Pagi ini suasana kelas ramai karena orang-orang sibuk mengerjakan tugas kimia yang seharusnya dikumpul hari ini. Tapi karena terlalu susah untuk dikerjakan sendiri membuat hampir satu kelas mengerjakan di sekolah untuk menyalin milik ketua kelas mereka yang pintar.
Berbeda dengan Athena, dia sudah menyalin punya Elang kemarin malam. Tugas dan ulangannya selalu aman jika ada Elang. Nilainya juga meningkat karena Elang.
“Elangggg,” panggil Athena saat baru sampai di tempatnya.
“Apaaaa?” tanya Elang.
“Jadi guru gue ya, ya, ya? Dua minggu lagi ujian akhir kan, jadi ajarin gue ya buat seminggu, minggu depan,” pinta Athena sambil tersenyum berharap. “Seminggu aja, lo gak main basket, tapi jadi guru gue, ya, ya, ya?”
“Udah dari selasa loh, lo berubah manja kayak gini, dikit-dikit ngerengek,” kata Elang.
“Soalnya lo my boyfriend without space. Biasanya kita debat, tapi sekarang gak mungkin dong?” tanya Athena. “Lo suka gue yang kasar?” lanjut Athena pelan.
“Jangan berubah. Buktinya gue suka sama lo yang kalo ngomong gak dipikir lagi, lo yang kasar, bukan yang manja kayak gini.”
“Ugh, so sweet,” celetuk Elena.
“Gue gak nyangka Elang bisa ngomong kayak gitu. Kenapa jadi gue yang baper?” sahut Ciko.
Athena memutar bola matanya malas, sementara Elang melotot ke arah Ciko dan Elena yang benar-benar merusak suasana.
Athena menoleh pada Elang. “Jadinya lo mau gak?”
“Ngapain belajar? Biasa juga tinggal nyalin gue kan?” tanya Elang heran.
“Jadi pacar toxic banget ya?” celetuk Ciko.
“Intinya lo mau atau nggak?” tanya Athena tidak menghiraukan Ciko.
“Dengan senang hati.”
“Ikutan dong,” sahut Elena.
“Giliran gue yang minta diajarin selalu ditolak,” protes Ciko.
“Gak adil lah,” ujar Elena.
“Silakan diurus protesnya. Gue butuh tidur, adiós!” sela Athena sebelum memakai topi jaketnya dan menelungkupkan kepalanya di atas meja.
“Punya otak pinter tuh dibagi, masa sama pacar doang dibaginya. Sini udah jadi temen situ dari tahun berapa ya? Lo gak setia kawan banget.” Ciko lanjut memprotes Elang.
“Tau ih, lo gak setia kawan,” sahut Elena.
“Lo berdua kenapa jadi marah ke gue dah?” tanya Elang ketus.
“Soalnya lo pilih kasih,” jawab Ciko dan Elena kompak.
***
Hari jumat minggu kedua, seperti biasa, ada acara talent show yang rutin diadakan pada minggu kedua dan keempat setiap bulannya. Elang dan Athena sudah berada di atas panggung dengan Elang yang membawa gitar.
“Buat yang kemaren gak nonton,” ucap Elang melalui pengeras suara sebelum mulai memetik senar gitarnya.
“You don't know babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If I had it my way
You would know that you are.”
Elang dan Athena menyanyikan lagu yang sama dengan yang tempo hari Elang nyanyikan untuk Athena. Jika kemarin Elang bernyanyi untuk Athena, hari ini mereka duet untuk talent show.
Athena sempat terdiam di tengah lagunya saat matanya melihat Ares yang keluar dari aula dengan sedikit membanting pintu, tapi tidak ada yang sadar karena suasana aula cukup riuh, sementara Athena bisa melihat sangat jelas karena dia berada di atas panggung. Hanya beberapa detik, lalu Athena kembali melanjutkan nyanyiannya.
Ceritanya ngegemesin.. bakal baca sama ending kok pasti haha...
Comment on chapter Enigma | 01Karakter Athena yang unik.. keren lah hahaha
Baca cerita aku juga ya, kalo mau hehe
Semangat terus!