Read More >>"> ADITYA DAN RA (chapter 29) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - ADITYA DAN RA
MENU
About Us  

Dira menenggak secangkir kopi yang baru saja dihidangkan di depannya. Kelas di Akademi sudah selesai, lumayan sore. Tapi sepertinya masih ada waktu untuk mencari rumah Zali yang sebenarnya berada jauh dari akademi dan asrama. Sekitar 1 Jam untuk sampai ke Rumah Zali di Sydney ini.  

Dira meluangkan sedikit waktunya untuk sekedar menenggak secangkir kopi yang hangat dan pahit. Dengan bantuan sebuah kertas yang ditulis oleh Davin, Dira tidak yakin bisa menemukan Rumah Zali. Tapi semoga saja, itu dapat membantunya. Dira bisa berbicara untuk mengetahui di mana letak perumahannya, dan kalau nomor Rumah, Dira bisa melihat langsung di depan pintu setiap Rumah.

Setelah menghabisakan secangkir espresso, Dira melangkahkan kakinya berjalan keluar kafetaria, ia menuju stasiun karena jaraknya yang jauh, Dira lebih memilih untuk menaiki sebuah kereta yang akan mengantarnya langsung  ke kawasan perumahan tempat Zali tinggal, ya walaupun tetap saja Dira harus berjalan kaki terlebih dulu untuk sampai di komplek perumahannya.

Sambil berjalan kaki, Dira memperhatikan sebagian sela-sela kota Sydney yang indah ini. Kota yang dipenuhi oleh sebuah Luka untuk Dira karena di kota ini Dira menghabisakan isi buku biru Zali yang berisi jika Zali mengidap gagal hati. Dan itu sukses membuat Dira sering melamun di asrama.

Dira berhenti tepat di depan Rumah khas Australia,  di depan pintunya terpampang nomor 44 dan itu artinya, ini Rumah Zali.

Excuse me” sambil mengetuk pintu, Dan memencet bel Rumah.

Setelah dua kali memencet bel Rumah, pintu Rumah itu langsung terbuka. Menampilkan seorang wanita yang menggunakan baju hangat dan juga kupluk di kepalanya.

Who are you looking for?”   

Is this really Zali’s house?”

Yes right”

I looking for Zali”

Wait a minutes

Dira tetap berdiri di depan Rumah itu, sebentar lagi Dira bertemu dengan Zali. Iya, sebentar lagi. Hanya tinggal menunggu Zali keluar dari Rumahnya.

Wanita tadi siapa ya, Dira seperti melihat wanita itu, tapi di mana?

“Dir?” Pada saat Dira sedang bergulat pikirannya, tiba-tiba ada suara seorang laki-laki yang memanggilnya dari arah belakang.

“Zali?”

Semesta, terima kasih!

“Kamu di sini?”

“Iya”

Semesta, kenapa Zali tampak berbeda. Rambutnya sedikit pirang, badannya sedikit kurus, penampilannya sudah seperti anak skate Australia. Karena saat ini Zali datang dengan membawa papan skate di tangannya.

“Masuk”

Seorang wanita yang tadi menyapa Dira, ternyata sedang menonton Dira dan Zali dari balik pintu.

Dira mengikuti langkah Zali, ia mengikuti Zali dari belakang tubuh tinggi kurus itu.

“Ini Zila”

Iya, kenapa Dira bisa lupa pada Zila. Ini kan wanita yang sempat menjadi pedebatan hebat Zali dan Dira. Walaupun sebenarnya, Zila ini adalah saudara kembar Zali.

“Duduk dulu, aku panggil bunda” ucap Zila pada Dira. Sementara Zali, ia duduk di samping Dira.

“Apa yang membawa kamu sampai ke Sydney” pertanyaan Zali membuat Dira tersadar.

“Hatiku tahu kamu ada di sini”

“Aku sudah lupakan semuanya, bahkan soal hatimu sudah bukan urusanku”

“Tetap dan nggak akan pernah berubah,  hati ini Isinya anak laki-laki yang pemberani”

“Aku sudah menyerah sejak mitologi itu menjadi kenyataan”

“Zal—“ 

“Kamu lulus seleksi?”

“Aku ada di sini”

“Sudah berapa lama kamu di sini?”

“Satu bulan, satu hari”

“Hey, Putrinya Zali. Kamu ada di sini?” suara itu adalah suara bunda.

Bunda baru saja turun dari tangga Rumahnya, bersama dengan Zila juga tentunya.  Mereka langsung duduk di samping Dira. Bunda yang tampak senang, dan Zila juga sedari tadi tetap menampilkan senyumannya yang manis.

“Kamu kenapa bisa ada di sini?” Tanya bunda pada Dira.

“Ada program sekolah bunda, Alhamdulillah juga Dira terpilih untuk mewakili sekolah pergi ke sini”

“Wah, hebat sekali kamu. Oh iya nak, ini Zila adiknya Zali. Orang yang sempat kamu cemburui dulu”

Ya Ampun. Bunda ternyata masih ingat kejadian itu, Dira jadi malu saat disenyumi oleh Zila.

“Bun, Zali ke kamar ya” Ucap Zali pada bundanya.

Kenapa Zali pergi? Kenapa juga Dira tidak menyadari jika sejak tadi Zali sedikit dingin daripada biasanya.

“Bunda, Zali sakit?” Terpaksa, Dira mengeluarkan pertanyaan itu untuk mengetahui kejelasannya.

“Iya, sekarang dia lagi dibujuk sama ayah untuk transplatasi hati, pendonornya juga sudah ada. Tapi Inilah Zali, dia itu keras kepala. Sekali tidak,ya tetap tidak” Kali ini bukan bunda yang menjawab pertanyaan Dira. Tapi Zila. Kembarannya Zali.

“Kondisinya?”

“Seperti itu, dia lebih banyak berdiam diri di kamar dan kalau sudah berada di titik terjenuhnya, dia pergi keluar Rumah Buat bermain skate. Setelah itu pulang dan berdiam diri di kamar lagi”

Semesta, kenapa Zali seperti itu, kenapa Zali tidak menyanyangi hatinya. Hatinya sudah gagal fungsi, kini otaknya juga seperti kehilangan akalnya.

“Bunda pamit ke dapur sebentar ya, kalian lanjut ngobrolnya aja”

Selanjutnya bunda pergi, dan hanya tersisa Dira dan Zila di Ruangan Tamu ini. 

“Aku senang bisa bertemu dengan seseorang yang kakakku cintai, sampai-sampai hatinya tidak mau diganti karena terlalu takut jika hatinya diganti, isinya nanti bukan namamu lagi”

Apa? Jadi Dira adalah alasan kenapa Zali tidak mau melakukan transplatasi hati? Semesta, Dira ingin menangis di sini. Kenapa Zali menjadikan Dira sebagai alasannya. Kenapa ini begitu rumit dan, Dira benar-benar ingin menangis karena Zali benar-benar kehilangan akal sehatnya karena Dira.

“Aku titip ini, ini alamatku di Sydney dan Akademi tempat aku melangsungkan program. Barangkali, Zali mau berkunjung dan aku bisa membujuk Zali untuk melakukan trasplatasi hati”

Dira memberikan sebuah kertas yang sudah ia tulis sejak di kafetaria tadi siang.

“Dan” Dira mengambil sesuatu dari dalam tasnya, buku biru Zali. Buku ini harus dikembalikan kepada pemiliknya karena ini adalah milik Zali. Dira hanya bertugas untuk membaca, bukan memiliki. “Tolong, ini milik Zali. Kembalikan pada dia”

Sejak tadi Zali pergi ke kamar, Dia tidak kembali lagi hingga detik ini. Hingga bunda datang membawa camilan, Zali tak kunjung keluar lagi dari dalam kamarnya. Sepertinya benar, kehadiran Dira ke sini tidak sama sekali diinginkan oleh Zali.

“Kalau gitu, aku permisi. Aku harus kembali ke Asrama sebelum jam 7 malam”

“Kamu ke Asrama naik apa?”

“Kereta”

“Biar diantar sama supir kami ya”

“Aku bisa sendiri, makasih banyak untuk tawarannya”

Dira berpamitan pada Zila dan bunda. Setelah itu Dira keluar Rumah, berjalan sendirian menyusuri jalanan Sydney yang ternyata dilanda rintikan hujan salju sore ini.

Semesta, Kisahnya sudah selesai belum? Dira sudah lelah mengikuti semuanya. Kisahnya tidak ada yang membahagiakan. Semuanya menyedihkan. Dira ingin pulang. Dira ingin menangis dipelukan ibu dan menjatuhkan air matanya tanpa penghambat, seperti rintikan air hujan ini.

 

***

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
ENAM MATA, TAPI DELAPAN
563      352     2     
Romance
Ini adalah kisah cinta sekolah, pacar-pacaran, dan cemburu-cemburuan
I'il Find You, LOVE
5326      1404     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Lavioster
3493      969     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Just a Cosmological Things
776      432     2     
Romance
Tentang mereka yang bersahabat, tentang dia yang jatuh hati pada sahabatnya sendiri, dan tentang dia yang patah hati karena sahabatnya. "Karena jatuh cinta tidak hanya butuh aku dan kamu. Semesta harus ikut mendukung"- Caramello tyra. "But, it just a cosmological things" - Reno Dhimas White.
Letter hopes
852      477     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Little Spoiler
829      517     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Truth Or Dare
7602      1397     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
An Invisible Star
1687      893     0     
Romance
Cinta suatu hal yang lucu, Kamu merasa bahwa itu begitu nyata dan kamu berpikir kamu akan mati untuk hidup tanpa orang itu, tetapi kemudian suatu hari, Kamu terbangun tidak merasakan apa-apa tentang dia. Seperti, perasaan itu menghilang begitu saja. Dan kamu melihat orang itu tanpa apa pun. Dan sering bertanya-tanya, 'bagaimana saya akhirnya mencintai pria ini?' Yah, cinta itu lucu. Hidup itu luc...
Frekuensi Cinta
226      191     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.