanan dari dia turun tadi.

“ ( Ini diluar batas logika manusia ) “

Vain berlari menuju anak tangga di yang berada di depannya, namun ketika Vain berada di tengah – tengah jembatan tiba – tiba di depannya muncul seorang menggunakan jubah.

“ Siapa kamu!? “ Vain yang sedang keringetan dan dengan nafas yang ter engah – engah sontak kaget melihat sosok tersebut.

Sosok berjubah tidak menghiraukan Vain, Sosok berjubah tersebut kemudian mengeluarkan sebuah pisau di tangan kanan nya. Vain terkejut dan lansung lari kebelakang, Namun ketika dia hampir sampai ke anak tangga, muncul lagi sesosok berjubah seperti sebelumnya. Vain terpojok dengan sosok berjubah di kedua arah, Vain mencoba melihat ke arah bawah jembatan mencari kemungkinan untuk kabur dari situasi tersebut, namun apa yang di lihat Vain di bawah bukanlah jalanan melainkan sebuah distorsi hitam, Vain kemudian melihat ke arah sekitarnya dan semua berubah menjadi distorsi hitam.

“ Ini hanya mimpi, jika aku memejamkan mata sejenak dan membukanya maka semua akan kembali seperti semula “ Vain yang sedang terdesak berusaha meyakinkan dirinya.

“ Tidak, tidak, tidak, jika ini benar maka mereka akan mudah menyerangku “ Vain terus meyakinkan dirinya.

Vain yang terdesak, menggunakan tas nya sebagai alat perlindungan. Hanya satu yang terpikirkan oleh Vain, “ ( lawan / lari ) “ Keadaan semakin terdesak sosok berjubah tersebut semakin dekat

“ Mereka berdua menggunakan senjata dan aku hanya menggunakan tas, sepertinya melawan tidak mungkin, kalau begitu … “ Vain lansung loncat dari atas jembatan ke dalam Distorsi hitam.

“ ( Semuanya gelap … apa ini pilihan yang salah … apa seharusnya aku melawan mereka … ) “

Di dalam kegelapan distorsi ruang dan waktu Vain bagai terombang - ambing di dalam laut.

            Setelah lama terbawa arus ruang dan waktu Vain akhirnya dapat keluar dan dia menemukan dirinya berada di sebuah pantai, Vain yang tidak dapat mengingat hal yang terjadi sebelumnya hanya dapat bingung menatap langit sembari berbaring.

“  Apa yang terjadi … aku tidak dapat mengingatnya dengan jelas .. kepalaku …“ Vain yang berusaha mengingat kejadian sebelumnya hanya membuat kepalanya merasa sakit.

Vain tiba – tiba pingsan tidak sadarkan diri.

“ Hei! Ada orang di pantai “

“ cepat bawa dia ke desa “

….

Beberapa waktu terlewat dan Vain pun terbangun.

“ Dimana ini? Ternyata benar hanya mimpi “ Vain merasa lega beranggapan semua hanya mimpi.

“ kau sudah bangun rupanya “ seorang wanita yang sudah berumur sedikit tua dan memiliki beberapa tattoo di wajah yang cukup aneh memasuki ruangan.

“ heh! … ini beneran terjadi “ melihat wanita itu Vain shock, semua perasaan leganya pun hilang karena semua ini bukanlah mimpi.

“ sudah 3 hari sejak kami menemukanmu, sebenarnya apa yang terjadi? “ Wanita tersebut duduk di samping tempat tidur Vain dan bertanya.

“ Ini dimana? “ Vain bertanya kepada wanita tersebut penuh dengan curiga

“ Ini di desa Quel, Desa terujung di daratan Neverends “ Wanita tersebut menjawab

“ Neverends? .. Quel? … Maaf tapi Bagian bumi sebelah mana? “ Vain bingung dan kembali bertanya

“ Bumi? Apa itu? “ Wanita tersebut merasa bingung

“ Ehhh! Lalu ini dimana!? “

“ Sudah ku bilang ini di desa Quel desa terujung di daratan Neverends “

“ Hai anak muda siapa namamu? Dan kenapa pakaian mu aneh sekali? “ Wanita tersebut balik bertanya kepada Vain.

“ Namaku Vain … ini kemeja … jika ini bukan bumi mungkin … kalian tidak tahu pakaian ini “ Vain dengan raut wajah shock menjawab terbata – bata

“ Hmm sepertinya kamu harus menggunakan pakaian yang lain, kalau begitu kamu istirahatlah sebentar lagi, aku akan mengambilkan pakaian dan sarapan untukmu, kamu pasti lapar sudah 3 hari tidak makan “ Wanita tersebut kemudian pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Tidak beberapa lama kemudian seorang pemuda memasuki ruanganya, seorang pemuda berbadan besar dengan pakaian khas suku pedalaman, dan memiliki tattoo lebih sedikit dan model rambut yang cukup aneh daripada wanita sebelumnya menyapa Vain.

“ Hoi! Pemuda siapa namamu “

“ …. Vain “ Vain merasa bingung menanggapi pemuda tersebut

“ Aku Gorla, pejuang terkuat di desa “ Dengan rasa bangga Gorla memperkenalkan dirinya kepada Vain.

“ Gorila? Hehehe.. Nama yang cukup aneh “ Vain yang sebelumnya merasa shock tiba – tiba tertawa tersenyum sedikit mendengarnya

“ GORLA! “

“ Hehehe.. baiklah – baiklah aku mengerti “

“ Vain … kenapa kamu ada di pinggir pantai? Untung saja aku dan ibuku menemukanmu “ Gorla bertanya dengan raut muka bingung.

“ Yang aku ingat aku melompat kedalam suatu benda hitam dan tenggelam “ Vain menjawab dengan sedikit bingung.

“ Benda hitam? Apa itu? … oh aku sampai lupa, aku kesini untuk mengantarkan benda aneh milikmu ini “ Gorla memberikan Vain benda aneh yang ternyata adalah tas nya Vain.

“ Tas ku, aku sampai lupa ku kira sudah hilang “ Vain terkejut dan membuka isi tas tersebut

“ baju kerja ada, beberapa pulpen, dan Hp!! “ Terkejut Vain lansung menyalahkan Smarthphone nya, namun layarnya hanya blank tidak karuan

“ sial kenapa jadi seperti ini “ Vain kesal sendiri

“ Apa itu!? “ Gorla bingung melihat benda yang belum pernah di lihatnya.

“ Ini hanyalah benda tidak berguna, lupakan saja … ( bagaimana bisa pulan jika begini ) “ Vain hanya bisa berpasrah kepada keadaan.

Vain menaruh semua barangnya di dalam tas dan menaruh tas nya di sudut pojok ruangan, beberapa saat kemudian wanita sebelumnya datang membawa makanan.

Selesai makan Vain di berikan pakaian  khas desa tersebut

“ Pakailah pakaian yang di buatkan mamahku ini “ Gorla memberikan pakaian kepada Vain

“ tidak ada pilihan lain … sepertinya .. “ Vain dengan terpaksa mengganti pakaiannya dengan pakaian adat suku tersebut yang cukup aneh menurutnya

Setelah mengganti pakaianya Vain di ajak Gorla untuk ke tempat kepala suku yang ada di tengah desa, Vain beranjak keluar dari ruangannya dengan keadaan yang cukup membuat nya shock namun dia masih kuat untuk berjalan.

“ mungkin kepala suku tersebut punya jawaban untuk masalah ini “ Vain yang beranggapan seperti itu untuk meyakinkan dirinya sendiri.

“ Kepala suku adalah yang terhebat! “ Gorla menyela

Vain beranjak keluar dari rumah tersebut, ketika dia keluar Vain menutupi matanya karena sinar matahari yang cukup menyilaukan, tetapi Vain terkejut dengan pemandangan sekitarnya yang sangat luar biasa seperti negeri dongeng.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
you're my special moments
2736      1097     5     
Romance
sebenarnya untuk apa aku bertahan? hal yang aku sukai sudah tidak bisa aku lakukan lagi. semuanya sudah menghilang secara perlahan. jadi, untuk apa aku bertahan? -Meriana Lauw- tidak bisakah aku menjadi alasanmu bertahan? aku bukan mereka yang pergi meninggalkanmu. jadi bertahanlah, aku mohon, -Rheiga Arsenio-
My Soulmate Is My Idol
2644      1009     0     
Romance
Adeeva Afshen Myesha gadis cantik yang tak pernah mengenal cinta sampai dia menyukai salah satu penyanyi bernama Gafa Aileen, sebenarnya sebelum Gafa menjadi penyanyi terkenal Adeeva sudah menyukainya. "Gafa itu punya suara yang lembut, dia pembawa warna baru di hidup gue. Meskipun sekarang gue tau Gafa ga suka Gue tapi Gue yakin bakal bisa bikin Gafa jatuh cinta sama gue" ~Adeeva Af...
My Secret Wedding
3046      682     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
ADA SU/SW-ARA
3426      1065     1     
Romance
Ada suara yang terdengar dari lubuknya Ada Swara....
Sweet Scars
288      239     1     
Romance
Mengapa Harus Mencinta ??
3612      1164     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Kaichuudokei
7888      2016     5     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
Jika Aku Bertahan
12722      2691     58     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
CEO VS DOKTER
259      215     0     
Romance
ketika sebuah pertemuan yang tidak diinginkan terjadi dan terus terulang hingga membuat pertemuan itu di rindukan. dua manusia dengan jenis dan profesi yang berbeda di satukan oleh sebuah pertemuan. akan kah pertemuan itu membawa sebuah kisah indah untuk mereka berdua ?
simbiosis Mutualisme seri 2
8554      1962     2     
Humor
Hari-hari Deni kembali ceria setelah mengetahui bahwa Dokter Meyda belum menikah, tetapi berita pernikahan yang sempat membuat Deni patah hati itu adalah pernikahan adik Dokter Meyda. Hingga Deni berkenalan dengan Kak Fifi, teman Dokter Meyda yang membuat kegiatan Bagi-bagi ilmu gratis di setiap libur panjang bersama ketiga temannya yang masih kuliah. Akhirnya Deni menawarkan diri membantu dalam ...