Siang bolong dengan sinar matahari menyilaukan mata termasuk mata Hyun Jin yang berjalan menuju meja kantin. Seperti biasa, perutnya minta diisi saat siang datang menjelang sore.
“hmmm.. waktunya makan siang kuda!!” teriaknya pada kuda, maksudnya hoseok sebelum menyantap roti monster.
“enak sekali hidupmu nyonya. Aku yang pesan, aku yang bayar. Dan kau langsung makan tanpa mengucapkan terimakasih padaku” sindir Hoseok sambil mendengus duduk di samping Hyun Jin setelah lelah ia mengantri untuk memesan makanan.
Hyun Jin terkekeh geli “hehe, maaf ya kuda.. tanganku tidak sengaja melempar roti yang kau pesan itu ke mulutku. Tanganku minta maaf”
“dan satu lagi, jangan panggil aku kuda! Dasar babi, makan saja yang banyak tapi badanmu tetap saja kerempeng” dengus Hoseok lagi sambil memakan rotinya.
“Hyun Jin ah..” suara berat terdengar di atas kepala Hyun jin. Membuat Hyun Jin mendongak ke atas.
“Tae-Taehyung..” ucap Hyun jin menganga tak sadar masih ada roti di dalam mulutnya.
“Jin ah..” sapa Taehyung lagi.
“Taehyung..” balas Hyunjin masih tak bergerak.
“Hyun..”ucap Taehyung terpotong begitu saja.
“lanjutkan terus sampai jerapah beranak monyet seperti Hyun Jin.” Hyun Jin membelalakkan mata pada Hoseok sambil menginjak kaki mungil Hoseok.
“aww.. sakit tau!” reflek Hoseok merasakan kakinya tertindih sepatu cantik Hyun Jin.
“kau sedang apa?” basa basi Taehyung berdiri di depan Hyun Jin.
“sikat gigi! Sudah tahu ini kantin” celetuk Hoseok kesal sambil melahap potongan roti besar yang tadi ia beli.
“kita jadi canggung begini semenjak kejadian kemarin” ditambah kekehan dari Taehyung.
“Nan-nanti juga kita akan terbiasa Tae.. “ balas Hyun Jin tak lupa dengan senyum manisnya.
“oke aku kenyang, sekarang aku pergi. Menjijikkan melihat cara bicara kalian” Hoseok pun berdiri meninggalkan sepasang kasih yang kaku itu. Lalu keduanya: Taehyung dan Jin Hyun terkekeh.
“apa kau ada kuliah lagi hari ini?” kali ini bukan basa basi taehyung lagi. Ia ingin mengajak Hyun Jin berkencan. Sekalian untuk saling lebih mengenal. Karena sebulan tidak cukup untuk tahu sifat satu sama lain.
“ahh.. aku sudah free sekarang. Apa kau ingin mengajakku berkencan? Iya aku tau, kau merindukanku kan?” pipi Hyun Jin merona, hatinya sangat yakin kalau Taehyung sangat merinndukan sang pujaan hati alias dirinya. Bahkan frekuensi suaranya ia naikkan agar seisi kantin dengar dan iri padanya. lihatlah, Hyun Jin kumat lagi. Obatnya lupa belum diminum.
Taehyung terkekeh mendengar ucapan Hyun Jin “percaya diri sekali kau ini. Bukan rindu, aku hanya bosan di rumah jadi lebih baik kita jalan-jalan saja.”
“woah, Taehyungku pandai sekali ya berbohong. Sudah jelas kau berbohong.” Kumat Hyun Jin masih berlanjut. Ia masih yakin dan mantap dengan prediksi hatinya sendiri yang mengatakan Taehyung selalu rindu Hyun Jin.
“oke, aku nyerah. Kita pergi sekarang?”senyum Taehyung mengembang sambil menggenggam tangan kiri Hyun Jin.
“tapi aku belum pamit pada Ibu Kantin” celetuk Hyun Jin polos mengundang tawa Taehyung.
“yakk!! Memang ada acara apa main pamit begitu? Ayo pergi” teriak Taehyung dan diakhiri suaranya yang terdengar berbisik membangkitkan bulu kuduk Hyun Jin yang mati. Lantas langsung menarik tangan Hyunjin lembut menuju parkir mobil. Jujur saja Taehyung adalah caebol alias anak orang kaya.
“masuklah” Taehyung membuka pintu mobil penumpang bagian depan.
“semakin lama semakin manis kau Tae” Hyun Jin tersanjung dan masuk ke mobil dengan anggunnya. Tangan Taehyung menyentuh kepala Hyun Jin agar tak membentur atap mobil. Taehyung khawatir bentuk kepala Hyun Jin tidak bulat pejal lagi nantinya.
“kita mau kemana?” tanya Taehyung berpikir tempat yang pas untuk berkencan. Sesekali ia menggerakkan bibirnya ke depan seraya berpikir membuat Hyun Jin gemas ingin menampar bibir seksi itu dengan bibirnya. Tapi ia masih punya harga diri, jadi ia menampar bibir Taehyung dengan tangannya.
“aww” rintih Taehyung aetelah mendapat tamparan halus dari lima jari tangan kiri Hyun Jin.
“aku gemas. Makanya suruh diam bibir manismu itu!”dengus Hyun Jin berpura-pura sambil tak tahan untuk menahan kekehannya. Sedangkan yang ditampar tersenyum manis bercampur malu, bahkan pipinya memerah seperti gadis baru puber saja.
“kau suka mall?” tanya Taehyung lagi seraya menjalankan mobilnya.
“ehm.. sesekali aku kesana jika ingin. Sebenarnya aku tidak suka mall.. hehe. Tapi boleh juga kalau kita kesana” jawab Hyun Jin tidak enak dengan Taehyung.
“aku kira semua wanita menyukai mall.. kalau begitu, kita ke mana? Pilih tempat yang kau suka.” Taehyung terfokus pada jalanan sesekali menoleh pada Hyun Jin.
“bagaimana kalau pergi ke Wahana mainan?“ tawar Hyun jin.
“selama kau suka, ayo pergi” balasnya serasa tersenyum. Bagi Hyunjin, senyuman manis yang tak terkalahkan oleh siapa pun termasuk si Yoongi, kakaknya yang paling manis.
“sudah lama rasanya. Aku ingin naik roller coaster!” teriak Hyun Jin yang masih di dalam mobil.
“ro-roaller? Kau be-berani?” dada Taehyung seketika hampir meledak. Rasanya kaki dan tangannya panas dingin mendengar nama wahana itu.
“yaps! Tapi, kenapa dengan wajahmu? Kau terlihat pucat. Kau sakit?” tangan Hyun Jin menyentuh dahi Taehyung. Membuat jantung Taehyung semakin tak stabil untuk berdetak.
“ti-tidak. Ayo kita tetap berangkat” semangat Taehyung meyakinkan Hyu Jin walau jantungnya masih tidak bisa dikendalikan.
“jangan sakit. Ada aku, aku akan selalu menjagamu.” Tangan Hyun Jin berpindah pada tangan kanan Taehyung sesekali mengelusnya lembut.
Deg
“harusnya aku yang melindungimu, kenapa sekarang terlihat kau yang melindungiku?” batin Taehyung dalam hati.