Taehyung berniat untuk pulang ke apartemennya sendiri. Ia sedang tidak ingin diganggu. Taehyung berfikir di hari Minggu tengah malam biasanya Jungkook dan Jin Young menghabiskan waktu bersama di apartemen Jin Young.
Tit tit tit tit tit tit..
Taehyung membuka pintu apartemennya malas, berniat langsung merebahkan diri di atas kasur.
“Hyung!” teriak bocah familiar dari arah meja belajar.
“B-bagaimana bisa kalian..” gagap Taehyung melihat kedua sahabatnya sedang bersantai di apartemennya.
“Pendingin kamarku rusak.” Balas Jin Young acuh karena fokus dengan gamesnya.
“Kau menangis? Hei cengeng!” celetuk Jungkook polos, terkadang ia melupakan sopan santunnya terhadap senior yang akrab.
Taehyung tak menghiraukan kedua sahabatnya dan lebih memilih merebahkan tubuhnya ke kasur. Semua yang ada pada dirinya sedang sakit. Semua badannya sakit, hatinya juga sakit, bahkan jiwanya sekarang hampir sakit. Jin Young yang sadar akan kondisi buruk Taehyung, menghampirinya ikut berbaring disamping Taehyung. Tak seperti biasanya Taehyung memasang wajah sedih sekalipun ia sedang dihadapkan sebuah masalah. Jin Young tau, jika ia tak mampu menyembunyikan rasa sedihnya maka Taehyung benar-benar berada pada titik dalam terpuruknya. Yang Jin Young lakukan saat ini adalah memaksa Taehyung untuk bercerita.
“Kenapa?”
“Lelah”
“Kenapa?”
“Berisik!” sergah Taehyung membalikkan badannya.
“Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu.” Balas Jin Young mencoba tenang.
“Aku putus. Kau puas?” teriak Taehyung akhirny membuat suasana menjadi sunyi sejenak.
“APA!” bukan reflek keterkejutan dari Jin Young, melainkan Jungkook. Jungkook yang sedari tadi sibuk memotong kuku kakinya. Taehyung menghela napas lelah. Ia tidak ingin menanggapi lagi semua pertanyaan yang terlontar dari kedua sahabatnya.
“Kenapa kau? Hei!” Jungkook tak menurunkan volume suaranya. Tak peduli jika emosi Taehyung yang terombang-ambing akan terpancing. Bahkan ia ingin sekali memukul kepala Taehyung sekali saja agar dia tersadar kalau keputusannya itu terlalu menganggap enteng.
“Mudah sekali kau membuat keputusan, Hyung!” seru Jungkook merasa gemas. Jin Young sedari tadi hanya terperangah menyaksikan perubahan Jungkok secara drastis. Jungkook yang Jin Young kenal adalah pria manis yang polos.
“Kau tidak paham, Kook.” Tutur Taehyung akhirnya.
“Kau itu yang sok paham! Sok mengerti dengan kehidupan! Nyatanya kau hanya memikirkan perasaanmu sendiri!”tak pernah Jungkook seserius itu.
“Sudah ku bilang! Jangan ikut campur!” Taehyung berdiri dari dari tempatnya berbaring. Jungkook membuat dirinya merasa orang yang paling buruk. Ia mencoba membela dirinya sendiri, walaupun ia juga tahu jika dirinya memanglah bersalah.
“Urusanku jika itu berhubungan dengan Hyun Jin Noona!” geram Jungkook menghampiri Taehyung langsung menonjoknya keras. Taehyung tak berkutik, ia menikmati pukulan yang Jungkook berikan. Segera Jin Young melerai mereka sebelum pukulan akan melayang lagi pada wajah Taehyung. Jin Young sangat paham akan jalan pikir Taehyung yang tidak akan melawan dan hanya diam saja. Tak peduli jika akhirnya ia akan mati.
“Aku pergi. Pikiranku sedang tidak jernih.” Ucap Jungkook sebelum keluar dari apartemen Taehyung.
“Kau tidak apa?” Jin Young membatu Taehyung berdiri.
“Dia akan menginap dimana?”
“Paling juga di apartemenku. Biarkan saja dia menggigil disana.”
“Memang kenapa kau bisa putus?”
“Aku tidak ingin menyakitinya lagi.”
“Kau tidak mencintainya?”
“Aku mencintainya. Karena aku mencintainya, jadi aku tidak ingin menyakitinya lagi.”
“Maksudmu?”
“Tadi aku sudah menyakiti dua orang yang aku sayangi. Hyun Jin dan Hana.”
“Kau mencintai keduanya?” Jin Young membelalakkan matanya terkejut.
“Hei! Tidak. Aku menyayangi mereka dalam hal berbeda. Aku hanya mencintai Hyun Jin, walau aku akui aku pernah menyukai Hana.” Jelas Taehyung tak terima.
“Harusnya jangan putus.”
“Aku baru sadar setelah aku putus tadi. Kalau aku hanya mencintainya.”
“APA?” tinggal Jin Young yang ternganga akan jawaban Taehyung.
“Bodoh kan?”
“Kapan sih kau pintar” balas Jin Young gemas merebahkan dirinya ke kasur. “Kembalilah dengan Hyun Jin.”
“Aku tidak mau menyakitinya lebih dalam lagi.”
“Kau malah semakin menyakitinya, kalau kau meninggalkannya begitu. Malah kalian berdualah yang sakit, kan?”
“Berikan aku waktu, Jin Young ah.”
“Berpikirlah sepuasmu!” Jin Young mencoba tidur tak percaya dengan cerita yang telah ia dengar dari Taehyung.