Taehyung berjalan gontai memasuki apartemennya setelah mengantarkan Hyun Jin dengan selamat ke cafe milik Oppanya. Tanpa membersihkan diri atau sekadar mencuci kaki, Taehyung melompat pada kasur empuknya menuju alam mimpi.
“Hyung!” seru seseorang mengagetkan Taehyung yang sudah setengah sadar dalam tidurnya.
“Tidak sopan!” teriakan balik dari Taehyung yang bergelut dengan selimut dan guling.
Jungkook menghampiri Taehyung ikut rebahan disampingnya di dalam satu selimut. Taehyung yang merasa tidak nyaman mendorong badan Jungkook hingga hampir terjatuh dari kasur besar Taehyung.
“Tadi aku melihat Hyun Jin noona!” ungkap Jungkook tanpa menurunkan volume suaranya.
“Aku tahu” balas Taehyung acuh masih memejamkan kedua matanya.
“Anehnya, dia mengipas-ngipaskan kedua matanya dengan tangan mungilnya itu. Apa dia sedang sedih? Dia tidak cerita sesuatu padamu? Sepertinya dia sedang punya masalah. Saat aku ketahuan sedang menatapnya, ia langsung menunduk dan keluar dari cafe. Aku jadi ingin memeluknya Hyung. Aku tidak tega melihat gadis menangis. Apalagi kalau itu Hyun Jin noona yang selalu ceria setiap kali aku bertemu dengannya. Dia sel-…”
Ucapan Jungkook terhenti karena telapak tangan Taehyung yang gemas sekali ingin menutup mulut Jungkook yang tak berhenti mengoceh.
“Kasih aku waktu bicara, Kook. Kau yakin dia menangis?” tanya Taehyung khawatir.
Jungkook menganggukkan kepalanya mengisyaratkan bahwa Hyun Jin memang menangis diam-diam.
“Itu salahku.” gumam Taehyung yang masih terdengar oleh Jungkook.
“Benarkah? Astaga Hyung! Tega sekali kau menyakiti gadis semanis dirinya.” Amarah Jungkook tersulut mengingat kejadian saat Hyun Jin menahan tangisnya di depan orang yang ia kenal.
Taehyung tak merespon amarah Jungkook. Ia memang pantas dimarahi. Ia mengakui bahwa yang ia salah telah berbohong pada Hyun Jin.
“Kau apakan dia Hyung?” interogasi Jungkook dengan wajah memerah.
“Aku membohonginya kemarin.” Balas Taehyung datar membuat Jungkook membulatkan matanya tak percaya.
“Maksudmu?” Jungkook tak mengerti dengan perkataan Taehyung. Matanya mulai memerah, meluapkan amarahnya pada Taehyung walau Taehyung adalah sahabat dekatnya. Jungkook paling tidak suka jika ada gadis yang menangis ataupun tersakiti.
“Kemarin aku bersama Hana. Aku membohongi Hyun Jin.” Jawab Taehyung menampakkan rasa bersalahnya.
“Hana noona lagi? Kalau kau masih menyukai Hana, biar aku saja yang mencoba membahagiakan Hyun Jin noona!” tegas Jungkook mulai kesal.
“Jangan ambil dia! Aku akan melindunginya, Kook!” sergah Taehyung cepat.
Jungkook yang sudah lelah menginterogasi Taehyung bangun dari kasur menuju kamar mandi. “Aku lelah. Aku mengantuk. Kau tidurlah.” Tutur Jungkook sebelum menutup pintu kamar mandi.
Taehyung setia memandangi pintu kamar mandi yang telah tertutup rapat. Ia mengingat perkataan Jungkook beberapa menit yang lalu. Baru tersadar dalam dirinya, bahwa ia benar-benar bodoh telah menyembunyikan kepergiannya ke pantai bersama Hana. Jika ia menjadi Hyun Jin, pastilah dirinya akan marah besar. Namun, dengan herannya Hyun Jin mampu menyembunyikan amarahnya di depan Taehyung. Tergerak dalam hatinya untuk menelpon Hyun Jin. Tak peduli waktu menunjukkan tengah malam, ia ingin memastikan kekasihnya dalam keadaan baik-baik saja. Taehyung mengulum bibirnya seraya menunggu Hyun Jin menjawab teleponnya.
“Halo?” terdengar suara gadis dari handphone Taehyung.
“Hyun Jin ah. Aku merindukanmu.” Celetuk Taehyung cepat. Sedangkan gadis yang ditelepon Taehyung tersenyum dibalik selimutnya.
“Kau belum tidur?” Taehyung membuka pembicaraan lagi karena tak mendengar balasan dari Hyun Jin.
“Aku sudah tidur. Ini peliharaan Hyun Jin yang menjawab teleponmu” balas Hyun Jin memutar matanya malas.
“Merdu sekali suara peliharaan Hyun Jin. Mau tidak jadi kekasihku?” canda Taehyung menahan tawanya. Ia yakin Hyun Jin sedang memasang wajah sebalnya.
“Yak! Taehyung!” teriakan Hyun Jin menggema di kamar Taehyung yang luas. Taehyung memasang mode speaker pada teleponnya.
“Astaga! Peliharaan Hyun Jin mirip dengan pemiliknya.” Canda Taehyung lagi. Sangat senang membuat Hyun Jin jengkel.
“Ini aku, bodoh!” tak tahan Hyun Jin mengeluarkan kata kasarnya.
“Jadi si bodoh ini siapanya Hyun Jin?” tak ingin Taehyung berhenti untuk mengerjai Hyun Jin. Hyun Jin mulai jengkel terduduk keluar dari selimut hangatnya. Ia merasa panas sekarang akibat kekasihnya yang menyebalkan.
“Hei, Tampan!” teriak Hyun Jin lagi memekikkan telinga siapapun yang mendengarnya.
“Iya aku tau aku tampan” balas Taehyung tersenyum kotak walau tak terlihat oleh Hyun Jin.
“Astaga!!!” teriak Hyun Jin membuat Taehyung tertawa keras tak mampu menahan tawanya lagi. Terdengar gerutu tidak jelas dari handphone-nya. Jelas itu gerutu dari Hyun Jin yang sudah kesal di ambang batas.
“Aku ingin melihat wajah kesalmu. Aku Vidcall bagaimana? Aku ingin.” Rayu Taehyung memunculkan senyum smirknya.
“Tidak!” balas Hyun Jin cepat. Taehyung terkekeh dibuatnya.
“Aku ingin menelpon pakai video.” Taehyung mengeluarkan jurus suara manjanya.
“Tidak mau! Wajah bantalku! Aku tidak mau menjawab teleponmu!” teriakan tidak jelas Hyun Jin langsung menutup telepon secara sepihak. Taehyung yang tahu Hyun Jin sengaja menutup telepon tertawa terpingkal-pingkal sampai sprai kasurnya jadi berantakan. Jungkook yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan selembar handuk kecil, menautkan kedua alisnya menyaksikan sahabatnya yang hampir gila itu. Bahkan sudah gila.