Loading...
Logo TinLit
Read Story - ADITYA DAN RA
MENU
About Us  

Sinar mentari pagi yang lewat melalui celah-celah jendela, membuat Dira sedikit pening. Kepalanya terasa berat karena semalaman menangis dalam balitan selimut, lambungnya juga terasa sangat perih karena ternyata sejak kemarin pagi Dira sama sekali belum menyantap makanan. Hanya kopi dan Dira tahu, kopi sama sekali tidak baik untuk kesehatannya.

Dira masih ingat kejadian kemarin, saat Dira mendatangi rumah Zali, Dira tidak mendapatkan perlakuan yang baik dari Zali, dan hanya luka karena Zali tak menginginkan kehadirannya itu yang Dira rasakan. Pulang dengan rintikan air hujan, padahal ketika di Bandung dulu, Zali adalah orang yang sangat melarang keras Dira untuk terkena rintikan air hujan. Zali juga adalah orang yang sangat melarang keras Dira untuk menangis. Semaunya berubah, 6 bulan tidak bertemu sudah merubah semuanya, bahkan mungkin perasaan untuk Dira kini sudah hilang. Dan selanjutnya, Air mata mengalir lagi.

“Ra!” Suara teriakan dari luar dan suara ketukan pintu membuat Dira tersadar dari lamunannya.

Wait

Dira meyingkirkan selimutnya, membangunkan tubuhnya sekaligus mengumpulkan kesadarannya.

Dira memutar knop pintu, Di Sydney orang yang selalu mengganggunya hanya Davin. Hanya Davin yang selalu membangunkannya di setiap pagi, dan bahkan Davin juga yang selalu membawakan Dira secangkir kopi dan sepiring roti.

“Ya ampun Ra. Lo kenapa? Muka lo pucet banget,”

Jangan banyak bicara, jangan juga banyak tanya. Dira sedang pusing. Jangan ditambah pusing, bisa pecah kepala Dira.

“Bisa izin nggak?” Tanya Dira.

“Untuk lo, selalu bisa”

“Makasih”

“Nanti gue balik lagi. Sekarang gue mau nyari sarapan yang cocok untuk lo”

“Makasih banyak ya vin”

“Sama-sama”

Setelah Davin pergi, Dira kembali menyembunyikan dirinya di dalam asrama. Menutupi dirinya dengan selimut dan kembali memikirkan Zali.

Semesta membuat rencana yang sangat luar biasa, rencana yang sukses membuat Dira menangis bahkan lupa pada segalanya, termasuk pada dirinya sendiri.

Jika dipikir-pikir lagi, sekarang semuanya memang telah berakhir. Kini tujuan Dira di Sydney sudah berbeda dengan tujuan Zali di Syedney. Dira yang berharap bisa bersenang-senang saat tahu keberadaan Zali, tapi Zali sepertinya berbeda. Raut wajahnya tidak mengartikan jika dia benar-benar senang dengan kehadiran Dira.

Ternyata benar, semuanya sudah berakhir di Bromo. Dira kehilangan Zali karena Adit, Dan sekarang Adit juga pergi karena telah lelah berjuang. Dira terlalu jahat pada laki-laki ya? Maaf sekali, tapi maksudnya bukan itu.

Zali bilang di bukunya  jika Dira adalah wanita yang plin-plan. Itu memang benar, seperti sekarang.

Dira seperti ingin kembali ke Rumah. Dira ingin pulang ke Bandung, bertemu ibu, memeluk ibu, dan mengadukan semua perlakuan dingin Zali.

Ternyata, Rasanya berjuang itu lelah, dua orang laki-laki bahkan seperti tampak menyerah dalam memperjuangkan sesuatu yang namanya “Cinta” Salahnya, Dira membiarkan mereka berjuang sendirian, Dira tidak membantu, dan justru kini Dira yang menikmati rasanya berjuang sendirian. Kini Dira merasakan bagaimana rasanya diabaikan, kini Dira juga merasakan seperti apa itu lelah dan sakit hati, walaupun sebelumnya, Dira juga sudah merasakan hal ini, dari orang yang ia cintai. Davin.

Tak terasa, waku berjalan dengan cepat, Davin belum juga datang. Padahal sudah 1 setengah jam Davin pergi. Belum ada juga tanda-tanda jika ia akan datang.

Sepertinya, belum genap satu menit Dira memejamkan matanya, tapi suara ketukan pintu di luar membuat Dira kembali mengurungkan niatnya untuk kembali tertidur.

Davin selalu menganggu Dira. Saat Dira membuka pintu, ternyata bukan Davin yang ia temui. Tapi sebuah bunga Aster yang tergeletak di lantai.

Bunganya hanya setangkai, tapi cukup membingungkan. Mata Dira mengelilingi keadaan sekitar, semuanya sepi. Karena para penghuni asrama sedang mengikuti program di akademi.

Setelah menunggu selama 5 menit di depan pintu, ternyata Dira tidak menemukan petunjuk siapa yang mengirim bunga aster berwarna ungu ini. Pada akhirnya, Dira masuk ke dalam asramanya, meletakkan bunga itu di atas narkas dan baru saja Dira duduk di kasur, suara ketukan pintu itu terdengar lagi.

Dengan segera, Dira berjalan menuju ke arah pintu dan membuka pintu itu dengan kecepatan kilat. Dan kini di hadapannya berdiri sorang laki-laki yang wajahnya di tutupi oleh sebucket bunga aster yang beragam warnanya.

“Nggak usah sok romantis deh lo!” Entah kenapa, pikiran Dira jatuh kepada Davin. Karena posur tinggi dan tubuhnya yang kurus, mirip seperti Davin.

Dira mengambil bunga itu dari genggaman manusia yang menutupi wajahnya itu, Dan saat Dira menatap wajah itu, Ternyata, wajahnya, bukanlah wajah Davin.

“Zali?”

“Kenapa?”

“Aku kaget, aku kira”

“Kamu kenapa sakit?”

“Karena terlalu banyak minum kopi dan lupa untuk makan nasi sepertinya”

“Boleh aku masuk?”

“Boleh”

Asrama ini terdapat sebuah ruangan kecil yang dikhususkan untuk tamu, jadi wajar saja, Dira berani mengajak Zali masuk ke dalam Asramanya, toh Davin juga sering masuk ke dalam sini.

“Aku ambil minum dulu ya”

“Nggak usah, aku bawa”

“Bawa apa?”

“Bubur buatan bunda”

“Untuk?”

“Kamu”

Zali mengeluarkan sebuah tempat makan dari dalam tasnya, dan ternyata benar, isinya adalah sebuah bubur ayam yang sangat Dira rindukan. Di sini, Dira kesulitan utnuk mencari makanan yang benar-benar mirip seperti makanan Bandung, jadi ya wajar saja, kerinduan terhadap makanan  sering sekali datang.

“Kalau aku tahu kamu akan sering sakit karena kopi, nggak akan pernah aku biarin kamu kenal sama cairan hitam itu”

“Zal, kenapa kamu beda?” tiba-tiba saja Dira ingin membahas hal yang menjadi tujuan pertamanya sejak Zila berbicara tentang sakitnya Zali.

“Bedanya?”

“Ya kamu beda”

Sambil mengaduk-aduk bubur, Zali berbicara pada Dira.

“Bedanya, sekarang aku sakit, kalau dulu aku sehat. Hanya itu”

“Aku mau kamu transplatasi hati”

“Nggak akan pernah Dir”

“Kenapa? Kamu nggak mau kita bareng-bareng lagi?”

“Kalau nanti hati itu isinya bukan kamu gimana? Hati ini saksi perjalanan kita Dir”

“Yang jadi saksi bukan Cuma hati Zal, ada Otak, Mata, tangan, Mulut, hidung, telinga, dan saat hati kamu lupa sama aku, semuanya akan ngingetin kamu lagi. Otak akan ngasih tahu apa memori yang udah kita lewatin, mata akan ngasih tahu apa aja yang udah kamu lihat bareng aku, tangan kamu bisa kasih tahu kemana aja dia  menyetir motor untuk membuat aku senang, mulut akan mengingatkankamu tentang semua hal yang udah pernah kamu ucapin ke aku, hidungmu sudah hapal dengan bau parfumku, telinga sudah menangkap semua yang aku ucapkan untuk kamu, dan semuanya nggak akan lupa. Hati aja nggak akan berpengaruh banyak Zal”

“Aku Cuma takut, operasinya gagal”

“Kamu percaya tuhan itu ada, dia sayang sama kamu.”

“Dir,”

“Zal, kita buat kisah indah lagi. Aku mau main teka-teki sama kamu”

Zali meletakkan bubur itu di atas meja, menatap Dira dan tersenyum.

“Kamu tahu nggak? Kehadiran kamu di sini membuat aku yakin, semua akan baik-baik aja. Walaupun tidak sepenuhnya aku percaya, tapi kamu, alasan yang kuat untuk aku bertahan”

“Kamu mau transplatasi?”

“Bismillah, aku akan bilang sama ayah”

Dira bisa tersenyum lega, Zali. Semoga setelah ini, tidak ada kisah sedih lagi. Semoga semuanya telah usai. Kisah sedihnya sudah berakhir dan tidak akan ada kisah sedih selanjutnya lagi.

“Zal?”

“Hmm—”

“Hubungan kita?”

“Mengungkapkan hanya membuat semuanya menjadi jelas, setelah jelas, semuanya akan lebih sulit lagi, bukannya lebih mudah. Aku rasa seperti ini cukup, dan umur kita baru menginjak 17 tahun, masih terlalu muda untuk bicara tentang Cinta, apalagi tentang jodoh. Alur tuhan tidak pernah mengecewakan. Kalau kamu jodohnya nggak sama aku  ya itu berati kita bukan takdir, kita hanya disatukan utnuk sama-sama membahagiakan, tapi hanya sementara. Tapi kalau kamu jodoh aku, itu adalah takdir, takdir yang membahagiakan sekali”

Ya ampun Zali, padahal kamu sudah pernah menyatakan perasaanmu pada Dira. Tapi sykurlah, Sekarang Zali sadar. Dira tidak suka berada di dalam lingkaran sebuah hubungan  “Pacaran” seperti kemarin, Dira kehilangan Adit pacaranya sekaligus kehilangan Adit sahabatnya, dan itu sama menyakitkan.

“Jangan minum kopi terlalu banyak. Cepat sehat. Dan kita akan keliling Sydney”

“Kamu juga, cepat operasi, cepat sehat. Aku rindu teka-teki membingungkan itu.”

“Kamu sadar tidak, kalau ada satu bab yang belum kamu baca di  buku biruku”

“Iya?”

Akhirnya, kini Dira bisa menikmati senyuman Zali, senyuman yang sekadarnya tapi terlihat tulus, terlihat manis. Dan senyuman ini adalah sebuah senyuman yang Dira rindukan sejak beberapa bulan yang lalu, Di Bandung.

“Adit bagaimana Dir?”

“Satu hari sebelum aku pergi ke Sydney, Hubungan kami berakhir. Lumayan menyakitkan karena saat itu aku mulai berhasil mencintai dia. Tapi untung saja, Ada bukumu Zal, Aku lebih mudah untuk melupakan dia”

“Dia sahabatmu, jangan dilupakan”

“Iya, aku lupa”

“Nih makan, aku bawa obat juga tadi” Zali memberikan mangkuk yang berisi bubur itu pada Dira.

“Kamu tahu aku sakit?”

“Jangan kira aku bener-bener cuek sama kamu, Kemarin aku lihat kamu jalan di bawah rintikan salju, jaket kamu juga nggak terlalu tebal, sebenernya aku khawatir, tapi aku hindari rasa itu dan tadi pagi Davin telpon aku, katanya kamu sakit”

Dira menyantap bubur itu, sambil sesekali juga menatap Zali yang juga memperhatikannya.

“Rambutmu berbeda Dir, sedikit bergelombang diujungnya, tapi cantik. Cantik sekali”

“Gomb—”

“Aku tidak suka kata itu, sudah kubilang kan?”

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Black World
1690      797     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Premium
Akai Ito (Complete)
6764      1349     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Phased
6243      1827     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
Under a Falling Star
1066      625     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Dinding Kardus
9921      2637     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.
The Past or The Future
460      366     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Loading 98%
652      399     4     
Romance
Bukan kepribadian ganda
9612      1863     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
My Teaser Devil Prince
6545      1662     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
About love
1283      598     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...