Read More >>"> complicated revenge (tunggu dulu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - complicated revenge
MENU
About Us  

Semua barang-barang baja besi yang terangkai menjadi permainan terpampang nyata di hadapan Taehyung dan Hyun Jin. Tangan Taehyung masih dingin. Dia terlihat cool di kampus, tapi sekarang dia seperti kambing congek.

“kau yakin tidak apa-apa?”Hyun Jin telah mengumandangkan kalimat itu berkali-kali. Hyun Jin benar khawatir.

“gwenchana.. ayo cepat naik” Taehyung menarik tangan Hyun Jin menaiki wahana menyeramkan sekaligus mengasikkan itu.

Taehyung memasangkan sabuk pengaman pada Hyun Jin begitu juga pada dirinya. “berpeganglah yang kuat, aku tidak ingin kau kenapa napa”

“iya, kau juga Tae” balas Hyun Jin dengan mata berbinar binar.

Selama permainan roller coaster berlangsung, mata Taehyung tertutup rapat bahkan tangannya tak lepas dari pegangan. Sedangkan Jin Hyun, jangan tanyakan lagi. Hyun Jin berteriak sekencang-kencangnya sambil tertawa. Teriakan Jin Hyun melebihi suara kapal yang akan bberlabuh di suatu pullau. Sesekali ia menatap Taehyung disampingnya.

Di lokasi yang berbeda, kamar yang nyaman Hoseok terbaring di dalamnya.

“sepertinya aku mendengar teriakan aneh, seperti teriakan Hyun Jin”

Permainan selesai, mereka pun turun. Taehyung memijit pelipisnya merasakan pusing. Bahkan jalannya pun mulai sempoyongan.

“Tae.. Taehyung ah.. kau kenapa kau pusing” tanya Hyun Jin khawatir menggandeng Taehyung menuju tempat duduk.

“terimakasih Jin ah.. aku sedikit pusing. Sebenarnya, aku takut dengan ketinggian.” Aku Taehyung akhirnya.

Wajah Hyun Jin tidak dapat dideskripsikan lagi. Menjijikkan. Tidak, maksudnya dia sangat terkejut dengan pengutaraan Taehyung.

“ka-kau phobia ketinggian? Kenapa kau memaksakan kalau kau tidak bisa? Ehmm?” raut muka Hyun Jin terlihat khawatir. Mulai pada mode dramatisnya. Tapi sungguh, Hyun Jin sangat khawatir. Bahkan matanya mulai berkaca-kaca.

“asal kau bahagia, ayo kita lakukan” jawab Taehyung singkat tapi membuat Jin Hyun yang cerewet tak bisa kerkata-kata lagi. Hyun Jin tukang baper.

“orang yang kuat sesekali boleh terlihat lemah. Hey, orang kuat juga manusia kan? Lagi pula, phobia tinggi bukan sesuatu yang memalukan. Ayahku juga phobia ketinggian.” Salah satu kelebihan Hyun Jin yang jarang terlihat karena tertutupi oleh banyak kekurangannya. Berkata bijak dan menjadi dewasa. Itupun terjadi hanya sekali-kali dalam hidupnya.

Tangan Hyun Jin masih setia mengelap keringat Taehyung yang deras mengalir di pelipisnya.

“jangan lakukan lagi, katakan kalau takut. Itu tidak akan menghapusmu sebagai orang kuat. Kau orang yang kuat bagiku.”

Tangan Taehyung memegang tangan Hyun Jin yang masih bertengger pada dahinya. Menatap sang pemilik tangan sangat intens. “dan kau.. jangan sembunyikan apapun dariku. Aku sudah berjanji akan membuatmu bahagia. Jadi jangan kau pendam apapun. Ceritakan semuanya padaku. Jika kau marah katakan, jika kau sedih katakan. Katakan apapun yang kau rasa. Janji?”

Hyun Jin terperangah mendengar perkataan Taehyung. Seketika suasana menjadi canggung. Canggung untuk Hyun Jin. Hyun Jin melepaskan genggaman tangan Taehyung lalu beranjak berdiri.

“Tae, ayo kita pulang”

@@@

“lain kali aku mengajakmu berkencan lagi, ara? Aku yang akan tentukan tempatnya. Jangan menolak ehm?” Taehyung tersenyum mengedipkan satu matanya.

“iya iya. Aku pasti mau selagi yang mengajakku itu kau. Cepatlah pulang” Hyun Jin tak mau kalah ikut membalas senyuman manis Taehyung.

“masuklah kerumahmu, setelah itu aku akan pergi” wajah Taehyung mengarah pada pintu gerbang mengisyaratkan Hyun Jin masuk kerumahnya. Hyun Jin tersenyum lagi. Hal apapun yang dilakukan oleh Taehyung adalah suatu hal yang manis bagi Hyun Jin.

“baiklah. Kirim pesan kalau sudah sampai rumah. Jangan lupa” Hyun Jin masih tertegun menatap mata Taehyung yang setia menatapnya.

“saranghae” ungkap Hyun Jin cepat, langsung berlari masuk pintu gerbang.

Deg.

TAEHYUNG TERKEJUT. TERCIDUK. Taehyung belum menginjak gasnya, mengingat ucapan gadis gila yang tiba—tiba masuk ke dalam rumah mewah itu.

Mata Taehyung mulai memerah. Sesuatu dalam dadanya mulai bergejolak sesak. Rasanya Taehyung sedang ada diujung tanduk. Tak tahu harus melangkah kemana, diam pun di tempat merasa cemas takut terjatuh.

Disepanjang perjalanan Taehyung memandang jalanan dengan tatapan kosong. Pedal gas yang menempel di kakinya diinjaknya keras sampai tak ada kendaraan yang mampu menyalip. Taehyung menyetir seperti orang kesetanan. Merasa punya 9 nyawa tersisa.

Tujuan Taehyung bukan rumahnya sekarang, melainkan apartemen Jin Young. Dia satu-satunya sahabat yang bisa diajaknya cerita sekarang. Apalagi, Jin Young terlibat dengan apa yang ingin diceritakan Taehyung.

Bagaimana dengan Jungkook? Sahabat Taehyung yang satu itu pasti sedang kelelahan setelah bekerja paruh waktu. Lagi pula Taehyung tidak ingin ada orang yang masuk dalam keresahannya alias masalahnya.

“hei.. kau tak memencet belnya?” teriak Jin Young yang sibuk bermain game.

“....” tak ada jawaban  dari Taehyung.

“seperti maling saja kau ini. Untung aku tidak teriak maling” Jin Young masih terfokus akan gamenya.

“lagian siapa maling yang tahu passwordmu?” balas Taehyung ikut duduk disamping Jin Young.

“Jin young” sapa Taehyung

“ehm?” Jin Young masih berkutat dengan gamenya. Game bola bulat yang tersusun membentuk seperti ular. Game kuno dan membosankan.

“Jin Young” sapa Taehyung lagi.

“ehm?” cerewet sekali batin Jin Young.

“Jin Young” pandangan Taehyung kosong menatap layar komputer di depannya.

“katakan saja Tae! Ah kau membuatku tidak fokus. Baru kali ini aku hampir menyelesaikannya” Jin Youg memainkan mouse di tangan kirinya semakin cepat. Ya, dia kidal hampir sama seperti Taehyung. Walau Taehyung lebih sering menggunakan tangan kanannya.

“bagaimana kalau aku akhiri saja? Aku tidak ingin membuatnya terluka lebih dalam lagi” gumaman Taehyung masih terdengar oleh orang di sampingnya. Bahkan, sekarang tangan Jin Young tak bergerak tak perduli ular bola-bola dalam monitor itu akan masuk dalam lubang. Jin young merasa pembicaraannya lebih penting daripada game kesukaannya itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Returned Flawed
234      187     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Titip Salam
2909      1189     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
Today, I Come Back!
3379      1096     3     
Romance
Alice gadis lembut yang sebelumnya menutup hatinya karena disakiti oleh mantan kekasihnya Alex. Ia menganggap semua lelaki demikian sama tiada bedanya. Ia menganggap semua lelaki tak pernah peka dan merutuki kisah cintanya yang selalu tragis, ketika Alice berjuang sendiri untuk membalut lukanya, Robin datang dan membawa sejuta harapan baru kepada Alice. Namun, keduanya tidak berjalan mulus. Enam ...
My Soul
131      96     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
Heartbeat
181      141     1     
Romance
Jika kau kembali bertemu dengan seseorang setelah lima tahun berpisah, bukankah itu pertanda? Bagi Jian, perjumpaan dengan Aksa setelah lima tahun adalah sebuah isyarat. Tanda bahwa gadis itu berhak memperjuangkan kembali cintanya. Meyakinkan Aksa sekali lagi, bahwa detakan manis yang selalu ia rasakan adalah benar sebuah rasa yang nyata. Lantas, berhasilkah Jian kali ini? Atau sama seper...
For Cello
2551      883     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Senja Menggila
341      240     0     
Romance
Senja selalu kembali namun tak ada satu orang pun yang mampu melewatkan keindahannya. Dan itu.... seperti Rey yang tidak bisa melewatkan semua tentang Jingga. Dan Mentari yang selalu di benci kehadirannya ternyata bisa menghangatkan di waktu yang tepat.
Moira
22130      2003     5     
Romance
Diana adalah seorang ratu yang tidak dicintai rajanya sendiri, Lucas Jours Houston, raja ketiga belas Kerajaan Xavier. Ia dijodohkan karena pengaruh keluarganya dalam bidang pertanian dan batu bara terhadap perekonomian Kerajaan Xavier. Sayangnya, Lucas sudah memiliki dambaan hati, Cecilia Barton, teman masa kecilnya sekaligus salah satu keluarga Barton yang terkenal loyal terhadap Kerajaan Xavie...
déessertarian
5504      1584     3     
Romance
Tidak semua kue itu rasanya manis. Ada beberapa yang memiliki rasa masam. Sama seperti kehidupan remaja. Tidak selamanya menjadi masa paling indah seperti yang disenandungkan banyak orang. Di mana masalah terbesar hanya berkisar antara ujian matematika atau jerawat besar yang muncul di dahi. Sama seperti kebanyakan orang dewasa, remaja juga mengalami dilema. Ada galau di antara air mata. Di sa...
Our Tears
2471      1033     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan