Athena merasa bersalah pada Elang. Tadi pagi dia iseng meminta Elang untuk membeli martabak coklat, tapi siapa sangka Elang malah menurutinya. Sudah dua jam Elang belum kembali juga, pelajaran pertama dan istirahat pertama juga sudah selesai. Jadilah Athena tidur karena tidak punya teman berbicara saat jam pelajaran fisika yang membosankan.
Athena tiba-tiba saja berdiri. “Elang bego!” teriak Athena.
Satu kelas menoleh ke arah Athena, bahkan guru yang sedang mengajar langsung melotot. Sementara Athena salah tingkah, dia menunduk lalu kembali duduk.
“Kenapa kamu tiba-tiba teriak?” tanya guru fisikanya galak, Athena berpikir, mungkin karena gurunya sedang hamil.
“Saya ketiduran, bu,” jawab Athena langsung. “Eh,” gumam Athena saat dia sadar barusan dia keceplosan.
“Bagus ya,” sinis guru fisikanya sambil mengangguk-angguk. “Saya jelasin di depan kamu malah tidur.”
Athena hanya cengengesan. “Kerjain ini, di luar!” ucap guru tersebut sambil memberikan satu lembar kertas. “Ini pelajaran kelas sepuluh, jadi harusnya kamu bisa ngerjain. Saya sekalian mau liat kemampuan kamu dan apa yang kamu pelajari di sekolah lamamu.”
Athena mengambil kertas tersebut dan meraih pensil dari atas mejanya sambil menggerutu. Athena bangkit berdiri dan berjalan keluar kelas. Athena duduk di pinggir koridor, kelasnya berada di lantai paling bawah sehingga koridornya langsung tersambung pada lapangan basket sekolahnya. Bukannya mengerjakan kertas soalnya, Athena malah meletakkan kertas dan pensil di sebelahnya dan memperhatikan beberapa orang yang sedang bermain basket. Salah satunya Ares, orang yang sudah menabrak Athena, dan satunya Archer.
Athena yang sedang memperhatikan Ares terdiam saat Ares menghentikan aktivitasnya saat tidak sengaja melihat Athena yang sedang memperhatikannya.
“Saya suruh kamu kerjain soal, bukannya ngeliatin orang main basket,” ujar guru fisikanya sambil menjewer telinga Athena.
Athena meringis sambil bangkit berdiri. “Aduh sakit, bu.”
“Udah sepuluh puluh menit, harusnya dua atau tiga nomor udah selesai.”
“Yah, bu. Ibu pikir saya mau jadi teroris pake belajar cara ngelempar bom biar tepat sasaran, terus ya, saya gak berniat nembak hulk lagian kalo saya nembak hulk juga saya mana sempat buat hitung gaya gesek sampe pelurunya berhenti karena badan hulknya kebal,” jeda, Athena menghirup napasnya karena berbicara terlalu cepat, “apalagi dari tadi saya merhatiin mereka main basket, tapi gak ngeliat mereka ngitung sudutnya du…” sambung Athena tapi tidak sampai habis karena dia sudah tertawa terbahak-bahak saat melihat kepala Ares yang terkena bola.
“Ketawa gara-gara apa?!” sinis guru fisikanya sambil mengencangkan jeweran di telinga Athena.
Athena berusaha meredakan tawanya saat dia melihat Ares yang sudah menatapya tajam, sementara Archer menghampiri Ares setelah sebelumnya ikut tertawa.
“Bukan salah gue, siapa suruh lo bengong,” kata Archer mengeluarkan pembelaannya agar terhindar dari amukan Ares.
Athena berteriak saat guru fisikanya menjewer telinganya semakin keras dan menariknya untuk berjalan.
Ceritanya ngegemesin.. bakal baca sama ending kok pasti haha...
Comment on chapter Enigma | 01Karakter Athena yang unik.. keren lah hahaha
Baca cerita aku juga ya, kalo mau hehe
Semangat terus!