Ciko dan Elang tertawa terbahak-bahak, sementara Athena hanya memasang wajah datarnya. Guru kimia mereka hanya membaca buku cetak, lalu setelah itu selesai.
“Karel cerita, kakak lo nagih martabak kemaren. Beneran?” tanya Ciko masih tertawa terbahak-bahak dengan Elang.
“Satu keluarga doyan martabak ya?” tanya Elang masih tertawa.
“Haha. Lucu,” ucap Athena sarkas.
“Gak seru banget sih,” kata Ciko sambil membalikkan tubuhnya menghadap ke depan lagi.
“Terus ngapain aja sama Karel? Kata dia lo jago basket?” tanya Elang.
“Ke tempat main bocah, terus kita taruhan skor yang lebih tinggi. Gue menang terus dapet es krim!” jelas Athena girang.
“Lah, gak mungkin. Si Karel kan demen banget main basket di mesin gitu,” sahut Ciko.
“Emang berapa skor lo?” tanya Elang.
“Lima ratus tiga,” jawab Athena bangga.
Ciko tertawa terbahak-bahak. “Karel main paling sedikit lima ratus lima puluh.”
Elang ikut terkekeh. “Itu mah lo ditipu, emang Karel aja yang ngalah.”
Athena terdiam. “Ish tau ah.” Athena menelungkupkan kepalanya di atas meja menghadap ke arah yang berlawanan dengan Elang.
“Gitu aja ngambek,” goda Elang sambil menarik-narik lengan seragam Athena.
“Apa sih?!” tanya Athena galak.
“Galak amat,” dengus Elang.
“Gak jelas.”
“Bagus dong kalo Karel ngalah,” ucap Elang.
“Tau ah. Gue mau belajar!” ketus Athena sambil membuka buku kimianya.
“Halaman seratus dua puluh, neng,” ucap Elang.
“Gue tau!”
“Barusan lo buka halaman dua ratus,” ledek Elang.
***
Athena sibuk menulis catatan fisika setelah gurunya selesai menulis di papan tulis. Beda dengan Elang yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan mata terpejam dan Ciko yang sedang berdebat dengan sepupunya.
“Lang, kaki lo jangan goyang-goyang dong!” ketus Athena, tapi matanya masih terarah ke buku catatan fisikanya.
Elang mengira Athena sedang bercanda sehingga Elang tidak menjawab perkataan Athena dan masih memejamkan matanya.
“Elang!” tegur Athena sekali lagi karena Elang tidak merespon sama sekali. Athena menoleh. “Kaki lo bisa diam gak? Mejanya goyang-goyang!”
Elang menegakkan tubuhnya. “Apa?” tanyanya datar.
Athena melotot. “Kaki lo dari tadi tendang-tendang meja sampe goyang. Tulisan gue jadi jelek!”
“Gue baru mau tidur, lo malah ngajak ribut! Rusuh banget sih!”
“Gempa, woi, gempa!” sela Ciko yang sudah sibuk mengambil barang-barang berharganya lalu bergerak untuk keluar dari kelas, begitu juga dengan yang lainnya.
“Lo yang rusuh!” ujar Athena sambil mencubit lengan Elang.
Elang menepis tangan Athena. “Jadi cewek kasar banget sih. Mana ada cowok yang mau sama lo, udah kasar, bawel, annoying. Dasar barbar”
Athena terdiam, matanya mengikuti langkah Elang yang sudah berjalan ke arah pintu kelas dengan tangan di dalam saku, sementara gempa buminya masih berlangsung bahkan semakin terasa.
Ceritanya ngegemesin.. bakal baca sama ending kok pasti haha...
Comment on chapter Enigma | 01Karakter Athena yang unik.. keren lah hahaha
Baca cerita aku juga ya, kalo mau hehe
Semangat terus!